Sukses

Lifestyle

Setahun BJ Habibie Berpulang, Bapak Teknologi dengan Segudang Prestasi

Fimela.com, Jakarta Setahun sudah Presiden ketiga BJ Habibie meninggal dunia. Kepergiaan Bapak Teknologi ini menjadi momen duka bagi bangsa Indonesia di tahun lalu.

BJ Habibie meninggal pada 11 September 2019 di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 18.30 WIB. Putra bungsu Habibie, Thareq Kemal Habibie menjelaskan bahwa sang ayah pergi di usia 83 tahun akibat gagal jantung. BJ Habibie sendiri telah menjalani perawatan sejak 1 Sepetember 2019 sebelum akhirnya pergi berpulang.

BJ Habibie dimakamkan Taman Makan Pahlawan. Tepat di samping makan sang istri, Hasri Ainun Habibie yang telah berpulang terlebih dahulu pada 2010 lalu. Cerita cinta sejati BJ Habibie dan Ainun pun tertulis hingga akhir hayat mereka.

Semasa hidupnya BJ Habibie adalah salah satu putra terbaik bangsa yang memiliki segudang prestasi. Kecerdasannya secara intelektual membuat dirinya dan nama Indonesia dikenal di kancah internasional.

Bapak teknologi dengan segudang prestasi

Sederet bidang pendidikan ia jalani yang membuat BJ Habibie memiliki nama dan gelar yang cukup panjang. Yakni Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Bermula dari pendidikan tingginya di Institut Teknologi Bandung. Habibie muda berkesempatan meneruskan pendidikannya di Jerman berkat beasiswa dari pemerintah dengan jurusan Teknik Penerbangan.

Dengan kecerdasan yang dimilikinya, Habibie pun menciptakan rumus pesawat yang kini diakui dunia. Disebut Teori Crack Propagation yang menjadi solusi untuk mendeteksi kerusakan kontruksi pada badan pesawat. Tak heran, jika dirinya dijuluki sebagai Mr. Crack.

Berkat rumus yang ia ciptakan, Habibie berhasil mendapat pengakuan dari beberapa lembaga internasional. Mulai dari Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Luar Angkasa Jerman), The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de I'Air de I'Espace (Prancis), dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).

Ketika kembali ke Indonesia, Habibie menerima penghargaan sebagai guru besar di ITB berkat karyanya yang mendunia. Tak hanya itu, Habibie merancang pesawat pertama buatan Indonesia berkat ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Pesawat yang disebut N-250 Gatotkaca ini menjadi pencapaian terbesar Habibie di dunia penerbangan Indonesia. Pertama kalinya, pesawat N-250 terbang pada 10 Agustus 1995.

Simak video berikut ini

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading