Sukses

Lifestyle

Ternyata, Memberikan Maaf pada Orang Lain Bermanfaat Baik untuk Jantung

Next

Jakarta Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita, baik disengaja atau tidak, memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh keberanian ekstra untuk mengulas kembali luka lama, mengakui kesalahan, lalu memaafkan.

Salah seorang teman kami, sebut saja Jingga, pernah mengalami hal yang menyakitkan. Memasuki usia dua tahun pernikahannya, ia pernah sekali waktu diselingkuhi oleh Sang Suami, malah sampai Si Buah Hati mereka berumur lima tahun. Awalnya, Jingga merasa tak sanggup untuk memaafkan. Mengingat bukan setahun dua tahun ia mengenal pasangannya, mereka telah berpacaran kurang lebih 10 tahun. Apa yang kurang dipahami di sini? Toh, semua karakter telah ia ketahui selama berpacaran. Dan tidak ada gelagat sedikit pun, Sang Suami sanggup memalingkan hati. Singkat cerita, Jingga yang awalnya ingin putuskan bercerai, menggugurkan niatnya. Ia mengambil langkah berani untuk memaafkan Sang Suami dan memberikan kesempatan kedua. Meski butuh waktu panjang untuk melupakan luka tadi, keduanya kini terlihat baik-baik saja dan memiliki komitmen baru, yaitu saling setia dan terbuka.

Menurut psikolog Ajeng Raviando, Psi., dari Teman Hati Koneseling, �Memaafkan bukan berarti melupakan. Tapi membuat keadaan menjadi lebih baik. Meminta maaf atau memberikan maaf pada orang lain, memberikan efek positif bagi kesehatan jiwa,� ungkapnya. �Seseorang harus sadar bahwa kejadian yang membuat hatinya terluka tadi sudah terjadi. Jangan sampai, ia masih berkutat di kejadian yang sama dalam jangka waktu yang lama. Lebih baik, fokus untuk melangkah ke depan dengan cara memberikan maaf pada orang atau kejadian yang dimaksud,� tambahnya.

Saat memberikan maaf, �Yakinkan diri bahwa langkah tersebut merupakan cara terbaik yang bisa dilakukan,� kata Ajeng kembali.

Senada dengan Ajeng, penulis buku Forgive for Good, Fred Luskin, Ph.D., mengatakan bahwa memaafkan adalah momen bagi kebahagiaan jiwa. Memaafkan berarti membebaskan diri kita sendiri dari sakit dan melanjutkan hidup ke depan. Hal ini bagus bukan hanya untuk jiwa tapi tubuh. Beberapa penelitian bahkan mengungkapkan memaafkan bagus untuk kesehatan jantung, lho.

 

Next

 

Agar kamu dapat ikhlas memberikan maaf pada orang lain, ada lima hal yang harus kamu pahami nih, Fimelova.

Pertama, tekad untuk memaafkan. Mengampuni seseorang bukan berarti meloloskan orang tersebut tapi sekali lagi membebaskan diri kamu dari ketidaknyamanan sehingga mampu bergerak maju.

Kedua, sadari kalau hal ini bagus untuk dirimu, baik kesehatan jiwa maupun raga.

Ketiga, mengembangkan rasa empati. Yang perlu kamu ingat, mungkin kamu pun pernah menyakiti orang lain di masa lalu. Dari pemikiran tadi, coba kembangkan empati terhadap orang yang telah menyakitmu, Fimelova. Nah, ketika kamu mampu mengembangkan empati tadi, pemberian maaf akan jauh lebih mudah.

Keempat, tuliskan surat untuk orang yang pernah menyakitmu tanpa harus memberikannya. Jabarkan perasaan sakit yang kamu rasakan. Selain itu, tulis juga hal yang ingin kamu sampaikan padanya. Cara ini bisa jadi ritual untuk membebaskan kesakitan dan memaafkan orang yang menyakitmu.

Kelima, take a positive action. Lakukan dan buktikan pada dirimu bahwa kamu sudah mampu keluar dari belenggu menyakitkan tadi.

Last but not least, apakah kamu mampu melakukannya di Hari Kemenangan ini, Fimelova?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading