Sukses

Lifestyle

WHO Tingkatkan Status Virus Corona Jadi Pandemi

Fimela.com, Jakarta Virus Corona COVID-19 berubah status. Kini WHO telah meningkatkan statusnya menjadi pandemi. Hal ini berkaitan dengan jumlah kasus yang terinfeksi. Hingga saat, virus corona sudah menginfeksi lebih dari 118.000 kasus yang terjadi di 110 negara di seluruh dunia,

Seperti yang dikutip dari Liputan6.com, "Ini tidak hanya krisis kesehatan masyarakat, ini krisis yang akan mempengaruhi setiap sektor," ujar Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur-jenderal WHO, seperti dilansir Time. Sehingga setiap sektor dan setiap individu harus berpartisipasi dalam pertarungan ini."

Pandemi sendiri mengaarah kepada istilah seni daripada sains. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Anthony Fauci, direktur National Institue of Allergy and Infectious Diseases pada Februar lalu. Hal ini dikarenakan berada di batas semantik.

“Pandemi bukanlah kata untuk digunakan dengan ringan atau sembrono. Ini adalah kata yang jika disalahgunakan, dapat menyebabkan ketakutan yang tidak masuk akal, atau penerimaan yang tidak dapat dibenarkan bahwa pertarungan telah berakhir, yang mengarah pada penderitaan dan kematian yang tidak perlu," kata Dr. Tedros pada 11 Maret.

"Pernyataan pandemi ini tidak mengubah penilaian WHO terhadap ancaman yang ditimbulkan COVID-19. Serta tidak mengubah tindakan WHO dan setiap negara yang harus dilakukan dalam menangani masalah," Ungkapnya.

Apa yang dimaksud dengan pandemi?

Pandemia dalah wabah penyakit yang terjadi secara global. WHO juga menyatakan bahwa pandemi tidak berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit, jumlah korban, jumlah orang yang terinfeksi, namun lebih kepada penyebaran geografisnya.

Pandemi mengacu pada epidemi yang menyebar pada beberapa negara dan mencakup jumlah orang yang cukup besar. Pandemi dinyatakan saat penyakit baru yang tidak ada kekebalan terhadap penyakit tersebut dan menyebar di seluruh dunia di luar dugaan.

Selama ini, sudah tercatat sebanyak 4 kali kasus pandemi di dunia. Sebelum terjadi virus corona atau COVID-19, terjadi H1N1 yang dikenal dengan flu babi pada tahaun 2009 yang merenggut nyawa sebanyak 575,400 jiwa di seluruh dunia. Kejadian ini berlangsung hingga Agustus 2010, lalu berakhir menjadi flu yang terjadi pada umumnya. lalu ada pandemi di tahun 1957-1958, pandemik 1968, dan pandemik 1918.

Tahun 1981 adalah kejadian terparah sepanjang sejarah karena menginfeksi sepertiga populasi di dunia hingga 50 juta orang meninggal dunia.

Perubahan COVID-19 setelah jadi pandemi

Hal yang harus diingat adalah selalu menerapkan pola gaya hidup bersih dan sehat. Setidaknya lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptik dengan benar, menggunakan hand sanitizer, dan beretika saat batuk dan bersin.

Saat tubuh merasa kurang sehat, maka upayakan untuk ke dokter, atau hindari tempat ramai untuk sementara waktu. Hal lainnya yang harus dihindari adalah dengan meminimalisir menyentuh wajah terlalu sering. Hal ini mampu membawa virus masuk ke dalam tubuh. Dengan langkah ini, maka setidaknya tubuh akan lebih sehat terjaga.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading