Sukses

Lifestyle

Kaleidoskop 2020: Vaksin Corona dan Harapan Dunia di Penghujung Tahun

Fimela.com, Jakarta Hampir setahun dunia berperang melawan virus Corona yang menyebar begitu cepat dan cukup mematikan. Sejak kemunculannya di akhir tahun 2019, Corona telah mengubah hidup masyarakat dunia. Lock down hingga PSBB diberlakukan demi memutus rantai penularan virus tersebut. Sementara, angka kasus baru baik di dunia dan di Indonesia terus bertambah dari hari ke hari. 

Satu-satunya jawaban untuk mengembalikan keadaan dan menyelamatkan kesehatan serta nyawa masyarakat yang tersisa hanyalah vaksin Corona. Beberapa negara, mulai dari Cina, Amerika Serikat hingga Rusia berlomba untuk membuat vaksin Corona. Berpacu dengan waktu, para ilmuan berlomba menciptakan vaksin efektif yang sanggup menyelamatkan dunia. 

Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan vaksin Corona yang diproduksi 6 lembaga berbeda untuk program vaksinasi di tahun 2021. Berdasarkan  Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin Untuk Pelaksanan Vaksinasi Corona Virus Disease 2019 ( Covid-19) yang diteken Menkes Terawan Agus Putranto pada Kamis (3/12/20), keenam vaksin tersebut adalah PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech dan Sinovac Biotech Ltd. 

Vaksin Corona ini akan bisa digunakan usai mendapatkan izin edar. Artiya, ketika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah memberikan persetujuan penggunaan pada masa darurat. 

Negara-negara yang Sudah Jalani Vaksinasi

Menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Habuwono, vaksin Corona ini sangat penting untuk menciptakan her immunity. Dengan menlakukan vaksinsasi secepat mungkin, katanya kepada CNN, maka masyarakat Indonesia dapat meraih herd immunity dengan lebih baik. 

Selain keenam vaksin yang disebutkan tadi, CNBC melaporkan kalau vaksin dari Sinovac Bontech Ltd, Coronavac disebut terbukti efektif dalam uji coba tahap akhir di Brasil. Reuters dan Wall Street Journal menulis, Institut Butantan di negara bagian Sao Paulo melaporkan kemanjuran vaksin ini dan kini tengah diuji di Turki dan Indonesia. 

Hingga saat ini, terdapat beberapa negara yang sudah melakukan vaksinasi. Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat pada 2 Desember 2020 lalu. Hingga Senin (21/12/20) kemarin, menurut Menteri Boris Johnson, terdapat lebih dari 500.000 orang yang divaksin dengan interval 21 hari sebelum dosis kedua. 

Selain Inggris, Bahrain tercatat sebagai negara kedua di dunia yang memberikan persetujuan penggunaan vaksin tersebut. Program vaksinasi ini sudah dilakukan pada Rabu (16/12/20) pada Raja Hamad bin Isa Al Khalifa. Juga ada Amerika Serikat yang juga baru saja memberikan dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech kepada Joe Biden pada Selasa (22/12/20).

Sementara, Kanada mengeluarkan izin penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech pada 9 Desember lalu. Beberapa hari kemudian, Kanada langsung memulai vaksinasi massal. Selain itu, Arab Saudi juga sudah meluncurkan program vaksinasi massal. Di Indonesia sendiri, Presiden Joko Widodo sudah mengumumkan kalau dia bersedia menjadi orang pertama yang mendapatkan vaksin Corona di Indonesia. 

Mutasi Virus Corona

Meski sudah banyak negara yang menjalani vaksinasi massal, Inggris baru saja mengumumkan adanya strain baru virus Corona. Negara tersebut mengumumkan kalau virus Corona sudah bermutasi di sana dan di beberapa negara lain. Untuk itu, beberapa negara menutup akses bagi Inggris. 

Dilansir dari Liputan6, strain baru ini dapat menyebar jauh lebih cepat, namun tidak lebih mematikan. Hingga kini, peneliti masih mencari tahu dan meneliti strain virus Corona baru ini. Strain baru ini pertama kali terdeteksi pada September 2020 lalu. Menyebar begitu cepat, seperempat kasus di London di bulan November merupakan varian baru jenis Corona tersebut. 

Menurut Boris, varian tersebut mungkin hingga 70 persen lebih dapat ditularkan. Dia mengatakan ini mungkin meningkatkan angka R - yang menunjukkan jika epidemi tumbuh atau menyusut - sebesar 0,4. 

Hingga kini, ilmuan masih mengawasi dan meneliti lebih jauh tentang strain baru tersebut. Meskipun begitu, masyarakat dunia masih khawatir jika vaksin yang sudah diuji coba dan akan didistribusikan secara massal akan menjadi sia-sia dengan adanya strain baru ini. 

#ChangeMaker

Simak Video Berikut

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading