Sukses

Lifestyle

Benarkah Depresi Disebabkan karena Turunan?

Fimela.com, Jakarta Major dipressive disorder (MDD) atau yang lebih dikenal dengan Gangguan Depresi Mayor (GDM), merupakan suatu gangguan suasana hati atau mood disorder. Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang banyak diidap orang di dunia. Di Amerika Serikat saja, tulis Insider, terdapat 19 juta remaja dan dewasa yang mengidap depresi. 

Ditandai dengan beberapa gejala umum seperti perasaan sedih mendalam, putus asa, hampa, dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas yang tadinya disukai, depresi memiliki beragam jenis. Salah satunya, depresi yang diturunkan lewat genetik. 

Dengan kata lain, jika salah satu anggota kelurga mengalami MDD, maka ada kemungkinan generasi selanjutnya juga mengalami hal yang sama. Meskipun faktor genetik pada beberapa kasus sangat kuat, lingkungan dan juga gaya hidup juga merupakan faktor yang memperbesar risiko seseorang mengalami depresi

Faktor Turunan

Seberapa besar faktor keturunan ini? Insider mewartakan, jika salah satu orangtua atau saudara kandung mengalami depresi, kamu memiliki risiko 20-30% mengalami depresi. 

Unsur heritabilitas atau keturunan dalam perkembangan depresi ini mengacu pada seberapa banyak gen dalam tubuhmu berperan dalam berbagai sifat. Studi pada anak kembar pada tahun 2009 oleh University of Washington Twin Registry memperkirakan heritabilitas depresi mencapai 58% di antara 1.064 pasangan kembar perempuan.

Sementara, studi pada anak kembar lainnya tahun 2006 yang dilakukan di Swedia menunjukkan kalau 42% perempuan mengalami MDD karena faktor keturunan, sementara itu kemungkinan diturunkan kepada pria hanya 29%. 

"Kami tahu, memang ada faktor genetik, namun kita juga tahu ada faktor-faktor lainnya yang terkait," kata psikiater asal Portland, Renee Witlen, MD, kepada Insider. 

Karena itu, Sahabat Fimela tidak perlu khawatir karena masih ada banyak faktor selain keturunan bagi seseorang untuk mengalami gangguan depresi mayor. Yang penting, kamu harus memeriksakan dirimu kepada psikolog atau psikiater, dan tidak melakukan self diagnose. 

#ChangeMaker

Simak Video Berikut

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading