Ulasan: Kafe Ajaib yang Memasak Impian - Suyoung Kim

Fimela.com, Jakarta Judul: Kafe Ajaib yang Memasak Impian

Penulis: Suyoung Kim

Ilustrasi: Cho Hea Seung

Alih bahasa: Iingliana

Tata letak isi: Mulyono

Adaptasi sampul: Suprianto

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Walaupun di masa kecilnya ia adalah anak bermasalah yang membangkang dan melarikan diri dari rumah, ia berhasil mewujudkan lebih dari 70 impian di lebih dari 80 negara selama 12 tahun terakhir. Dan penulis Suyoung Kim ingin berbagi kisahnya dengan semua Na Di-ah yang ada di dunia!

“Walaupun kita mengalami banyak kesulitan dalam hidup, selama kita memiliki impian, kita akan menang. Tetapi jika kita tidak memiliki tujuan hidup, kita hanya akan berjalan berputarputar tanpa tujuan. Impianlah yang membuat kita memiliki tujuan hidup.”

Gunakan kekuatan ajaib untuk memasak impianmu dan tekanlah tombol “Start” di dadamu. Tekanlah tombol itu apabila kau menginginkan keberanian! Dan kisah impianmu yang istimewa akan terkuak.

“Kau harus menghargai dirimu sendiri sehingga dunia juga akan menghargaimu. Kalau kau yakin pada dirimu sendiri, impianmu pasti akan terwujud....”

***

" Kenapa orang-orang dewasa mengharuskan kita memiliki impian? Maksudku, bahkan mereka sendiri belum tentu mewujudkan impian mereka."

"Tidak semua orang di dunia ini hidup dengan impian, dan tidak semua orang berhasil mewujudkan impian mereka."

Membicarakan impian selalu menarik. Setiap kali kita ditanya apa impian kita, kita mungkin akan langsung menjawabnya dengan berbagai hal yang menyenangkan. Hanya saja untuk mewujudkannya perlu perencanaan dan upaya yang besar. Dalam buku Kafe Ajaib yang Memasak Impian, Suyoung Kim mengajak kita mengikuti pengalaman seru pertemuan Na Di-ah dengan si Gadis Kaya Impian.

Suatu hari, Di-ah tak sengaja bertemu seekor kucing yang kemudian membawanya ke tempat yang bernama Bumi Bermimpi. Di sebuah kafe yang ada di sana ia bertemu dengan seorang gadis yang mengaku telah menjelajahi hampir 80 negara selama 15 tahun terakhir. Di-ah dan gadis itu pun berteman. Bahkan Di-ah mendapat PR yang harus dikerjakan terkait impian yang dimilikinya.

Di-ah diminta untuk menuliskan daftar impiannya. Tak hanya itu saja, pada pertemuan-pertemuan berikutnya, Di-ah diminta untuk menulis lebih banyak lagi terkait rencananya mewujudkan impian. Dalam setiap pertemuan, Di-ah selalu mendapatkan inspirasi baru dari si Gadis Kaya Impian. Bahkan di tengah kehidupannya yang sulit dengan kondisi kedua orangtuanya yang kadang bertengkar, Di-ah bisa mendapat harapan baru untuk masa depannya.