Sukses

Lifestyle

Berkat Cinta dan Perjuangan Ibu, Kini Aku Berhasil Menjadi Seorang Dokter

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh:  Titis Widawati

Ibu, ini adalah untuk pertama kalinya  aku gores tinta untukmu, melukis sosokmu yang tersimpan indah di hati dan ingatanku. Tidak mudah mengawalinya, membayangkan wajahmu saja telah menghadirkan ribuan rasa yang aku tidak tahu harus bagaimana mengawali menyusunnya dalam untaian kata.

Aku tidak pandai menulis, namun entah mengapa, jika tentangmu, kali ini aku benar-benar ingin menuliskannya, membuat sosokmu abadi sepanjang hidupku, juga selepas hidupku. Tidak banyak yang akan sanggup aku tulis tentangmu, Ibu. Semua cinta, kisah, kasih sayang, kenangan, perjuangan, pengorbanan, bagaimana mungkin aku bisa menuliskan itu semua, sedang menghitung jumlahnya saja aku tidak sanggup.

Ibu, kau menginginkanku sejak aku belum kau lahirkan, melimpahiku kasih sayang tanpa berujung hingga sekarang. Perjuangan dan pengorbanan seorang guru sekolah dasar yang begitu panjang melelahkan untuk mewujudkan mimpi memakaikan jas putih di tubuh anakmu ini. Dan inilah aku sekarang Bu, salah satu wujud nyata dari mimpimu.

Kini anakmu telah dewasa, lengkap dengan jas dokter dan mobil merahnya. Semua aku raih dari susunan keringat dan air matamu. Ibu, maafkanlah aku atas setiap tetes air matamu yang sering tumpah karenaku. Terima kasih atas setiap tetes peluh yang kau peras untukku. Mengingat setiap tetes air mata dan peluhmu yang tiada henti membasuhku, membersihkanku dari keangkuhan dan egoku, mengingatkanku dari manakah asalku.

 

Perjuangan dan Doa-Doa Ibu yang Luar Biasa

Teladan perjuangan yang telah kau tunjukkan padaku membuatku setegar ini hingga kini. Pengorbanan tanpa pamrih mengajariku tentang arti cinta sesungguhnya, tentang cara memeluk anak-anakku kini. Bukan hanya mengajariku cara bermimpi sepertimu, kau juga mengajariku setiap cara untuk mewujudkannya, menaruh anak-anakku dalam mimpiku, mewujudkannya hingga mereka juga memiliki mimpi-mimpi kita.

Di saat aku terpuruk di jurang terdalam, bahkan ketika dunia tidak lagi menganggapku ada, kau merengkuh piluku dan membisikkan padaku bahwa akulah duniamu. Cintamu seluas dunia, di saat aku sibuk mengejar duniaku, kau tiada henti melangitkan doa-doa terbaik untukku, memohonkan campur tangan Tuhan di setiap langkahku. Sanggupkah aku menjadi ibu sepertimu, menjadikan anak-anakku seberuntung diriku memiliki ibu sepertimu?

Kini gerimis membersamai bulir air mataku yang perlahan berjatuhan menggantikan tintaku. Mengingat sosokmu memaku daksaku, mengaburkan pandang mataku menatap bulir gerimis menyisir kaca jendela. Tak sanggup lagi aku gores tinta, gelabah rindu membuncah di dada. Hampir sepanjang tahun, pandemi menahanku untuk tidak mengunjungimu. Hanya menemuimu di ruang selebar ponsel, lewat suara saling memeluk mesra.

Goresan pena ini aku harap bisa menemuimu, menyampaikan pada ibu betapa istimewa keberadaanmu di hidupku, sebagai pahlawan dan teladan terfavorit dalam hidupku, semangat juangmu menjadi sumber inspirasiku. Aku tahu, ibu akan selalu menjadi rumah terbuka bagi anakmu, siap menjadi tempat pulang segala tawa lara, meski hanya lewat suara, video dan tinta. Hatimu akan selalu terbuka menerima segala rasaku pulang, apapun itu.

Terima kasih, Ibu.

Banyuwangi, 28 November 2020

Putri Kecil kesayanganmu yang telah dewasa,

Titis Widawati, drg

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading