Sukses

Lifestyle

Setelah Fifty Shades of Grey, For His Pleasure Tak Kalah Seksi!

Next

Novel ini dibuat dalam 9 seri yang dirilis bertahap sejak Juni sampai Oktober 2012. Walaupun dijadikan banyak seri, tak membuat pembaca jengah menikmatinya, malah novel ini masuk dalam buku terlaris versi New York Times dan USA Today karena seri pertamanya, For His Pleasure, mampu menarik lebih dari 100 ribu penikmat bacaan erotis.

Jakarta Bicara tentang novel erotis, pasti lagi-lagi kita akan �tergelitik� untuk membandingkannya dengan kisah Christian Grey dan Anastasia Steele dalam Fifty Shades of Grey. Ya, keduanya memiliki kemiripan. Tokoh CEO berusia 32 tahun, Red Jameson, dimunculkan bersanding dengan perempuan 20-an tahun Nicole Masters, yang baru saja menyelesaikan kuliahnya dan magang di perusahaan periklanan milik Red Jameson itu. Beberapa novel erotis yang muncul setelah Fifty Shades of Grey memang mengambil tema serupa, entah membuntuti kesuksesan novel karangan E.L. James itu atau memang figur laki-laki idaman menjadi sensasi tersendiri saat karakternya dimunculkan dalam sebuah bacaan erotis.

Eits, tapi jangan langsung berkesimpulan For His Pleasure adalah bentuk plagiat. Tiap karya sastra tak mungkin tak terpengaruh karya-karya sebelumnya, jadi tak perlu mempermasalahkan bagaimana karya ini tercipta. Tak ada salahnya kan, menjadikan For His Pleasure sebagai bacaan santai yang bisa sekaligus menjadi referensi variasi hubungan intim? Ada hal lain di dalamnya yang bisa dinikmati, yang berbeda dengan yang �disuguhkan� Fifty Shades of Grey.

Pertama, novel ini menceritakan adegan demi adegan �panas� dengan lebih detail, sesuai dengan judul masing-masing seri. Tokoh Red dan Nicole yang mendominasi kemudian mulai tergeser kedudukannya dengan kemunculan tokoh utama baru dalam seri ketujuh maupun kedelapan. Kedua, ada baiknya melihat kemungkinan-kemungkinan bentuk hubungan dari karakter lain agar imajinasi kita pun tak terkungkung pada hubungan Grey-Ana. Ada bentuk hubungan romantis-eksotis lainnya yang bisa menjadi bahan relaksasi sekaligus referensi baru.

Next

Novel ini menarik karena dihadirkan penuh dengan kejutan. Kelly Favor lebih memilih tak menggunakan klimaks persoalan dengan jelas dan lebih memberatkan alur yang stabil namun menyelipkan banyak hal tak terduga di dalamnya. Mungkin, inilah yang membuat pembaca tak cepat bosan demi menunggu kejutan apa yang akan ditemui di bab selanjutnya. Penasaran?

Ssttt. Ini sedikit bocoran ceritanya. Nicole adalah gadis cerdas yang keras kepala dan berani, yang bertemu dengan Red saat interview magang. Pertemuan pertama itu rupanya sama-sama membekas untuk keduanya sampai akhirnya mereka menjalin hubungan. Tak mulus, karena kedekatan mereka sempat mendapat pertentangan dari beberapa pihak, juga karena Red yang tampan dan kaya-raya ternyata menyukai hubungan dominan sampai seks BDSM. Pengarang menceritakan pertemuan, kedekatan, hingga beberapa masalah yang mewarnai hubungan mereka, salah satunya rekan-rekan yang terganggu dengan perlakuan istimewa yang diterima Nicole gara-gara kedekatannya dengan Red, sampai pertunangan mereka yang diwarnai dengan kebangkrutan Red, dan pengambil alih perusahaan Red yang ternyata juga tertarik dengan Nicole.

Kalau Ana sempat �memberontak� saat pertama mengetahui aktivitas seksual menyimpang Grey, Nicole oleh yang keras kepala justru tunduk pada dominasi Red, laki-laki yang �menggiurkan�, tak cuma dari sisi harta dan kepandaiannya, tapi juga dari sikapnya yang manis dan hebat di ranjang (ini sudah pasti!). Nicole mampu mengimbangi "permainan" Red dengan baik, sehingga menciptakan �permainan� dahsyat di ranjang yang menarik disimak satu per satu dan membuat berdebar-debar akibat bertebarannya �klimaks yang tertunda�. Kalau ada dari kalian yang menganggap hubungan seksual tak sekadar klimaks, tapi termasuk kenikmatan perlahan akibat sensasinya, novel ini pas untuk bacaan seru sepulang kerja maupun saat weekend. Happy reading, Ladies!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading