Sukses

Lifestyle

Pusat Penelitian Tanaman Kakao Berteknologi Tingkat Dunia Hadir di Indonesia

Fimela.com, Jakarta Kajian oleh lembaga penelitian pasar Euromonitor International pada 2018 memproyeksikan kawasan Asia menjadi konsumen bahan-bahan kakao terbesar kedua di dunia, tepat setelah kawasan Eropa Barat.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan saat ini Indonesia termasuk negara terbesar ketiga penghasil biji kakao.

Namun, ia menyampaikan masih butuh dukungan dari seluruh pihak untuk mengembangakan penelitian industri Kakao. Selain itu, pertanian kakao Indonesia masih dihadapkan tantangan rendahnya rata-rata hasil panen per hektar bila dibandingkan dengan rata-rata global.

"Industri pengolahan kakao terpaksa melakukan impor bahan baku dari berbagai negara produsen biji kakao, contohnya Pantai Gading, Ghana, Kamerun, Nigeria, dan Ekuador," ucapnya dalam acara Mondelez secara virtual.

Sebagai salah satu upaya menjawab tantangan tersebut, Mondelēz International membuka pusat penelitian tanaman kakao berskala global di Pasuruan, Jawa Timur, (Pasuruan Cocoa Technical Centre – PCTC), yang diresmikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita serta Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur.

Maurizio Brusadelli, Executive Vice President dan President Asia, Middle East and Africa Mondelēz International, menyampaikan pusat penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan mengembangkan praktik pertanian kakao yang efektif, inovatif serta ramah lingkungan, sehingga dapat menghasilkan panen dengan hasil yang lebih tinggi, berkualitas lebih baik, dan dapat diterapkan oleh petani.

"Kakao merupakan bahan utama cokelat yang permintaannya terus meningkat, Mondelez International bertekad untuk dapat memenuhi permintaan konsumen tersebut dengan cara yang tepat, yaitu dengan berkontribusi menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan," ujar Brusadelli.

Fasilitas di PCTC

PCTC ditunjang fasilitas lengkap berteknologi canggih, yang menggabungkan fasilitas penelitian dan pengembangan yang ditunjang laboratorium dan area pasca-panen dengan fasilitas percobaan agronomi kelas dunia yang dilengkapi area pembibitan dan modul penanaman seluas lima hektar, di mana para ilmuwan dapat meneliti cara-cara pembudidayaan kakao yang paling optimal.

Nantinya, praktik dan teknologi yang dihasilkan dari Pusat Penelitian Kakao ini akan dapat diterapkan oleh para petani kakao yang tergabung dalam Cocoa Life, sebuah program pemberdayaan petani kakao secara global dari Mondelēz International.

"PCTC menghadirkan ilmuwan dari dalam dan luar negeri yang turut bekerja bersama para petani dan pemasok pada wilayah penghasil kakao di Sulawesi, Sumatera dan Jawa Timur. ", jelas Rob Hargrove Executive Vice President, Research, Development and Quality, Mondelēz International.

Fokus PCTC pada ilmu tanaman kakao dan solusi teknis yang mendorong praktik pertanian yang memberikan hasil panen tinggi, berkelanjutan, serta berketahanan, ini merupakan perwujudan komitmen perusahaan untuk memasok 100 persen kebutuhan kakao untuk produksi cokelat melalui program Cocoa Life pada 2025. Perusahaan terus berupaya mencapai target tersebut, di mana saat sekitar 63 persen kebutuhan kakao untuk produk cokelat telah dipasok melalui program Cocoa Life.

#Changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading