Sukses

Entertainment

Eksklusif, Menguak Perseteruan dan Image X-Factor The Overtunes

Fimela.com, Jakarta The Overtunes mengakui bahwa hubungan kakak dan adik di antara mereka kerap membuat mereka sulit menjalin profesionalitas. Bahkan, ada satu momen di mana mereka bertengkar hebat sehingga mempengaruhi aktivitas mereka sebagai satu kesatuan grup musik.

***

Ajang X Factor Indonesia memang telah berhasil mendongkrak nama Mikha Angelo sebagai seorang musisi. Menjadi salah satu kontestan yang paling diminati, pria kelahiran Jakarta, 8 November 1997 ini kemudian diketahui membentuk band akustik yang diberi nama The Overtunes. Bukan orang lain, Mikha menggandeng kakak-kakaknya sendiri, yaitu Reuben Nathaniel dan Mada Emmanuelle.

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sempat bergerilya dengan membuat cover lagu-lagu ternama, The Overtunes langsung melejit lewat tembang Sayap Pelindungmu yang dirilis pada tahun 2015 lalu. Single ini adalah bagian dari album pertama mereka, Selamanya, yang juga cukup sukses sehingga berhasil meraih multiplatinum. Tak lama berselang, para musisi muda ini pun merilis EP pada bulan Juli 2016 lalu.

Kesuksesan dan kebebasan berkarya tentunya membuat mereka optimis untuk memajukan The Overtunes. Namun di balik kekompakan yang mereka tunjukkan selama ini, Mikha, Mada, dan Reuben mengakui bahwa hubungan mereka tak selalu akur. Hubungan kakak dan adik di antara mereka kadang juga menimbulkan rasa yang mungkin bisa mengganggu keutuhan band mereka.

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

"Pastinya sering ada perselisihan. Kayak dulu pernah sama Reuben, kita berdua udah bikin lagu dengan serius, udah niat banget, udah rekaman di rumah. Setelahnya, aku udah take, Reuben udah take, eh Mada giliran take vokal malah ga mau. Dulu pernah dia lempar stick drum ke gue," ungkap Mikha Angelo saat berkunjung ke Bintang.com pada Selasa (9/8/2016).

Pada reporter Riswinanti Permatasari, Abraham Tyron, dan Febio Hernanto, Mikha, Mada, dan Reuben juga memaparkan lebih lanjut tentang seluk beluk perseteruan itu, hingga penyelesaiannya. Perdebabatan kecil sempat terjadi di depan kamera, namun pada akhirnya mereka berhasil memaparkannya dengan baik. Bagaimana kisah lengkap perseteruan The Overtunes? Simak petikan wawancara berikut ini!

Hierarki Adik dan Kakak

Hubungan adik dan kakak kadang menimbulkan rasa sungkan untuk menyampaikan sesuatu. Hal itulah yang dialami oleh The Overtunes. Ada beberapa hierarki dan aturan tak tertulis yang menurut mereka harus dijaga, namun kadang menjadi kendala tersendiri.

Apa hubungan saudara menghambat profesionalitas kalian?

Mikha: Sebenarnya susah-susah gampang. Kadang kita ga merasa perlu profesional banget. Cuma kadang yang kerasa saat harus latihan. Kalau di rumah kadang ada rasa males, mau main PS dulu lah. Soalnya kita merasa bakal ketemu terus tiap hari. Kalau band lain kan sekalinya ngumpul berarti itu waktunya latihan atau apa gitu. Mungkin itu yang bikin kita susah kayak teman band.

Reuben: Kadang memang kaya ada kaya hierarki. Misalnya Mada kan kakak pertama, terus main bassnya salah, masa mau dimarahin. Tapi kalau sekarang sudah enggak terlalu sih kalau untuk musik. Kalau dulu suka merasa kesindir gitu kan. ‘Oh ga hormatin kakaknya’. Kalau Mikha ga terlalu sih. Mada yang suka gitu. Dia ga mau take di studio dulu. Terus kita juga takut ya udah dipaksa-paksa aja.

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Mada: Sebenarnya sebagai kakak tertua, terbuka aja. Kalau takut ga masalah, tapi lebih baik mereka mengutarakan opini mereka, demi kebaikan sesama. Kalau mau ngomong apapun kasih tahu aja.

Pengambilan keputusan kalian seperti apa?

Reuben: Kalau di grup musik kan ganti-ganti peran. Kadang jadi penulis, pemain. Jadi misal ada lagu yang ditulis Mada atau Mikha, aku harus hormatin juga. ‘Oh dia nih yang punya bayangan, aku sebagai pemain gitar atau pemain doang. Jadi aku tanya ke mereka, apa mereka punya bayangan lagunya yang lebih utuh gitu.’

Siapa decision maker di antara kalian?

Mada: Tergantung apa. Kalau misal musik kita bisa bagi, tergantung penulisnya, konseptornya. 

Pernah ada hal yang sangat menyebalkan?

Mikha: Pastinya sering ada perselisihan. Kayak dulu pernah sama Reuben, kita berdua udah bikin lagu dengan serius, udah niat banget, udah rekaman di rumah. Setelahnya, aku udah take, Reuben udah take, eh Mada giliran take vokal malah ga mau. Dulu pernah dia lempar stick drum ke gue. Jadi ga tenang gitu. Lupa lagu apa, cuma dulu rasanya tuh kaya ‘Udah set-up semuanya, harusnya udah selesai, cuma karena mood yang ga bagus aja jadi berantakan.’ Terus kayak emosi gitu kan. Terus jadi berantem, dan ga selesai sampai sekarang.

 

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com

Mada: Klarifikasi, jadi sebenarnya saat itu bukan ga ada apa-apa. Hari itu, si Mikha melawan mamanya. Kita lagi ada session di mana kita lagi bahas hal yang cukup sensitif, tapi dia melawan mama terus. Jadi gue dalam satu sisi, sebagai kakak, harus ngebela mama kan. Udah ngebela Mama, Mikhanya kurang ajar. Ya udah, kita lakuin tugas yang necessary, habis itu dia diem.

Dalam band, Mada tetap menjalankan peran sebagai kakak?

Mada: Iyalah. Apalagi aku dulu dari kecil cukup ditekankan sama opa dan oma, mama dan papa juga, untuk jadi sosok yang selalu menghormati orang tua. Diajarkan untuk menjadi orang gentleman. Itu cukup dalam ada dalam diri aku sejak kecil. Sekalinya Mikha kayak gitu, aku nganggepnya kelewatan. Kadang emang orang, untuk mengakui kesalahan, dia harus dibikin kapok.

Mikha: Iya, memang lumayan kapok.

Perseteruan dan Image X Factor

Walau mengalami masalah yang cukup mengganggu, namun pada akhirnya semua bisa diselesaikan. The Overtunes pun kembali menjalankan aktivitasnya sebagai anak band. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka semakin menyadari arti profesionalitas.

Lalu penyelesaiannya bagaimana?

Mikha: Selesainya besoknya. Tapi kita kalau ada masalah, segede apapun, saking awkward-nya buat marah, akhirnya damai aja sih. Kadang kayak yang gengsi mau bilang sorry, terus akhirnya tiba-tiba ketawa. Cepet kemarin, langsung selesai juga. Kayak yang langsung sadar. 

Reuben: Kalau kita berantem, kadang mama yang datang, nasehatin, ‘Ngapain sih musuhan?’

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Orang tua menjadi penengah kalau kalian bertengkar?

Reuben: Dulu emang malah sering gitu. Mereka bilang ‘Kalau ga bisa hormatin kakak-adik ga usah satu band lah.’ Bener sih pesennnya, berantem terus ngapain sih.

Bagaimana tanggapan Mikha yang masih dikaitkan dengan X Factor?

Mikha: Mau ga mau sih, ga berarti itu jelek kan. Karena emang orang mungkin lihat dari situ. Jadi ga ada yang bisa aku keselin, bisa aja dia memang cuma pernah lihat aku di situ. Bersyukur aja. Tapi kadang ga enak aja, kalau pas tampil sebagai The Overtunes, orang bilangnya malah Mikha X Factor. Cuma ga masalah.

Ingin melepas image itu?

Mikha: Pengen sih. Untungnya di X factor ga ada embel-embel nama belakang kaya di ajang lain. Bersyukur aja pas keluar masih ada yang kenal Mikha Angelo. Jadi ga terlalu susah buat shake-off. 

Eksklusif The Overtunes (Fotografer: Febio Hernanto, Desain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

The Overtunes terbantu dengan image X Factor Mikha?

Mada: Mungkin yang pasti jadi lumayan cepet naiknya, karena dulu Mikha, entah gimana, juga cukup diminati. Dulu pas Mikha menyebut nama band kita di social media juga berpengaruh, yang pasti kita berterima kasih karena bikin start kita baik. Makin ke sini kita dapat kesempatan menunjukkan karya kita.

Apapun yang mereka alami dalam band, tentunya hal itu menjadi pembelajaran agar semakin kompak. Kini, seiring berjalannya waktu, mereka semakin bisa menempatkan diri agar terus berkarya dengan baik. Bahkan tak lama lagi mereka akan merilis album terbaru. Sukses selalu, The Overtunes!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading