Sukses

Lifestyle

Mengenal Avigan dan Choloroquine yang Dipesan Jokowi untuk Atasi Pandemi Covid-19

Fimela.com, Jakarta Kabar terkini menyatakan bahwa jumlah korban yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 1.046 orang dengan rincian 87 orang meninggal dan 46 diantaranya dinyatakan sembuh (27/3), dilansir dari Merdeka.com. Melihat berita tersebut kita mengetahui bahwa Covid-19 berada dalam kondisi yang sangat mengkhawatirkan karena hamper setiap hari selalu ada 100 pertambahan kasus.

Seluruh masyarakat diliputi rasa was-was terhadap pandemi ini, karena penyebarannya sangat cepat dan dapat menimpa siapa saja. Baru-baru ini Presiden Jokowi mengumumkan bahwa Pemerintah sudah memesan jutaan obat Choloroquine dan Avigan. Kedua obat tersebut dipesan dalam rangka penanganan Covid-19.

Chloroquine dan Avigan dipesan untuk membantu kesehatan pasien yang terinfeksi Covid-19. Bukan merupakan antivirus Covid-19 tetapi beberapa negara sudah menguji coba. Hasil riset yang dilakukan di China dan Amerika menyebutkan bahwa pasien Covid-19 mengalami perbaikan kondisi sampai dinyatakan sembuh setelah mengkonsumsi Chloroquine. Untuk lebih jelasnya, kali ini Fimela.com akan membahas kedua obat yang disinyalir mampu mengobati pasien Covid-19, berikut pemaparannya.

Penjelasan Tentang Chloroquine

Choloroquine sebenarnya sudah sejak lama diproduksi di Indonesia, obat ini diproduksi oleh PT. Kimia Farma Tbk. Pada tahun 1940, obat ini pertama kalinya dikembangkan untuk mencegah dan mengobati penyakit malaria. Melalui percobaan medis, dapat diketahui bahwa obat ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis virus seperti, chikungunya dan influenza.

Sementara itu, pada bulan Februari lalu, beberapa rumah sakit di China berusaha melakukan uji coba Chloroquine kepada lebih dari 100 pasien yang terinfeksi Covid-19. Hasilnya memuaskan, gejala pneumonia pada pasien Covid-19 mereda secara perlahan, pemulihan pasien pun menjadi lebih cepat. Penelitian lain pun dilakukan oleh Peneliti Perancis, dikonsumsi 20 pasien Covid-19, obat ini mampu mengobati dalam waktu 6 hari.

Dilansir dari Bola.com (22/3) bahwa Robin May selaku professor penyakit menular dari University of Birmingham menyebutkan proses kerja Choloroquine belum dapat dipahami dengan baik. Namun, ia berspekulasi bahwa proses yang disebut "endositosis", yaitu virus masuk ke inang, mungkin ada hubungannya dengan itu. Spekulasi lain berpendapat bahwa obat ini mampu mengubah kemampuan virus yang mengikat bagian luar sel inang untuk masuk.

Sayangnya, pernyataan meragukan mengenai Choloroquine justru diungkapkan oleh Society of Critical Care Medicine di Amerika. Menurutnya, kemampuan obat ini masih sangat diragukan karena hasil uji coba yang ada di China tidak memaparkan data percobaan.

Selain itu klaim dari peneliti Perancis ikut diragukan karena jumlah sample tidak banyak. Pihaknya memastikan sampai saat ini bukti belum cukup kuat untuk memberikan klaim bahwa Choloroquine dapat mengobati Covid-19. 

Penjelasan Tentang Avigan

Obat kedua yang dipesan dan diklaim mampu mengobati Covid-19 adalah Avigan atau Favipiravir. Avigan merupakan obat antivirus yang dikembangkan di Jepang, pertama kali dikembangkan oleh Fujifilm Toyama Chemical pada tahun 2014. Awalnya, obat ini dikembangkan untuk mengobati penyakit Influenza, kemudian obat ini ternyata mampu mengobati pasien penyakit Ebola.

Pemerintah China mengabarkan bahwa Avigan berhasil mengobati pasien positif Covid-19 yang berada di Wuhan dan Shenzhen, berita ini diumumkan pada Selasa lalu (17/3). Avigan diuji coba kepada lebih dari 320 pasien. Melalui uji coba tersebut didapatkan hasil bahwa Avigan mampu mempercepat waktu pemulihan dan memberbaiki kondisi paru-paru pasien Covid-19.

Berita baiknya adalah Avigan tidak memiliki efek samping sehingga Pemerintah China menerapkan kebijakan untuk memasarkannya secara luas. Dengan harapan kedua obat ini mampu menjadi penekan angka korban Covid-19 yang kian hari terus bertambah.

Avigan dan Choloroquine Hanya Obat Sementara

Melihat pemaparan sebelumnya, Avigan dan Chloroquine masih diragukan oleh banyak pihak dalam upaya mengobati pasien Covid-19. Walaupun begitu, Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan lain untuk tetap memesan kedua obat tersebut dalam jumlah yang banyak. Pemerintah Indonesia berpegang pada pengalaman negara lain yang telah melakukan uji coba.

Achmad Yurianto selaku Juru Bicara Pemerintah dalam penanganan Covid-19 pun telah memberikan klarifikasi bahwa kedua obat yang dipesan bukan obat pencegah virus corona. Avigan dan Choloroquine menjadi obat sementara yang diharapkan mampu memberikan hasil memuaskan dan dapat menekan angka korban Covid-19.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading