Sukses

Entertainment

Eksklusif, Adera Bercerita Lewat Karya dan Nada

Fimela.com, Jakarta Musik memiliki definisi yang berbeda-beda bagi setiap orang, terlebih untuk musisi. Seperti pandangan dari solois tanah air, Adera, yang begitu sederhana tentang dunia yang ia cintai. Kendati demikian, lewat pemikiran yang sarat makna, ide-ide brilian untuk karyanya mampu tercipta.

***

Menarik ketika menyimak perjalanan karier pelantun Lebih Indah ini. Meski mewarisi darah musik dari sang ayah, Ebiet G. Ade, Adera memilih untuk menapaki jejaknya sendiri. Bahkan, ketertarikan untuk bermusik diawali dengan mempelajari instrumen dari sosok gurunya di bangku Sekolah Dasar dahulu.

Eksklusif Adera (Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sejak itu, Adera melalui banyak masa yang kian mengasah kemampuan bermusik. Tidak ketinggalan, ia terus menggali dan mengeksplorasi musikalitas hingga membentuk dirinya saat ini. Adera pun dengan bangga memperkenalkan karya sebagai musisi independen.

Adera teguh bermusik dengan tidak menitikberatkan satu hal dalam berkarya, seperti album contohnya. Bagaimana ia memaknai konsistensi menuangkan buah pikir ataupun ungkapan hati dengan bercerita lewat nada.

"Jadi sebisa mungkin gue fokusnya bukan di album, bukan mengumpulkan lagu yang banyak terus dijadikan satu album dalam tema yang sama tapi buat nerusin konsistensi dimana gue bikin cerita dalam karya-karya gue," ungkap Adera kepada Bintang.com, beberapa waktu lalu.

 Eksklusif Adera (Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Begitu pula ketika Adera menyuarakan curahan hati sang kakak lewat single terbarunya yang bertajuk Muara. Tidak tanggung-tanggung, Adera juga membuat visualisasi dari single Muara lewat semi film pendek yang memiliki arti yang tidak kalah mendalam.

Adera berbagi kisah awal ketertarikannya pada musik, lika-liku perjalanan mencipta karya, keinginan di dunia musik yang begitu ia idamkan, harapan karier, hingga single terbaru, Muara. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Adera lewat rangkuman berikut ini.

Muara, Cinta Tanpa Syarat

Lewat single terbaru, Muara, Adera menyuarakan bagaimana dalamnya makna cinta tanpa syarat. Single ini berdasarkan kisah asmara sang kakak, Abietyasakti K.K, yang juga sebagai penciptanya.

Bisa diceritakan single Muara seperti apa?

Single Muara itu single orang lagi jatuh cinta, mengungkapkan rasa sayangnya segombal-gombalnya orang mengungkapkan perasaan itu dari hati. Itu sudah dari hati cuma berlipat ganda, menumpuk lama banget akhirnya keluar semua. Banyak banget perumpamaan di situ yang mewakili rasa sayang seseorang sama orang lainnya. Video klipnya beda konsep sama lagunya, di situ gue bikin agak twisted jadinya ada yang suka video klipnya, ada yang suka lagunya, ada yang suka dua-duanya.

Bagaimana awal terciptanya single Muara?

Muara sebenarnya lagunya sudah ada beberapa tahun yang lalu tapi nggak dirilis secara official, yang ciptakan lagunya kakak gue sendiri dan waktu itu kita mikir ini nggak mau dirilis karena sudah kebanyakan lagu pelan, lagunya mungkin terlalu berat dan beberapa faktor lainnya. Jadi, ciptain lagunya nggak bisa dipastikan berapa lama tapi yang pasti cukup lama karena semua lagu yang aku nyanyiin itu semua dari pengalaman pribadi.

Video klipnya menarik, bisa diceritakan?

Beda banget antara video klip dan lagu, sebenarnya nyambung tapi beda banget adalah di lagunya itu pure untuk mengungkapkan rasa sayang kita ke orang lain kalau video klip, gimana caranya kita menyayangi seseorang apapun keadaan dia, mau sakit, mau dia punya kekurangan apapun kita akan tetap sayang sampai kapanpun, ini juga jurus director yang bisa kasih kita ide brilian itu, jadinya waktu itu kontribusi gue adalah mencoba berperan sebagai seseorang yang memang benar-benar niat akan video klip ini.

Kenapa memutuskan terjun langsung di video klip?

Dari dulu sampai sekarang nggak pernah nggak terjun langsung, video klip selalu ikut, selalu jadi bagian dari video klipnya karena memang kayak itu kisah gue juga, apalagi video klip sekarang, kadang-kadang gue merasakan itu.

Eksklusif Adera (Jacket: @leafofficialstore, Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Proses pendalaman peran di video klip?

Director membuat skrip, raut muka dan gesturenya harus gimana walaupun gue nggak bisa mengikuti 100 persen, tapi itu adalah percobaan pertama untuk mencoba sok-sok akting.

Kenapa judulnya Muara?

Balik lagi ke penulisan lagunya, kakak gue itu nulis berdasarkan pengalaman pribadi dan namanya ceweknya itu beneran Muara dan disambungkan sama lagunya, tempat hatiku bermuara jadi se-sweet itu. Tadinya diawal-awal judulnya bukan itu, zaman dulu sempat diganti judulnya, diganti Puisi Hati, berkali-kali ganti akhirnya kita bikin simpel aja dan orang-orang nggak menebak-nebak.

Single dan video klip Muara apa poin menariknya?

Sebenarnya gue melihat ini sebagai lagu yang liriknya jatuh cinta tapi bisa dilihat dan bisa didengar juga dari sisi sedihnya karena kita bisa menyayangi seseorang mau di keadaan sedih dan susah tetap kita sayangi. Kadang-kadang orang melihat lagu cinta itu senang-senang doang, ini liriknya mengagumi seseorang sampai kita sendiri nggak peduli keadaan dia gimana. Di rasa tidak peduli itu lah kesedihan-kesedihan itu mulai muncul itu juga kenapa gue bilang itu menarik karena kita mencampur, cinta itu ada kesedihan dan senang-senangnya juga.

Video klip kenapa dibuat bersambung?

Sebenarnya ini gue nggak bisa bicara terlalu detail karena nanti bocorannya nggak seru. Modelnya semi film pendek kalau misalnya diceritakan klimaksnya hilang tapi intinya gue ada beberapa single dan single-single itu akan ada video klipnya dan setiap gue rilis lagu itu selalu ada ceritanya. Serunya lagi kali ini ceritanya akan gue visual kan lewat video klip atau semi film pendek.

Eksklusif Adera (Jacket: @leafofficialstore, Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Chemistry bersama model di video klip?

Nggak susah sih, karena yang bikin gampang modelnya sangat bikin kita nyaman, dia nggak manja sama sekali. Jadi, dia bisa mengakrabkan diri dengan cepat dan kita bisa nyaman juga. Padahal waktu itu baru ketemu dua kali terus entah kenapa dia bisa bikin suasana nggak awkward mau adegan sedekat apapun tetap nyaman aja.

Setelah resmi dirilis, bagaimana respon pendengar dan fans?

Respon video klipnya positif banget, ada yang nggak suka juga karena orang lebih milih mendengarkan lagunya atau orang nggak suka gue akting, maksudnya akting gue jelek cuma gue menerima dengan senang hati dan siapa tahu gue bisa mengembangkan itu kemudian hari.

Menanggapi berbagai macam respon dari pendengar?

Gue bukan orang yang konfrontatif, bukan orang yang terlalu mencoba untuk menerjemahkan apa yang orang tanyakan, pertanyaan-pertanyaan yang kadang-kadang kalau kita pikirkan kita juga nggak akan temukan jawaban karena itu soal selera, masalah teknis yang kadang-kadang nggak ada yang baku, jadi menurut gue kalau mau berkarya, berkarya aja rilis sesuatu yang terbaik dari hati.

Harapan untuk single ini?

Harapannya supaya bisa dinikmati sama orang. Aku ingin lagunya sampai ke orang-orang, harapan kecilnya bisa jadi lagu untuk cowok gombalin cewek karena lagunya gombal banget.

Cerita-cerita Adera

Selain bercerita lewat nada, Adera juga mengungkapkan kebanggaannya sebagai musisi independen. Bagaimana ia memulai  meniti karier dan juga memperkenalkan karyanya.

Single ini sebagai opening atau ada persiapan album?

Sebenarnya album bukan target keuntungan punya album itu buat orang beda-beda. Kalau buat gue, bikin karya yang keren aja deh. Ini bersambung, ini single-single gue bercerita, entah nanti jadi album atau nggak, itu nggak ngaruh buat gue. Cerita dari kehidupan pribadi masing-masing, sudah pasti kehidupan kita terus berjalan dan terus bercerita dan nggak perlu di-direct.

Bagaimana awal tertarik bermusik?

Kelas dua SD gue mulai belajar gitar sama guru Bahasa Indonesia, setiap pulang sekolah gue menyisihkan 1-2 jam untuk belajar gitar sama guru Bahasa Indonesia namanya pak Sulaiman. Kelas 5 SD bikin band pentas di perpisahan SMA tapi waktu itu main gitar. SMP akhirnya pindah main bass itu mulai jiwa musik tinggi, SMA main bass setelah itu pengen cover lagu pakai gitar nggak ada yang nyanyi akhirnya gue yang nyanyi dan responnya positif luar biasa.

Waktu awal kuliah gue diundang di salah satu kampus dan gue tolak karena gue nggak merasa gue penyanyi dan kemampuan menyanyi tinggi berkali-kali gue tolak. Akhirnya, sekali manggung tahun 2008 dan pas manggung penonton apresiasi luar biasa ikut nyanyi bareng itu pertama kali gue merasakan adrenalin di atas panggung dan kenapa sampai saat ini gue sayang banget sama off-air.

Ada pengaruh dari ayah untuk musik?

Pengaruh mungkin darahnya sama di rumah banyak alat musik jadi mencoba sendiri. Cuma kalau diajarin sih nggak.

Eksklusif Adera (Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Merasakan pasang surut karier?

Gue sebagai penyanyi independen yang berkarier dengan modal finansial yang nggak banyak dan berjuang semua sendiri kadang-kadang one man army, ngedit, take vokal, rekaman, bikin poster sendiri itu gue merasakan setiap langkahnya. Jadi, zaman promo sampai keliling jalan darat benar-benar nggak ada kemewahan dan sampai sekarang juga nggak suka segala sesuatu yang terlalu mewah karena gue merasakan perjalanan gue dari awal banget tapi gue udah melewati, yang orang-orang punya tim besar di awal mereka nggak tahu apa yang terjadi sama kehidupan mereka yang sebenarnya. Masa surut, masa ramai itu gue nikmati aja karena menurut gue musik dari hati itu akan selalu sampai di hati juga.

Apa arti musik bagi Adera?

Musik itu kayak kita menyampaikan sebuah pesan lewat nada sebenarnya kayak ngomong sambil nyanyi aja. Cuma masalahnya, zaman sekarang orang mengategorikan musik sama dengan seni, seni macam-macam dan musik juga masalahnya kalau musik sesuatu yang jelas, sesuatu yang bernada.

Musik berdampak langsung untuk hidup Adera?

Ya sangat berdampak besar kalau sebagai musisi yang membuat dan merilis karya, aku merasa harus terus bikin musik karena kalau nggak bikin musik larinya kemana yang di dalam hati.

Eksklusif Adera (Photographer: Galih W. Satria/Bintang.com, Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Cara mempertahankan konsistensi untuk berkarya?

Mungkin akan nggak berkarya kalau misalnya nggak punya hati karena kalau kita masih punya hati akan ada kejadian-kejadian yang bikin kita sedih, senang dan semuanya itu bisa jadi lagu. Nggak usah nyanyi, kita aransemen gitar aja bisa kita bikin sweet.

Keinginan yang ingin dicapai?

Banyak banget keinginan yang ingin dicapai, suatu saat nanti gue akan bikin sebuah konser besar banget yang nonton puluhan ribu, terus yang ada di panggung itu hanya gue dan gitar gue. Itu kayak angan-angan yang tinggi banget yang gue ingin capai walaupun gue ragu bisa mencapai itu tapi nggak apa-apa yang namanya angan kan boleh saja. Terus sama ingin  keliling Indonesia untuk ditelusuri.

Harapan untuk karier?

Semoga gue bisa bermusik seumur hidup, gue selalu bisa bermusik dari hati karena nggak bohong banyak godaan untuk bermusik meninggalkan sisi seni dan hanya memikirkan sisi bisnis, gue nggak mau itu terjadi. Gue beruntung bisa jalan sendiri tanpa ada label raksasa di belakang gue, dan gue bisa terus maju dengan bangga merepresentasikan diri gue sebagai musisi independen dan bisa berhasil sebagai musisi independen.

Menapaki jejak di dunia musik dengan konsisten berkarya, Adera berusaha mencipta dari hati. Tidak muluk-muluk pula harapannya untuk berkarier yakni dapat terus bermusik dengan menuangkan ide-ide yang ia miliki. Sukses selalu, Adera.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading