Sukses

Lifestyle

Menemani Ibu Hingga saat Terakhirnya, Kini yang Tersisa adalah Rindu

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: Linda Mustika Hartiwi - Banyuwangi

Ada banyak kenangan tentang ibu yang sampai kini lekat dalam ingatanku dan membuatku selalu rindu kepada ibu. Di mataku ibuku adalah sosok wanita hebat yang sederhana, sabar dan ikhlas dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga.

Ibu pernah bercerita kalau bersekolah hanya sampai lulus sekolah dasar (SD). Bukan tanpa alasan mengapa ibu tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kakek melarang ibu melanjutkan sekolah karena kakek beranggapan bahwa seorang wanita itu setelah menikah akhirnya akan berkutat dengan kehidupan keluarganya seperti melahirkan serta mengasuh anak, memasak, menyapu, mencuci, menyetrika dan banyak rutinitas lain yang dilakukan sehari-harinya. Kakek menyampaikan kepada ibu untuk apa sekolah sampai jenjang yang tinggi kalau akhirnya menjadi seorang ibu rumah tangga? Ibu yang waktu itu menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan ke SMP hanya bisa terdiam dan patuh kepada apa yang dikatakan oleh orang tua. Nenek juga tidak mampu membantu ibu untuk meyakinkan kakek tentang keinginan ibu.

Walaupun ibu hanya lulusan SD, tapi ibu mempunyai pengetahuan yang luas. Ibuku suka membaca dan melihat acara berita atau pengetahuan mengenai apa saja di televisi. Tinggal di daerah perkebunan karena harus mendampingi ayahku yang berdinas di daerah perkebunan karet dan kopi dengan suasana kehidupan yang tenang, tidak membuat ibu lantas malas untuk menambah pengetahuan serta wawasan. Ibuku sering menjadi pemenang dalam lomba-lomba yang diadakan seperti lomba merias diri, lomba berbusana nasional (rambut disanggul, mengenakan kebaya dan kain panjang ), lomba memasak serta lomba lain yang penilaiannya diambil dari peran wanita. Aku ingat aku ikut bangga dengan kemenangan ibu dalam lomba-lomba yang dimenangi ibu hingga terselip sebuah cita-cita di hati untuk bisa menjadi wanita hebat seperti ibu.

 

Banyak Pelajaran Hidup yang Kudapat dari Ibu

Aku juga ingat ibu yang selalu telaten mendampingi aku dan adik saat belajar di rumah. Kalau ada materi pelajaran yang sulit untuk dipahami, aku dan adik menanyakannya kepada ibu. Ibu akan memberikan penjelasan yang mudah dimengerti. Kalaupun ada pertanyaan yang sulit untuk dijawab, ibu dengan bijak mengatakan untuk menanyakan lebih lanjut kepada guru di kelas. Dengan bimbingan ibu di rumah saat melakukan pembelajaran di rumah, aku dan adik tidak tertinggal oleh teman sekelas. Tak jarang aku dan adik masuk dalam peringkat terbaik di sekolah.

Ibuku juga seorang wanita yang mengutamakan keluarga di atas segalanya. Ibu tidak pernah mengeluh saat pagi sudah bangun dari tidur dan memasak menu sarapan atau makan pagi untuk ayah yang harus berangkat pagi ke kantor juga aku dan adik berangkat ke sekolah. Ibu berprinsip bahwa dalam mengawali kegiatan yang dilakukan sebaiknya sarapan dulu. Aku ingat dengan menu sederhana yang dimasak oleh ibu demi tersedianya sarapan untuk keluarga. Tahu dan tempe menjadi santapan nikmat menemani sayur sebagai lauk sehari-hari. Atau kadang bervariasi dengan lauk parutan kelapa muda dicampur garam atau petis secukupnya menemani nasi di piring. Ibu selalu berusaha menyiapkan makanan untuk keluarga demi terpenuhinya kebutuhan sarapan di pagi hari.

Sikap ibu yang tidak pernah mengeluh juga dilakukan ibu saat memasak untuk makan siang dan makan malam, saat melakukan kegiatan menyapu di dalam rumah maupun halaman rumah, saat mencuci baik baju atau peralatan rumah tangga, saat menyetrika baju, saat berkebun, saat merawat jika ada anggota keluargaku yang sakit atau saat mengerjakan kegitan lainnya. Ibu mengerjakan semua dengan ikhlas dan sabar.

Ibuku juga menjadi tempat yang nyaman dan teduh bagiku untuk bercerita mengenai apa saja yang aku alami baik saat aku sedih atau saat aku gembira Kata-kata ibu yang bijak membuatku tegar mengatasi kesedihanku juga membuatku untuk mampu menahan diri dalam kegembiraanku. Ibu mengajariku untuk senantiasa bersabar dan bersyukur dalam menjalani kehidupan.

Beragam pengajaran hidup yang ibu ajarkan melalui tindakan nyata yang ibu lakukan dalam keseharian, membuat ibu tegar saat harus menjalani operasi kanker payudara sampai enam kali dalam kurun waktu lima tahun. Kekuatan serta semangat ibu untuk berjuang melawan sakit kanker payudara membuat aku kagum. Senyum selalu menghias wajah ibu seolah menyiratkan bahwa keadaannya baik-baik saja agar tidak ada sedih di hatiku, adik dan ayah yang takut kehilangan ibu oleh penyakit mengerikan itu.

Kini yang Tersisa adalah Rindu

Hingga di penghujung tahun 2012 silam, ada benjolan di bagian tubuh ibu yang harus diangkat melalui tindakan operasi namun ibu menolak untuk melakukan operasi ke tujuh kalinya. Ibu mengatakan sudah lelah dan pasrah akan takdir Tuhan untuk ibu. Ada perih di hatiku namun aku tak mampu untuk memaksa ibu menjalani operasi lagi. Aku mengerti dengan keputusan ibu karena ibu yang menjalani dengan ujian sakit yang diberikan Tuhan kepada ibu.

Sampai akhirnya sakit kanker ibu menyebar ke bagian tubuh yang lain dan ibu kehilangan kesadaran. Aku menemani ibu di rumah sakit selama dua minggu dalam kebisuan karena ibu tidak pernah terjaga dari tidur lelapnya yang aku tahu akibat dari obat yang diberikan oleh dokter agar ibu tidak merasakan sakit. Aku menunggu ibu dalam kesedihan serta linangan air mata yang sulit kubendung karena aku tahu dari dokter bahwa sakit ibu sudah stadium akhir dan aku harus banyak berdoa untuk kesembuhan ibu.

Walau ibu tak pernah menyapaku dalam tidurnya, sering kubisikkan di telinga ibu kalau aku menyayanginya dan aku ingin ibu sembuh. Hingga akhirnya di pagi dini hari itu, setelah ibu sekejap membuka mata seakan mengatakan sesuatu kepadaku, ibu pergi memenuhi panggilan Tuhan. Mungkin ibu ingin mengatakan selamat tinggal kepadaku. Tangisku pecah memecah keheningan di ruang ICU namun aku harus ikhlas dengan kepergian ibu untuk selamanya.

Kesabaran serta keikhlasan ibu dalam membimbing membuat aku menjadi tahu dan mengerti tentang gelombang kehidupan yang harus kuhadapi kapan saja. Tentang bagaimana aku menjalani kehidupan sebagai seorang anak yang berkewajiban untuk patuh dan mewujudkan harapan orang tua dengan menuntaskan pendidikan serta menjadi seorang istri yang baik juga ibu yang baik bagi anak-anakku.

Terima kasih ibu, untuk semua yang ibu berikan dan ajarkan kepadaku. Akan kujadikan bekal dalam menjalani kehidupanku. Akan kusimpan semua kenangan indah bersama ibu dan selalu ada rindu untuk ibu. Semoga ibu selalu dalam kedamaian. Amin.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading