Sukses

Lifestyle

Ketegaran Seorang Ibu adalah Sumber Kekuatan Anak Perempuannya

Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.

***

Oleh: S - Tangerang

Cerita tentang ibu tidak ada habisnya karena darinya banyak sekali pembelajaran hidup yang aku dapati. Seperti bagaimana menjadi seseorang yang sabar, tekun, dan rendah hati. Kita mungkin mendapati berbagai cerita bagaimana orang yang sukses pernah mengalami periode kelam seperti bangkrut, terlilit utang, mengalami kegagalan bertubi-tubi maupun dikhianati.

Aku sendiri mengalami masa kelam ketika salah satu anggota keluargaku terlilit utang di berbagai tempat. Saat itu ibuku merasa dunianya seakan runtuh yang tergambar melalui tangisannya ketika pertama kali mengetahui kabar tersebut.

Hari-harinya menjadi bahan perbincangan banyak orang di sekitar kami. Berat badan ibuku menyusut seiring berjalannya waktu dan mengalami trauma apabila ada kendaraan yang berhenti di depan rumah. Biasanya ibuku berkata, “Coba lihat siapa yang berhenti di depan rumah kita,” pintanya kepadaku.

Bukan karena ibuku tidak mau menemui siapa pun yang datang ke rumah, tapi ibuku saat itu benar-benar sedang hancur dan hatinya tersayat-sayat mendengar penilaian dari banyak orang tentang keluarganya sendiri.

Ibuku biasanya lemas dan tak ingin makan saat satu per satu penagih utang datang karena utang tersebut tak ia ketahui sebelumnya. Tapi ibuku tetap menyambut baik dengan mendengarkan dan berusaha melunasi. Berawal dari membuat dan menjual makanan yang terbatas hingga kini apa pun makanan yang ia buat pada akhirnya menjadi paling disukai.

Kini dalam waktu sehari, ibuku bisa menerima pesanan makanan berupa brownies, lontong isi, bolu kukus, dadar gulung, dan makanan lainnya dalam jumlah yang tak terbatas selagi ia memiliki waktu untuk membuatnya.

 

Ibuku Memberikan Cinta Sepenuhnya

Aku melihatnya sebagai seseorang yang mengerjakan segala sesuatu dengan hati. Ibuku tidak mengambil untung yang banyak, yang penting pelanggannya tidak kecewa dan merasakan makanan yang enak. Ibuku akan meminta maaf dan berusaha memberikan yang terbaik di kemudian hari ketika ada yang mengomentari kekurangan makanannya.

Darinya aku belajar bagaimana menghadapi masalah. Bukan lari dari masalah karena sejauh apa pun kita berlari dari masalah yang ada, kita akan lelah dan dapat dikejar. “Hadapi dan lunasi,” ucapnya ketika melihat aku sedang menangis memikirkan utang anggota keluargaku.

Di usianya yang hampir setengah abad, rasanya aku kalah semangat dengan ibuku sendiri. Tubuh bertambah kurus yang membuatnya menjadi perbincangan sebagian orang yang tahu mengenai masalahnya justru tak menyurutkan tekadnya untuk melunasi utang.

Ibuku memberikan cinta yang dimiliki kepada anggota keluarga yang berutang, bagaimana pun sulitnya keadaan, ibuku tak menyalahkan apalagi mengusir sumber masalah. Baginya ini adalah ujian hidup yang harus ia jalani.

Berbeda dengan apa yang aku lakukan, aku terus-menerus mengingat keadaan sulit itu hingga kini. Terkadang ketika mendapati satu masalah kecil, gambaran tentang sulitnya keadaan keluargaku kembali muncul. Aku yang saat itu hanya mampu membantu ibu semampuku, menjadikanku berpikir bahwa diriku tak berguna.

Tapi saat ibu memelukku ketika aku berusaha mengakhiri hidup, membuatku bertahan hingga kini. Ibu mengatakan bahwa setiap orang diuji dengan ujiannya masing-masing.

Aku menangis sejadi-jadinya, aku menangis di pelukan ibuku. Mengapa ibu bisa setegar itu? Pertanyaan tersebut lantas membuatku terus bertahan hidup untuk mencari tahu mengapa ibuku kuat menjalani hidupnya yang berliku-liku.

Ibuku Bertahan Demi Buah Hati

Sering aku bertanya, apakah utang bisa lunas? Apakah Ibu tidak akan menyerah dengan keadaan kita? Apakah ibu tidak membenci sumber masalah?

“Ibu akan melunasi utangnya dengan terus membuat dan berjualan kue. Tidak ada sisi baik dengan membenci, yang ada kita menjadi tidak tenang karena kebencian itu melekat di hati juga pikiran setiap waktu.”

Jawaban ibu terbukti, pada detik ini langganan kuenya semakin meluas dan utang pun lunas. Ibuku bilang bahwa anak-anaknya yang menjadi motivasi untuk terus maju menghadapi segala sesuatu.

Ibuku sekarang tidak lagi mempedulikan bagaimana orang menilainya dan aku pun menjadi mengenali diriku sendiri. Melalui kue yang dibuat, ibuku memberikan cintanya dan melalui tulisan yang aku buat, aku menceritakan kisah bagaimana ibuku menjadi motivasiku untuk terus bertahan hidup.

Aku ingin terus menulis seperti ibuku yang terus membuat dan berjualan kue untuk menjadikan lingkungan sekelilingnya bahagia. Ibuku juga mengingatkan bahwa Tuhan senantiasa bersama kita. Aku tidak akan menyerah seperti yang sebelumnya, karena aku percaya ucapan Ibuku, “Tuhan senantiasa bersama kita.”

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading