Sukses

Lifestyle

Berani Berubah: Cerita 3 Perempuan Wirausaha Pertahankan Bisnis Secara Digital di Tengah Pandemi

Fimela.com, Jakarta Pandemi COVID-19 berdampak secara signifikan bagi seluruh sektor termasuk industri wirausaha atau UMKM. Padahal, UMKM sendiri menjadi sektar penyumbang lebih dari 60 persen Pendapatan Domestik Bruto negara.

Banyak UMKM yang mengalami keterpurukan secara ekonomi selama pandemi ini berlangsung. Sebanyk 70 persen UMKM terpaksa menghentikan produksinya sejak pandemi berlangsung.

Keterpurukan ekonomi yang terjadi selama pandemi COVID-19 juga dirasakan oleh tiga perempuan Indonesia. Mereka adalah Yomi Windi yang merupakan pemiliki usaha Sabun Langis, Rofitasari Rahaya yang merupakan pemilik usaha Kerajinan Wayang Sodo, dan Suyatmi yang merupakan pemilik usaha Aulya Lurik.

Selama pandemi, ketiga bisnis yang dijalani tiga perempuan wirausaha ini mengalami penurunan pendapatan hingga 50 persen. Terlebih, Rofitasari Rahaya merupakan penyandang disabilitas tuna wicara dan tuna rungu yang kesulitan memasarkan usahanya ke berbagai tempat.

Ia pun tidak memahami bahasa isyarat yang umum digunakan. Sehingga ia menggunakan bahasa isyarat seadanya untuk berkomunikasi.

 

Sabun langis

Meski mengalami banyak kendala, ketiga perempuan wirausaha ini tetap bertahan berkat kehadiran platform digital. Tokopedia berkolaborasi dengan Coca Cola Foundation Indonesia dan Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil memberdayakan perempuan dan difabel wirausaha melalui program Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif.

Melalui program ini, para perempuan wirausaha mendapatkan pendampingan dan pelatihan terkait marketing dan penjualan secara digital. Sehingga mendorong usaha yang mereka kerjakan semakin dikenal dan tetap mampu bertahan di tengah pandemi virus corona.

Bagaimana cerita tiga perempuan wirausaha ini menghadapi pandemi virus corona?

1. Yomi Windi, pemilik usaha Sabun Langi

Perempuan asal Bantul, DIY ini mengembangkan usaha dengan mengolah kembali minyak jelantah menjadi sabun cuci ramah lingkungan. Usaha ini diawali dengan tergabungnya Yomi di Bank Sampah. Ia menemukan bahwa dalam sebulan terdapat 40 liter minyak jelantah yang dibuang begitu saja.

Jelas, ini hanya menjadi limbah dan mencemari lingkungan. Sehingga Yomi yang akrab di dunia kimia mengolah minyak jelantah agar menjadi lebih ekonomis. Minyak jelantah sendiri memiliki keunggulan yang mampu membersihkan noda membandel, tidak menggunakan deterjen yang buruk bagi kulit sensitif, serta tidak ada bahan pemutih yang lebih aman terhadap lingkungan.

Untuk memaksimalkan usahanya di masa pandemi, Yomi Windi akhirnya mencoba untuk mengenal platform digital dengan menggunakan Tokopedia. Ia mengaku bahwa platform digital membantu meningkatkan volume penjualan dan mendapatkan pendampingan yang dimulai dari membuka toko online, mengunggah produk, memaksimalkan promosi hingga menyelesaikan pesanan.

 

2. Rofitasari Rahayu, pemilik usaha Kerajinan Wayang Sodo

Menjadi penyandang disabilitas tidak membuat Rofitasari Rahayu kehilangan kesempatan untuk berkembang. Dengan keterampilan membuat wayang Sodo yang dimilikinya, membuka peluang usaha bagi Rofitasari.

Namun akibat pandemi, Rofitasari menjadi aga kesulitan untuk mengembangkan usaha yang berkembang hanya dari mulut ke mulut. Dengan bantuan kerabat, Rofitasari mengembangkan usahanya melalui platform online. Platform online tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan volume penjualan melainkan juga menjadi solusi bagi keterbatasan yang dimilikinya.

Rofitasari menuturkan bahwa program yang membantu para pegiat UMKM, terutama difabel untuk meningkakan kualitas dan pemasaran produk. Dengan platform online, menjangkau masyrakat yang lebih luas.

3. Suyatmi, pemilik usaha Aulya Lurik

Perempuan asal Klaten ini memasarkan lurik andalan dari desanya, desa Karangasem. Akibat pandemi virus corona, lurik buatan Suyatmi sama sekali tidak dapat menghasilkan omzet. Sehingga Suyatmi harus mengubah strategi untuk kembali meningkatkan bisnisnya.

Suyatmi memutuskan menggunakan platform digital untuk memulihkan kondisi perekonomian UMKM. Perlahan tapi pasti usahanya mulai stabil dan mengalami peningkatan sebesar 10 persen.

Simak video berikut ini

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading