Sukses

Lifestyle

Benar Nggak Sih Kalau Obat Covid-19 Sudah Ditemukan? Bongkar Faktanya Dulu, Yuk!

Fimela.com, Jakarta Situasi pandemi yang masih berlanjut sampai hari ini membuat banyak pihak begitu menantikan kehadiran obat dan vaksin Covid-19. Nggak heran saat kabar kalau obat Covid-19 sudah ditemukan oleh seorang peneliti independen bernama Hadi Pranoto, pernyataannya langsung bikin geger masyarakat. Apalagi kabarnya obat tersebut sudah berhasil menyembuhkan ratusan ribu orang yang terinfeksi. Tapi, benarkan demikian?

Sebagai generasi masa kini, ada baiknya untuk menggali lebih dalam dan melakukan cross check terhadap data-data yang ada. Jadi, sebenarnya bagaimana sih status obat Covid-19 itu sendiri?

Belum Ada Rekomendasi Obat untuk Covid-19

Pandemi jelas membuat harapan temuan obat Covid-19 jadi semakin besar. Tapi, tetap perlu diperhatikan fakta-fakta ilmiahnya dan semua obat harus melalui uji klinis dan prosedur yang tepat. Hingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia atau WHO sendiri belum memberikan rekomendasi apapun terkait dengan obat Covid-19.

Berbagai negara di dunia masih berusaha mencari dan menemukan obat Covid-19 agar bisa memutus rantai pandemi ini. Nggak terkecuali Indonesia yang turut melakukan uji coba, salah satunya dengan bahan herbal alami asli Indonesia seperti jahe merah. Bahan yang satu ini secara empiris memiliki efek anti inflamasi dan analgesik. Beberapa penelitian preklinis juga pernah dilakukan untuk indikasi daya tahan tubuh. Namun, belum ada uji ilmiah terkait efektivitas jahe merah untuk menjaga daya tahan tubuh pada kasus Covid-19. Inilah yang kemudian mendorong Bintang Toedjoe mendukung uji klinis terhadap jahe merah, dalam rangka upaya mempercepat penanganan Covid-19 di tanah air.

Uji Klinis Jahe Merah Sebagai Kandidat Imunomodulator

Uji klinis terhadap kandidat herbal yang juga mengandung jahe merah dan bahan herbal lainnya sudah selesai dilakukan oleh LIPI pada 16 Agustus 2020 lalu. Tim peneliti LIPI melakukan pengujian terhadap kandidat imunomodulator yang berasal dari tanaman herbal asli Indonesia untuk pasien Covid-19, salah satu komposisinya adalah jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum). Data hasil uji klinisnya sendiri sudah dikirimkan kepada Badan POM selaku regulator.

“Uji klinis immunomodulator dengan bahan asli dari keanekaragaman hayati Indonesia merupakan yang pertama yang dilakukan secara independen serta melibatkan banyak pihak untuk memastikan obyektifitas dan akurasinya terjaga,” jelas Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko di Jakarta pada Senin (17/8) yang dilansir dari situs lipi.go.id.

Selanjutnya, ia juga menjelaskan jika produk immunomodulator ini berhasil dinyatakan berkhasiat oleh Badan POM, maka bisa menjadi fitofarmaka.

“Jika menjadi fitofarmaka, maka produk immunomodulator itu dapat diproduksi massal dan diresepkan oleh dokter untuk dipakai dalam penanganan pasien. Tentunya dengan harga relatif jauh lebih murah karena formula dan bahan baku lokal," ungkap Handoko.

Cek Fakta Obat yang Diklaim Hadi Pranoto

Jika jahe merah saja membutuhkan proses panjang sebelum bisa mendapatkan pernyataan berkhasiat untuk Covid-19, lalu gimana dengan obat yang diklaim oleh Hadi Pranoto? Pada dasarnya, semua bahan dan obat yang diklaim harus melalui proses uji klinis dengan prosedur yang tepat.

Merespon hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih mengatakan hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh pakar kesehatan.  

“Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari IDI maupun BPOM terkait obat yang dapat menyembuhkan COVID-19. Baik obat maupun herbal, perlu diuji terlebih dahulu dan melewati serangkaian tahapan penelitian sebelum dapat di klaim mampu menyembuhkan COVID-19.” ujarnya.

Untuk membuktikan khasiat obat dari Hadi Pranoto itu sendiri, beberapa pihak siap melakukan pengecekan fakta secara obyektif dan transparan. Paparan tentang rencana Uji klinis ini bisa diikuti oleh seluruh masyarakat dalam sesi webinar yang akan digelar pada 31 Agustus 2020.  Mengahadirkan kepala Badan POM, Kepala LIPI, Ketua PB IDI sebagai narasumber

Webinar yang bertajuk Hoax atau Fakta, Uji Klinis Jahe Merah sebagai Immunomodulator Covid-19 ini akan menghadirkan Kepala Badan POM Dr. Ir. Penny K. Lukito, Kepala LIPI  MCP, Dr. Laksana Tri Handoko, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Daeng M. Faqih, SH, MH, serta Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Simon Jonatan. Link pendaftaran untuk para dokter bisa dilakukan di sini untuk mendapatkan SKD IDI. Sementara itu, pendaftaran untuk peserta umum bisa dilakukan dengan klik di sini.

Saksikan live streamingnya pada Senin, 31 Agustus 2020 pukul 14.00 - selesai di Liputan6 dan Vidio. Pastikan stay tune terus supaya bisa cek fakta secara tepat dan akurat ya!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading