Sukses

Entertainment

Bintang 3 Generasi, Anjasmara Lirik Yoga Tuk Kelanjutan Karier

Fimela.com, Jakarta Anjasmara pernah merajai pentas sinetron Indonesia. Sederet judul sinetron pernah ia bintangi, seperti Wah Catiknya dan Si Cecep. Kini pria bernama asli Anjasmara Prasetya ini banyak berkutat dengan yoga. Malah ia mulai mengajar yoga secara private. Kalau dulu ia berkarier sebagai bintang sinetron, kini ia menjadi seorang guru yoga.

***

Namanya sudah tercatat di benak para penikmat informasi dunia entertainment semenjak dulu hingga saat ini. Era tahun 1990-an menjadi waktu emasnya berada di puncak popularitas. Ya, siapa yang tak kenal Anjasmara. Jika dunia hiburan diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, maka Anjasmara lah yang berada di atas puncak rantai makanan.

Pesinetron ini begitu digilai, tak hanya oleh penonton namun juga banyak produser karena ia dianggap bisa mengangkat 'derajat' sebuah sinetron. Sebuah penghargaan tentunya bagi Anjasmara. Namun, suami Dian Nitami ini membalasnya dengan akting yang berkualitas meski hanya dalam sinetron.

"Sekarang ini saya memang lebih concern dengan yoga. Saya mulai mengajar yoga secara private. Tawaran main sinetron sebenarnya masih ada. Namun jadwalnya berbenturan  dengan kegiatan mengajar yoga. Akhirnya saya lepas dulu. Kalau ada kesempatan main film yang tak terlalu banyak menyita waktu akan saya pertimbangkan," kara pria kelahiran Blitar Jawa Timur, 13 November 1975.

Anjasmara. (Fotografer: Deki Prayoga, Makeup by  First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Romi dan Juli menjadi sinetron yang mulai mengangkat namanya. Dalam sinetron tersebut, ia beradu peran dengan Dian Nitami yang akhirnya dinikahi pada tahun 1999. Si Cecep, Anjasmara didapuk sebagai pria yang memiliki keterbatasan namun memberikan kelucuan tersendiri. Aktingnya di sinetron yang disiarkan pada 2004-2005 ini, Anjas, demikian ia biasa disapa, mendapatkan penghargaan sebagai Aktor Terpopuler pada SCTV Award.

Kiranya, tak muluk ketika kami, tim Bintang.com menghadirkan Anjasmara sebagai 18 artis berprestasi di masanya. Kami menilai Anjasmara adalah salah satu wakil terbaik yang muncul di era 1990-an. Ia terpilih bersama nama-nama besar yang mewakili 3 generasi dalam industri musik, film, dan selebriti pada umumnya.

Anjasmara. (Fotografer: Deki Prayoga, Makeup by  First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Anjas sendiri amat antusias saat diajak bergabung dalam pemotretan ini. "Ini seru banget. Menarik. Sebuah kesempatan yang luar biasa. Belum tentu terulang untuk yang kedua kalinya. Semuanya benar-benar orang nomor satu di masanya dan yang terbaik," demikian pendapat Anjasmara tentang project yang kami persembahkan untuk ulang tahun pertama Bintang.com pada 18 Maret 2016 mendatang.

Kami pun mengulik sedikit kesibukan Anjasmara kini, tentang aktivitasnya sebagai guru yoga, niatan untuk kembali ke dunia hiburan, serta hubungannya dengan media massa, khususnya media online yang semakin menjamur dan bertransformasi seiring perkembangan teknologi dewasa ini. Inilah petikan wawancara Ruswanto dari Bintang.com di sela-sela pemotretan yang berlangsung di lantai 8 SCTV Tower Senayan City, Jakarta Pusat, Kamis (18/2/2016). Inilah petikan selengkapnya.  

Rindu Akting di Depan Kamera

Awal karir, Anjasmara memang berangkat dari dunia model. Namun, postur 175 cm dan kualitas akting nan mumpuni akhirnya membuat Anjasmara menjadi pesinetron tangguh. Tapi, semenjak 3 tahun belakangan, yoga menjadi olahraga yang ditekuni oleh artis kelahiran 13 November 1975 itu.  Menjadi guru yoga sudah ia tekuni semenjak Oktober 2013 sampai saat ini.

Lama tak terlihat lagi di layar kaca, sekarang anda menjalani kesibukan apa saja?

Saat ini saya masih sibuk mengajar yoga. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ada sebuah produksi yang bisa saya jalani. Saat ini masih dalam tahap diskusi.

Bisa dijelaskan tentang keinginan anda ke depan terkait kesibukan yang dilakukan saat ini, khususnya yoga?

Saya berharap, mudah-mudahan sih studio di rumah bisa saya aktifkan kembali. Karena selama sekian tahun itu saya menjadi guru yoga untuk private-private aja. Sekarang rencananya saya mau yoga yang saya ajarkan untuk publik juga, semoga bisa.

Anjasmara. (Fotografer: Deki Prayoga, Makeup by  First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Ketenangan yoga sepertinya sudah memalingkan anda dari dunia hiburan. Bagaimana 'komunikasi' anda dengan dunia entertainment yang telah membesarkan nama anda. Ada keinginan untuk kembali ke depan layar?

Kangen pasti ada. Tapi saya tak pernah mau memaksa. Kalau nanti rejekinya sudah ada ya pasti ketemu (bermain lagi). Kalau saya, sampai sekarang masih ada keinginan untuk berada di depan layar lagi. Namun ya masih lihat-lihat dulu, pilih-pilih dulu.
Kalau ternyata produksinya benar-benar bagus dan sayanya merasa nyaman, ya kita jalani. Kalau gak, ya enggak mau dipaksa.

Apakah ada alasan lain ketika anda masih memilih yoga sebagai prioritas saat ini?

Kebetulan untuk 6 bulan ke depan, itu schedule (mengajar yoga) sudah penuh. Kalau tiba-tiba saya main sinetron, apalagi sinetron stripping kan kasihan yang sudah booking jauh-jauh hari.

Anjasmara. (Fotografer: Deki Prayoga, Makeup by  First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Mengingat anda sepertinya sudah akrab dengan olahraga yoga dan dikenal sebagai guru olahraga asal India tersebut  yang mumpuni. Masih adakah tawaran untuk berperan dalam satu judul sinetron?

Alhamdulillah masih ada. Untuk peran sinetron sempat juga ditawarin, tapi memang kemarin ini berusaha untuk konsentrasi mengajar yoga dulu. Tapi ya mungkin dalam waktu dekat akan kembali ke sinetron lagi.

Antara Media Cetak dan Media Online

Karir seorang entertainer memang tak bisa lepas dari peran media dan penggemar. Begitulah yang menjadi pendapat dari Anjasmara, sosok yang kerap menjadi pemberitaan di media. Bergesernya media massa dewasa ini juga menjadi perhatiannya. Dengan basis teknologi informasi, jenis media online telah menggeser dominasi media cetak yang belakangan sudah banyak yang gulung tikar.

Dari media cetak, sekarang masyarakat lebih banyak mendapatkan informasi dari media online. Bagaimana perkembangan media massa dewasa ini menurut anda?

Sangat luar biasa ya, perkembangan dunia media terutama. Sepertinya saat ini mau tidak mau, di tengah perkembangan zaman, dunia digital menjadi salah satu pilihan. Karena disamping membuat mudah para pembaca, berita yang disajikan oleh media online cenderung lebih cepat. Walaupun terkadang  berita yang disajikan tidak disampaikan secara mendalam. Semuanya update every second. It's good, cuma terkadang buat kami, orang-orang dulu nih, kadang hard copy itu tetep gimana gitu.

Anjasmara. (Fotografer: Deki Prayoga, Makeup by  First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Belum bisa 'move on' dari hard copy, apakah anda masih berlangganan koran atau majalah di rumah?

Langganan sih udah kita kurangi, karena jujur saja saya berusaha untuk paperless. Meski sebenarnya tetap saja, paperless itu hanya untuk hal-hal yang sangat penting saja. Seperti kalau untuk baca-baca berita yang butuh kecepatan, cari informasi
apa, biasanya cari ke online.

Anda sendiri pernah diekspos habis-habisan oleh media terkait foto 'nyaris bugil' bersama Isabel Yahya di Pameran CP Biennale 2005. Menganggap itu sebagai masalah dengan media? Atau belakangan pernah bermasalah dengan media, khususnya media online?

Dulu sih pernah ya (bermasalah). Kejadiannya sekitar 10 tahun yang lalu. It's oke, yang lalu biarlah berlalu. Biarkan saja. Namun, untungnya dulu belum terlalu banyak ya media online atau dunia maya.

Anjasmara. (Deki Prayoga, Makeup by Makeup First Jakarta, Jas dan celana: Antoni Morato, Digital Imaging: Denti Ebtaviani, Bintang.com)

Menurut anda, apa kekurangan media online yang patut diperbaiki?

Kekurangannya itu, seperti yang saya bilang tadi, karena update-nya setiap detik, maka kita harus mengikuti pemberitaan tersebut setiap saat. Jadi sekarang kita harus ikutin terus nih, setiap detiknya kan berubah. Misalnya hari ini headline-nya artis A ditangkap narkoba, pas kita dalemin lagi, ikutin beritanya, oh enggak. Ternyata temannya yang ini (yang tertangkap). Dibandingkan dengan media cetak, koran atau tabloid, kalau dulu kan misalnya terbit sehari atau seminggu sekali. Dalam penyajian berita, semuanya dipaparkan dalam satu berita itu secara mendalam. Itu bedanya.

Sebagai selaku dunia entertainment yang tak bisa lepas dari pemberitaan di pelbagai media, Anjasmara pun berharap media online khususnya bisa memberikan yang terbaik, termasuk doanya kepada Bintang.com baru memasuki usia satu tahun.

Saya mengucapkan selamat ulang tahun yang pertama bagi Bintang.com. Semoga di tahun ini semakin lebih dewasa lagi dan bisa memberikan yang terbaik bagi dunia hiburan Indonesia.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading