Sukses

Entertainment

Editor Says: Donald Trump Paksa Green Day Bicara Islamophobia

Fimela.com, Jakarta Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat memang mengundang berbagai kontroversi. Banyak pihak yang melakukan penolakan dengan berbagai cara. Salah satu penentangan yang cukup mencengangkan dilakukan oleh Green Day lewat album yang dirilis belakangan ini.

Adalah album Revolution Radio yang resmi dirilis pada 7 Oktober 2016 lalu. Ada 12 lagu di dalamnya, di mana di dalamnya Green Day banyak memberikan kritikan pada kondisi politik dan sosial yang sedang terjadi di Amerika Serikat, terkait dengan kemenangan Trump dalam Pemilihan Umum.

Presiden Donald Trump ketika menyambangi markas besar CIA (Associated Press)

Geliat perlawanan itu sendiri memang sudah tampak, tak hanya dalam lirik lagu yang dibawakan, namun juga dalam video lirik yang dirilis secara bertahap. Potret dan ilustrasi menakutkan pun digambarkan dalam berbagai video lirik, seperti Revolution Radio, Say Goodbye, Still Breathing, dan yang terakhir adalah Troubled Times.

Video lirik Troubled Times baru saja dirilis pada 16 Januari 2017 lalu lewat YouTube. Bukan lagi sebuah simbolisasi, kali ini Green Day benar-benar membuat publik terkejut dengan ilustrasi-ilustrasi yang gamblang tentang bagaimana sosok Trump dianggap sebagai kebencian.

Cuplikan video lirik Green Day, Troubled Times (Bintang Pictures)

Video dipenuhi dengan image da potret berbagai perjuangan dan protes yang telah dilalui Amerika selama beberapa abad terakhir. Selain keberadaan tokoh HAM Martin Luther King, Jr, beberapa isu yang ditampilkan antara lain adalah terkait hak pilih wanita, Islamophobia, serta berbagai protes tentang isu sosial yang pernah terjadi di Amerika.

Namun isu-isu yang sudah diselesaikan di masa lalu tersebut kemudian seolah kembali buyar, karena kehadiran sosok mirip Donald Trump yang bicara di depan publik layaknya api yang membakar. Seolah kembali ke masa lalu, masalah tersebut seolah kembali muncul, Islamophobia kembali membara, hak wanita kembali dibatasi, dan pada akhirnya terlihat potret Martin Luther King, Jr yang menitikkan air mata.

Islamophobia di AS

Isu Islamophobia yang ikut diangkat Green Day dalam kritikan pada Donald Trump memang menyita perhatian kaum Muslim. Selama ini, sang Presiden memang dikenal berpikiran rasis. Pernyataan Trump yang menyatakan bahwa Islam benci Amerika membuatnya dinilai sebagai anti Islam.

Hal inilah yang kemudian ditakutkan publik akan semakin melebarkan paham Islamophobia di dunia, khususnya Amerika. Padahal, walaupun AS dikenal memiliki hubungan kurang baik dengan negara Islam, faktanya warga muslim dan non-muslim telah hidup berdampingan dengan damai.

Cuplikan video lirik Green Day, Troubled Times (Bintang Pictures)

Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan oleh Green Day ini pada akhirnya memang menunjukkan bahwa Islamophobia tidak menjangkiti semua warga Amerika. Walau propaganda anti-Islam mungkin sangat santer terdengar di dunia Barat, nyatanya masih ada tempat di mana umat Muslim dan atributnya tidak dianggap sebagai teroris.

Islamophobia bukan satu-satunya isu penting yang diangkat oleh Green Day kali ini. Sebagaimana kita tahu, banyak wanita yang membenci Trump karena pernyataan-pernyataannya yang dianggap melecehkan kaum wanita. Hal ini pun dikhawatirkan akan mempengaruhi perlakuan negara pada kaum Hawa di negera tersebut.

Seorang wanita mempersiapkan bahan untuk berunjuk rasa di pusat kota Miami, AS, Kamis (26/1). Pengunjuk rasa menolak kebijakan Presiden AS, Donald Trump yang membatasi warga Muslim masuk ke AS. (AP Photo / Alan Diaz)

Green Day pun juga menyoroti kalimat seruan Trump setelah terpilih menjadi Presiden. 'Make America Great Again'. Dalam pidatonya, dia mengajak semua warga untuk bahu membahu membahu membawa Amerika pada posisi adidaya, dan menjadi negara yang paling disegani di dunia. Namun berdasarkan karakter Trump yang dikenal publik, Green Day mengubah kata-kata itu menjadi 'Make America Hate Again'.

Bagaimana pendapat Anda? Setuju dengan perlawanan Green Day, atau justru salah satu pendukung pemikiran Donald Trump?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading