Sukses

Lifestyle

Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Inilah Panduan Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri di Rumah Beserta Doanya

Fimela.com, Jakarta Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan penentuan 1 Ramadan 1441 Hijriyah akan ditentukan pada 23 April 2020. Penentuan awal bulan Hijriah sendiri didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Perihal tersebut, BMKG menyampaikan informasi bahwa Hilal saat Matahari terbenam, pada hari Kamis, tanggal 23 April 2020 M sebagai penentu awal bulan Ramadan 1441 H.

Melihat informasi diatas didapatkan kesimpulan bahwa bulan puasa akan terjadi dibulan April. Sayangnya, momen ramadan kali nampaknya tidak bisa dirayakan seperti pada tahun-tahun sebelumnya mengingat pandemi Covid-19 masih belum bisa dikendalikan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kemenag sudah memberikan himbauan kepada masyarakat khususnya umat muslim untuk melaksanakan segala ibadah bulan ramadan dilaksanakan di rumah. Hal ini perlu dilakukan mengingat keselamatan dan keamanan seluruh masyarakat dan juga merupakan upaya untuk memutus rantai penyebaran.

Dilansir dari laman NU Online, sholat tarawih dapat dilakukan sendiri di rumah apabila memenuhi beberapa kriteria seperti usia sudah uzur, hujan yang dapat membasahi pakaian, datangnya salju, cuaca dingin, sakit berat, hingga kekhawatiran atas gangguan keselamatan jiwanya.

Maka dari itu, apabila pandemi Covid-19 ini masih berlanjut sampai pada bulan ramadan, maka sholat tarawih bisa dilaksanakan di rumah. Fimela.com pada artikel ini akan menjelaskan panduan tata cara sholat tarawih sendiri di rumah beserta doanya. Simak penjelasannya berikut ini.

Hukum Sholat Tarawih

Sholat tarawih dilaksanakan pada malam bulan ramadan yaitu setelah shalat isya sampai sebelum terbitnya fajar. Jumlah rakaatnya bisa 8 atau 20 rakaat kemudian dilanjutkan dengan sholat witir sejumlah 3 rakaat. Mengenai hukum shalat tarawih, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a disebutkan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَلَّى فِى الْمَسْجِدِ ذَاتَ لَيْلَةٍ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنَ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَ النَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ « قَدْ رَأَيْتُ الَّذِى صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ ». قَالَ وَذَلِكَ فِى رَمَضَانَ.

Bahwasanya Rasulullah Saw pada suatu malam hari sholat di masjid, lalu banyak orang sholat mengikuti beliau, kemudian beliau sholat pada malam berikutnya dan orang-orang bertambah banyak, lalu pada hari ketiga dan keempat orang-orang banyak berkumpul menunggu Nabi, namun Nabi tidak keluar (tidak datang) ke masjid. Ketika pagi hari, Nabi bersabda: “sesungguhnya aku melihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali kalau sholat ini diwajibkan kalian”. Dan berkata: “hal itu terjadi pada bulan Ramadlan”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Melalui hadis tersebut dapat diketahui bahwa shalat tarawih hukumnya bukan wajib. Hal ini bisa dilihat saat Nabi Muhammad SAW tidak mendatangi masjid pada malam ke-3 dan ke-4 karena melihat antusias kaum muslimin yang semakin bertambah. Nabi Muhammad SAW khawatir mereka akan mengira shalat tarawih diwajibkan atas mereka.

Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri di Rumah

Melihat kondisi yang masih belum kondusif dan aman akibat pandemi Covid-19, sholat tarawih dapat dilaksanakan di rumah. Hal ini diperbolehkan karena dikhawatirkan apabila dilaksanakan di tempat umum dikhawatirkan menimbulkan gangguan keselamatan. Bagi kamu yang akan menjalankan sholat tarawih sendiri di rumah, berikut tata caranya,  silahkan melafalkan niat ini :

Ushallu Sunnatat tarawihi ra'atayni mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala.

Seperti yang disinggung sebelumnya, dalam melaksanakan sholat tarawih terdapat dua pendapat mengenai jumlah rakaatnya, yaitu 8 rakaat dan 20 rakaat. Meskipun begitu, kedua pendapat tersebut memiliki dalil yang sama-sama kuat.

Berikut ini tata cara sholat tarawih secara keseluruhan yang dilakukan sendiri di rumah yang telah dilansir dari berbagai sumber.

  1. Mengucap niat Sholat Tarawih.
  2. Niat di dalam hati saat takbiratul ihram.
  3. Mengucap takbir saat takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
  4. Membaca ta'awuz dan surah Al-Fatihah, kemudian diikuti salah satu surah dalam Al- Quran.
  5. Rukuk.
  6. I'tidal.
  7. Sujud pertama.
  8. Duduk diantara dua sujud.
  9. Bangkit dari duduk, kemudian mengerjakan rakaat yang kedua dengan gerakan yang sama.
  10. Salam pada rakaat kedua.
  11. Istighfar dan membaca kamalin.

Setelah selesai melaksanakan sholat tarawih, maka langsung dilanjutkan dengan shalat witir sebanyak 3 rakaat yang diikuti 1 salam. Berikut ini lafal bacaan niat shalat witir:

Ushalli sunnatal witri tsalaasa roka'aatain mustaqbilal qiblati lillahi ta'ala

Artinya: "Aku niat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."

Doa Sesudah Sholat Tarawih

Sesudah melaksanakan sholat tarawih biasanya diiringi dengan membaca doa. Doa sesudah sholat tarawih merupakan satu dari sekian banyak amalan yang dapat ditunaikan saat bulan ramadan. Ada doa setelah sholat tarawih yang lazim dibacakan oleh para ulama, doa ini sering disebut dengan doa kamilin. Berikut bunyi doa kamilin:

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Selain itu ada pula dzikir yang selalu dipanjatkan usai sholat tarawih. Dianjurkan untuk membaca doa tersebut sebanyak tiga kali. Berikut lafalnya:

"Subhaanal malikil qudduus

Rabbil malaaikati warruuh."

Artinya:

"Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan. Tuhan pada malaikat dan ruh."

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading