Sukses

Lifestyle

Mama Selalu Mendampingiku di Titik Terendahku Berdamai dengan Anxiety Disorder

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: CHZ - Jakarta

Hai! Pertama, saya mau memastikan bahwa kita sepakat kalau sosok ibu, mama, bunda, biyung atau apa pun panggilanya adalah seseorang luar biasa untuk setiap anak. Setuju? Untuk saya tentu jawabannya, ya. Mama adalah orang paling berjasa dalam hidup saya. Kalimat ini mungkin terdengar klise saat dibacakan, tapi salah satu tujuan hidup saya adalah membahagiakannya. Terlepas beliau punya banyak salah dalam pandangan sekitar (seperti menyuapi saya makan kurang dari 6 bulan atau dengan memarahi saya habis-habisan ketika sebenarnya kelelahan), beliau tetap yang terhebat. Kali ini saya mau berbagi cerita tentang bidadari yang satu ini.

Saya menulis ini bukan karena saya tidak sayang papa lho ya, mereka adalah pasangan paling ajaib untuk saya. Lalu saya, mungkin akan jadi tambahan beban untuk mereka. Sebelumnya mungkin saya harus menjelaskan bahwa saya adalah seorang dengan anxiety disorder. Ini semacam gangguan mental dimana saya punya kecemasan berlebih termasuk rasa takut dan khawatir sampai akhirnya berpengaruh pada kehidupan saya.

Tenang, saat saya menulis ini keadaan saya ada pada fase sangat sadar dan baik-baik saja. Awal mulanya, kedua orangtua saya meyakinkan saya untuk menemui seorang psikiater setelah merasa ada yang berbeda dari saya. Sejujurnya saat itu saya memang merasa tidak baik-baik saja dan butuh pertolongan, tapi kegelisahan saya terhadap "kata orang" membuat saya bungkam lebih lama. Hmmm menyebalkan ya?

Orangtua saya mendampingi saya saat ada titik terendah. Beliau menerima bahwa hidupnya bisa jadi tidak akan lagi sama. Alih-alih bermusuhan, saya rasa mereka malah cepat bersahabat dengan gangguan yang satu ini. Terutama mama, hampir tiap sepertiga malam ia ada di samping tempat tidur saya, menyebut saya dalam doanya sambil menenangkan saya yang sering terbangun dan merengek manja.

 

 

Meyakinkan Saya untuk Bisa Baik-Baik Saja

Berkali-kali beliau harus bolak-balik menjemput saya yang saat itu berbeda kota, tidak peduli bagaimana beliau menanggung lelahnya. Beliau juga yang menghadapi saya yang tiba-tiba terlihat harus dilarikan ke rumah sakit padahal pemeriksaan medis sepenuhnya baik-baik saja. Saya bisa  menjadi orang paling menyebalkan di dunia yang sebentar saya bahagia, lalu seketika bisa menangis penuh drama. Mama dan papa seringkali hanya menertawakan setiap perasaan insecure saya yang muncul begitu saja, mereka mencintai saya dengan sangat bagaimanapun kacaunya saya. Betapa saya beruntung memiliki mereka.

Salah satu cara untuk saya tidak "kambuh" adalah menjadi manusia paling santai sedunia. Saya tidak banyak berpikir dan memikirkan apapun. Saat itu, mama yang paling mengerti bagaimana mendampingi saya. Kami sering berjalan-jalan saat sore tiba, tidak jauh hanya keliling komplek rumah saja. Kebetulan rumah kami masih tergolong pemukiman yang punya lahan hijau, jadi yang dilihat bukan tembok sepanjang mata memandang.

Kadang kami duduk di pinggiran jalan sembari mencabut beberapa alang-alang untuk sekadar bermain-main tangan. Mama selalu percaya bahwa saya akan selalu baik-baik saja. Tidak jarang beliau bercerita tentang masa mudanya, mimpi-mimpinya sampai cerita cintanya. Kekuatan yang beliau bagi dari tiap ceritanya membuat saya ikut meyakini percayanya. Kemudian malam kami akan ditutup kecupan di dahi.

Untuk mama, jiwa saya mungkin terganggu tapi hati saya sangat paham betapa saya mencintaimu. Terima kasih sudah bersedia menerima laki-laki aneh yang akhirnya menjadi papa saya, terima kasih bertahan saat mengandung saya walau ngidamnya rujak bebek di ujung kota, terima kasih sudah bersedia selalu ada untuk saya dan keluarga kita. Terima kasih karena mama dengan hebatnya bersahabat dengan anxiety disorder yang satu ini. Semoga mama selalu bahagia, dan saya harap saya salah satu alasannya.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading