Sukses

Lifestyle

Saat Kita Bertambah Dewasa, Ibu pun Semakin Menua maka Jaga Sebaik-baiknya

Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita di balik setiap senyuman, terutama senyuman seorang ibu. Dalam hidup, kita pasti punya cerita yang berkesan tentang ibu kita tercinta. Bagi yang saat ini sudah menjadi ibu, kita pun punya pengalaman tersendiri terkait senyuman yang kita berikan untuk orang-orang tersayang kita. Menceritakan sosok ibu selalu menghadirkan sesuatu yang istimewa di hati kita bersama. Seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba Cerita Senyum Ibu berikut ini.

***

Oleh: Meliana Aryuni

Ibu bagiku sangatlah berarti. Dari rahimnya aku ditempa berbulan-bulan lamanya hingga besar pun ibu selalu ada di sampingku. Ibu menjadi sosok penyemangat untuk tidak malas bekerja dan berusaha.

Ibuku seorang pekerja di sebuah sekolah. Jarak tempuh ke tempatnya bekerja masih bisa diganti Sebelum pensiun, ibu masih semangat untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Ibu teladan yang luar biasa dalam mendidik kelima anaknya.

Di hatiku kutempatkan ibu pada tempat yang selayaknya. Kutempatkan dia di tempat orang-orang yang kusayangi dan ingin kulindungi. Aku tidak ingin melukai hatinya walaupun terkadang aku membuatnya bersedih karena ulahku.

Aku berharap bisa membahagiakan ibu. Aku berharap bisa menemani ibu di masa tuanya. Namun, kenyataan yang ada, kami terpisah oleh jarak. Untuk bertemu, kami harus menyiapkan fisik karena kami berdua sama-sama tidak kuat bepergian jauh. Ditambah lagi covid-19 yang belum juga mau pergi dari negeri ini. Aku tidak bisa bertatap langsung dengan ibu.

Aku pernah membuat ibu sebal karena membantah perkataannya. Sebenarnya aku hanya menyatakan pendapatku saja. Namun, ibu menganggapnya tidak pantas. Ya, itu semua karena zamanku dan zaman ibu bertumbuh jauh berbeda. Dengan mengalah, ibu terdiam. Ibu mendiamkanku hanya beberapa menit saja. Setelahnya, ibu akan kembali seperti semula. Ibu menyapaku dan menyuruhku makan. Begitulah ibuku, hatinya mudah luluh.

Menjaga Ibu Sebaik-baiknya

Aku kira tidak ada yang tidak menyayangi ibunya. Seperti aku yang mennyayangi ibu meskipun kadang ibu memarahiku karena sikap ngeyel aku dan saudaraku. Aku sayang dengan ibu meskipun ada kesan pilih kasih antara aku dengan saudaraku.

Kusadari beberapa tahun sebelum aku menikah, ibu sudah nampak tua. Uban di atas kepalanya semakin banyak. Giginya sudah banyak yang tanggal. Semua itu bermula ketika ibu mengandung saudaraku. Gigi ibu mulai sakit, berlubang, akhirnya dicabut satu per satu.

Pernah suatu ketika ibu lama sekali di dalam kamar mandi. Setelah ibu selesai menggunakan kamar mandi, aku menggantikannya. Saat masuk, aku dikejutkan dengan gusi berwarna merah muda dan beberapa gigi seri di pinggir bak air. Setelah keluar, aku berikan gigi palsu itu. Bukannya marah, ibu malah memperlihatkan giginya yang ompong kepadaku dan saudara-saudaraku. Kami tertawa saat itu. 

"Makanya, rajin-rajin gosok gigi ya biar tidak seperti ibu. Sakit gigi itu tidak enak rasanya."

Itulah ibuku. Aku mencoba berbakti padanya sebisaku karena tidak ada lagi yang bisa membahagiakannya di masa tua, kecuali bakti anak padanya.

Sejauh apa pun kau berada, ibu adalah tempat ternyaman yang bisa kau kunjungi. Jagalah dia.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading