Sukses

Lifestyle

Kisah Nyata, Berjuang Hadapi Dimensia Sang Anak, Seorang Ibu Lakukan Upaya Mengharukan

ringkasan

  • Seoranag anak didiagnosa menderita dimensia saat berusia 6 tahun.
  • Menderita dimensia, sang ibu upayakan hal mengharukan untuk habiskan waktu dengan sang anak.

Fimela.com, Jakarta Seperti ibu lainnya, Adele menyangka anak perempuan yang ia miliki memiliki keterbatasan IQ saat sulit memahami instruksi dasar dalam kesehariannya. Namun ternyatam dokter mendiagnosa sebuah penyakit langka yakni dementia.

Seperti yang dilansr dari The Sun, seorang anak dengan dimensia bisa hidup normal hingga usia 20 tahun. Namun fakta inilah yang jadi ketakutan terbesar sang ibu, Adelle. Ia takut anaknya akan melupakannya dan hidup dalam kesendirian dengan penyakit yang dideritanya.

Setipa harinya, Adele selalu berusaha untuk menghabiskan waktu dengan sang anak. Ia terus berupaya agar bisa menghabiskan waktu bersama di dalam keterbatasan yang ada.

Kisah ini dibagikan oleh Adele melalui akun facebook page bernama Molly's Fight Againts Battens.

Dukungan yang luar biasa

Sejak saat itu dukunganpun sangat luar biasa. Adele dihubungi oleh beberapa orangtua yang memiliki kondisi anak yang sama. Hal ini tentu sangat membantu Adele semakin semangat menjalani hidup.

Saat Molly diketahui mengalami diagnosa ini, saat itu usianya memasuki 6 tahun. Kala itu, sang guru khawatir dengan sikap Molly yang sulit mengikut aturan dan rutnitas yang ada. Kemampuan membaca, menulis, di bawah rata-rata.

Awalnya, Adele menyangka juga Molly mengidap Autisme atau ADHD hingga akhirnya ia menjalani rangkaian tes untuk menemukan kelainan pada putrinya ini. Dalam proses, Molly kerap mengalami epilepsi. Bahkan dalam satu hari, Molly pernah mengalami 50 kali kejang.

Menghabiskan waktu bersama

Tubuh Molly mulai mengalami perubahan dan berusaha untuk mengimbanginya. Ia mulai mengalami short term memory dan tidak bisa menerima informasi. Bahkan pada bulan Maret lalu, Molly mulai berhalusinasi dan terus mengatakan melihat laba-laba di tempat tidurnya. Padahal hal tersebut tidak ada. Molly juga mengalmi serangan panik yang membuat dirinya sulit bernapas.

Merasa kesedihan yang mendalam

Dokter menyatakan jika Molly akan mulai kehilangan seglanya mulai dari kemamapuann bicara, menelan, gerak, dan ragam hal lainnya. Kini, Sang ibu masih terus berupaya untuk memberikan yang terbaik bagai Molly. Rencananya, Molly akan ke Dallas untuk menjalani sejumlah terapi yang dapat membantu dirinya untuk bisa terus bicara.

Kini, Adele hanya terus melakukan segala sesuatu melibatkan Molly. Ia pergi ke taman, dan mengnjungi tempat-tempat indah untuk ciptakan kenangan bersama Molly. Aele juga mengungkapkan jika hal ini untuk memberikan pandangan luas kepada Molly di saat ia masih bsa melihat walau terbatas.

 

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading