Sukses

Entertainment

Bintang 3 Generasi, Tulus Gigih Bermusik Tanpa Lupakan Pendidikan

Fimela.com, Jakarta Menggapai cita-cita dalam hidup amatlah penting. Itulah hal yang dilakukan musikus muda berbakat, Muhammad Tulus atau yang populer dengan nama Tulus. Jerih payah serta kerja keras untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang musisi bukan hal mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Banyak hal yang ia lakukan jauh sebelum namanya dikenal seperti saat ini di industri musik tanah air.

***

Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 20 Agustus 1987 silam ini banyak menjalani susah payah bahkan jatuh bangun dalam menggapai mimpi menjadi seorang musisi. Belum lagi, di tengah menggapai impian tersebut, ia harus tertahan dengan pendidikan yang wajib diselesaikan terlebih dahulu.

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

Baca Juga

Demi impian menjadi musisi, Tulus tak melupakan nasihat orangtua. Ia tak mengesampingkan pendidikan dengan menjalani studi di bidang arsitektur di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Di sela-sela menjalani pendidikan, Tulus turut meresapi niatnya lewat mencipta lirik-lirik lagu. Pun demikian, pendidikan menjadi seorang arsitek tetap dijalani dengan penuh semangat. Ia sangat meyakini, pilihan musik yang memang disukai juga tetap harus diiringi pendidikan yang kuat.

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

"Kan memang suka musik sudah lama, dan memang studi yang saya ambil adalah arsitek. Keluarga saya bilang, kalau mau fokus karier musik, pendidikannya selesaikan dulu. Alhamdulillah, saya juga suka dengan dunia arsitektur, setelah lulus baru kemudian saya kejar mimpi saya dalam bermusik," ungkap Tulus.

Secara ekslusif, di perayaan Ulang Tahun Bintang.com yang pertama, Tulus bersedia menceritakan kisah perjalanannya dalam bermusik hingga saat ini. Seperti apa kisah perjalanan musik Tulus mulai dari nol? Alasan Tulus terjun ke dunia musik di tengah studinya? Lalu tantangan terberat apa yang ia hadapi demi menggapai impian bermusiknya? Berikut petikan wawancara reporter Bintang.com Syaiful Bahri kepada Tulus.

Karier Musik Hingga Nilai Penting Pendidikan

Bukan perkara mudah bagi Tulus untuk menggapai mimpi di dunia musik. Tanpa mengesampingkan pendidikan, terbukti ia mampu menyelesaikan studi dan merintis karier hingga meraih pencapaian seperti sekarang ini.

Bisa diceritakan bagaimana perjalanan musik Tulus seperti apa?

Saya seorang musisi independent, saya membangun label sendiri dan punya kenalan distributor musik Demajors dan saya memulai perjalanan karier musik profesional saya semenjak tahun 2011, pelan-pelan merangkak hingga saat ini.

Pendidikan dan musik berjalan beriringan dalam hidup anda?

Ya, saya belajar menulis lagu pertama kali saat masih kuliah. Di tengah-tengah kuliah saya membuat lagu, setelah kuliah kelar baru fokus membuat demo dari lagu-lagu yang saya buat itu.

Tantangan terberat saat merintis karier musik anda?

Tantangan terberat, sejauh ini karena saya mengawali sebagai musisi independent dan menyelesaikan studi saya, ya itu tantangan saya. Menjalani impian saya dalam bermusik dan satu sisi harus menyelesaikan studi kuliah saya. Di awal-awal, banyak nggak tahunya.

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

Siapa yang paling berpengaruh dalam karier musik anda?

Kalau pengaruh besar tentu banyak. Karena banyak musik yang saya dengarkan. Tapi, kalau ditanya pengaruh besar dalam musik saya sejauh ini Ari Renaldi, produser saya. Dia sahabat, kakak, mengajarkan banyak hal kepada saya dan banyak ilmu yang saya dapatkan dari dia untuk membangun aransemen musik yang saya tulis. Karena saya sadar, saya tidak cukup memiliki kapabilitas mengaransemen musik.

Siapa musisi yang paling anda suka?

Kalau musisi lokal, saya punya pengalaman hebat saat masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP), saya nonton konser musik dari musisi yang bernama Chrisye. Dan itu diadakan di Padang, Sumatra Barat. Saya melihat sosok yang begitu hal yang disukai di atas panggung dan membuat orang senang. Saya melihat beliau menjadi terinspirasi untuk bisa menjadi seperti beliau (Chrisye).

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

Sekarang anda sudah sukses. Apa arti kesuksesan di mata Tulus?

Kalau dibilang sukses, saya sangat bersyukur. Tapi, menurut saya pribadi, saya masih banyak PR yang harus saya kerjakan, perbaiki ke depannya. Sejauh ini kerja keras, disiplin, percaya diri dan kemauan keras mengantarkan saya sampai saat ini.

Apa yang sudah didapatkan dari kesuksesan?

Tahapan nya ada banyak. Saya kuliah, mencoba menjalani impian saya dalam bermusik. Yang sudah didapatkan, sejauh ini sudah mulai ada ruang apresiasi dalam karya-karya saya. Itu sangat berarti untuk saya tentunya.

Apakah obsesi yang belum terealisasi hingga sekarang?

Kalau obsesi, sejujurnya saya bukan tipikal orang yang memiliki obsesi. Saya lebih kepada ingin cepat menyelesaikan karya-karya selanjutnya aja.

 

Pandangan Tulus Soal Perkembangan Media

Tulus berbagi pandangan mengenai perkembangan media yang diakui sebagai penggerak penting dalam karier. Ia juga mengungkapkan harapan untuk media dan karya bermusiknya ke depan.

Bagaimana pandangan anda tentang perkembangan media saat ini?

Media itu kan kalau buat saya benar-benar salah satu penggerak penting dalam karier. Dan kehadiran media, buat perjalanan seni apapun itu sangat penting. Apalagi, media sekarang kan sudah berkembang, banyak konten, sekarang praktis dengan internet nya, info mudah didapatkan juga.

Bagaimana dengan perubahan zaman dari cetak sekarang online?

Saya sebenarnya sangat menikmati membaca majalah cetak. Tapi sekarang kan lebih mudah, jadi lebih hemat, ramah lingkungan. Saya sih maunya tetap berkembang beriringan, cetak dan elektronik bisa berjalan sesuai proporsi yang jauh lebih baik.

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

Apakah anda termasuk yang aktif dengan informasi?

Saya sih lumayan, majalah gadget yang sering saya baca. Otomotif, teknologi, musik juga. Saya gitu orangnya. Tapi saya bukan pribadi orang yang suka ganti ganti gadget.

Apa harapan ke media untuk ke depannya?

Untuk seluruh media, terutama Bintang.com yang tengah berulang tahun, mudah-mudahan media bisa selalu menjadi baris terdepan sebagai pendukung perkembangan dunia seni dan hiburan. Beritanya mendidik, menghibur, dan mendukung semua orang-orang kreatif.

Eksklusif Tulus (Fotografer: Deki Prayoga/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com, Makeup by Makeup First Jakarta)

Apa harapan anda di musik?

Harapan musikus, semoga konsisten berkarya dan berenergi. Kalau musik secara keseluruhan, semakin berkembang dan semakin banyak musisi yang berani berkarya. Pemerintah juga memberikan perhatian juga.

Apa arti Go International di mata Tulus?

Buat saya, zaman sekarang sudah bias dengan adanya internet. Karya kita bisa dipublikasikan ke seluruh dunia. Tolak ukur go international yang memanfaatkan internet sudah go international, tapi ingat materi yang diperkenalkan harus bisa dikonsumsi untuk seluruh dunia.

Kegigihan bermusik sanggup Tulus wujudkan tanpa melupakan pentingnya pendidikan. Berhasil menyelesaikan studi hingga merintis karier dengan membangun label sendiri nyatanya menjadi buah manis dari usaha keras dirinya selama ini. Media pun diakui sebagai salah satu penggerak penting dalam karier maupun perjalanan seni.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading