Sukses

Entertainment

Eksklusif, Adi Nugroho dan Donita Saling Curhat Kejelekan

Fimela.com, Jakarta Di tengah isu orang ketiga yang tengah ramai diperbincangkan di dunia hiburan tanah air, tak ada salahnya jika kita mengangkat tentang sebuah rumah tangga yang harmonis. Jika menyinggung hal tersebut, sepertinya pernikahan presenter Adi Nugroho dan pemain sinetron Donita patut dijadikan sebagai salah satu referensi.

Ya, meski baru berusia 3 tahun, pernikahan Adi Nugroho dengan wanita bernama lengkap Noni Annisa Ramadhani ini memang jauh dari isu tidak sedap. Bahkan, dalam beberapa kesempatan, pernikahan yang dihelat pada 6 September 2014 itu tampak selalu kompak.

 

Perbedaan usia yang cukup jauh nyatanya tak juga menjadi halangan untuk mereka saling mengerti akan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Terbukti, selain kehadiran Alfarizqy Ataris Svarga Nugroho, anak pertamanya yang kini berusia 2 tahun, mereka pun tengah menanti kehadiran anggota baru di keluarganya lantaran Donita diketahui tengah mengandung. Tak ayal, hal tersebut pun semakin menambah kebahagiaan Adi Nugroho dan Donita.

 

"Intinya tuh kalau kita sebagai pasangan, intinya saling melindungi. Ibaratnya kita jadi baju masing-masing jadi saling melindungi, saling menutupi kalau ada keburukan. Itu yang harus saling dimengerti oleh pasangan dan yang coba kita jalanin," ujar Adi Nugroho saat disinggung soal tips keharmonisan rumah tangganya dengan Donita saat berkunjung ke kantor Bintang.com.

Lewat sebuah wawancara eksklusif, Adi Nugroho dan Donita pun tak sungkan untuk 'membongkar' isi pernikahannya yang sudah terjalin tiga tahun. Tak hanya tentang tips menjaga keharmonisan, namun juga friksi-friksi yang mereka anggap sebagai batu kerikil dalam kehidupan rumah tangga.

Donita-Adi Nugroho Anggap Setiap Masalah Adalah Proses Penyesuaian Diri

Sebagai pasangan yang masih terbilang muda dalam ukuran waktu membina rumah tangga, Adi Nugroho dan Donita sadar betul bagaimana menghadapi masalah yang kerap menghampiri. Tak mau menjadikan setiap masalah adalah hal yang menakutkan, Adi dan Donita sepakat akan terus melakukan penyesuaian diri agar prinsip menikah sekali dalam seumur hidup mereka bisa terjaga selamanya.

Pernikahan kalian termasuk yang jauh dari gosip tidak sedap, apa tipsnya?

Adi: Intinya tuh kalau kita sebagai pasangan, intinya saling melindungi. Ibaratnya kita jadi baju masing-masing, jadi saling melindungi, saling menutupi kalau ada keburukan. Itu yang harus saling dimengerti oleh pasangan dan yang coba kita jalanin.

Donita: Iya bener. Kalau dibilang nggak ada masalah, kita bilangnya bukan masalah tapi penyesuaian. Yang awalnya dari nggak kenal jadi kenal. Terus istilahnya walaupun kita sempat pacaran setahun, tapi kan beda sama menikah yang tiap hari ketemunya dia lagi dia lagi, otomatis ada sesuatu yang berbeda. Kalau pun ada yang tidak sesuai ya kita anggap itu sebagai proses untuk menyesuaikan. Jadi kalau dibilang nggak ada masalah, kerikil, setiap hubungan selalu ada kerikil dan mudah-mudahan cuma kerikil, bukan batu yang besar.

Apa ada kebiasaan pasangan yang baru ketahuan pas setelah nikah?

Donita: Kalau dia hobi banget buka-buka lemari, itu awalnya aku tutup, terus dia buka lagi. Aku tutup, dia buka lagi, sampai aku ada pikiran, 'Mungkin yang ada di pikiran Adi tuh mungkin baju juga harus napas kali ya, jadi harus sering buka lemari'. Sampai aku nanya, 'Kenapa sih sering buka lemari?' Terus dia bilang, 'Oh iya aku lupa'.

Kalau mas Adi, apa yang bikin sebel dari kebiasaan Donita?

Adi: Hormonal. Kalau hormon perempuan, apalagi kalau lagi hamil agak-agak naik turun. Untungnya kita sabarnya luar biasa sih.

Donita: Sampai saking akunya gitu menyebalkan, karena orang hamil itu kan diibaratkan orang yang lagi PMS (menstruasi) tapi 9 bulan, jadi ada aja yang kesinggungnya nggak seberapa tapi kesannya mau marah kayak petasan dinyalain api gitu.

Adi: Jadi ibaratnya udah dijelasin satu tambah satu, tetep aja nggak akan pernah dua (hasilnya).

Donita: Wanita kan emang gitu, nggak pernah salah. Sampai dia akhirnya tulis di meja rias gitu, 'Awas, wanita hamil'. Jadi buat dia wanita hamil itu nggak pernah salah. Jadi tiap hari dia bolak-balik ke supermarket cuma buat beli pil ikhlas sama pil sabar. Jadi saat aku nyebelin dia cuma ikhlas, sabar, hehehe.

 

Sejauh ini, selama tiga tahun menikah, masalah apa yang kalian rasa paling berat?

Donita: Kalau aku mungkin karena selama ini pacaran cuma by phone, yang nggak serumah, jadi saat ada menemukan sesuatu yang berbeda jadi aku kayak, 'Kok beda ya?', lebih ke kaget aja sih. Tapi yang tadi aku bilang, makin hari kita makin kenal, makin tahu, dan makin bertambah umur kebersamaan kan semuanya berubah. Dari belum nikah sampai akhirnya aku mau punya anak dua pasti semuanya ada yang berubah. Mungkin karena sifat kekanakan aku, mungkin aku masih suka mempertanyakan, 'kok beda sih?'.

Adi: Kalau aku sih nggak ada yang berat, biasa-biasa aja sih. Namanya memang resiko berani ngajak nikah kan kita harus bisa terima apa adanya, ya itu dijalanin aja, apapun itu (masalahnya) didiskusikan. Kalau dibilang berat, kayaknya sih nggak ada karena emang niatnya ngejalanin dan lurus-lurus aja.

Pernah ada masalah yang sampai bikin kalian crash nggak?

Adi: Yaa kepancing dikit mah biasa, cuma biasanya langsung eling, langsung sadar, nggak boleh. Ya udah kontrol, jadi ya udah ajak becanda kalau nggak cuekin aja.Donita: Iya dia biasanya pakai jurus hilang gitu, jadi nanti nunggu aku yang ngajak ngobrol duluan. Kan kalau orang lagi emosi terus ditanggepin kan jadi kayak makin ada temen berdebat, jadi sama dia suka didiemin. Nanti aku sendiri sih yang biasanya itu (luluh).

Contoh kasusnya seperti apa?

Donita: Ya misalkan kita lagi anggap itu diskusi di satu tempat, saat aku nyebelin, daripada dia kepancing emosi dia biasanya ninggalin aku. Terus nanti entah itu biarin aku tidur, atau apa, nanti besoknya kan udah refresh, jadi biasanya aku yang, 'Kenapa mesti ngomel dan nyebelin ya?', jadi akunya sadar.

Adi: Kalau udah gitu paling aku jawabnya gini, 'Yaa karena kamu lagi hamil'.

Donita: Aku juga sadar, jadi nanti ngajak ngobrolnya kayak, 'makanan udah siap yaang'.

Butuh waktu berapa lama biasanya seorang Donita sadar kalau emang suka sebel-sebel nggak jelas?

Donita: Nggak lama, aku sadarnya juga cukup cepat. Aku sebagai perempuan walaupun kita egois dan punya masalah hormonal yaa kalau kita salah yaa salah. Aku sih bilang, 'Aku tau aku salah tapi aku kesel'. Itu kan aku mengakui aku salah, tapi aku sebel aja, pengen marah. Jadi kalau aku kasih infomasi gitu dia jadi tau yaa emang lagi hormonal dan lagi sebel, bukan karena masalah yang nantinya ngerembet kemana-mana, karena emang mood aku aja.

 

Kalau boleh tau, dalam keseharian kalian, biasanya apa yang sering nggak cocok satu sama lain?

Adi: Nyari makan. Aku orang paling simpel untuk nyari makan kayak kebanyakan cowok gitu, jadi apa aja yang di depan mata. Sementara cewek kan harus yang enak, yang di ujung dunia pun dibeli kalau bisa.

Donita: Nah dia tuh suka sebel kalau aku bilang, 'Yaang ini lagi hits loh di sini sini,' dia tuh, 'Hadeeuh'. Dia tuh kadang bilang, 'Kamu kalau mau makan enak mending telepon temen kamu suruh kirim'. Soalnya kan aku tinggalnya di A, dan aku pengen makannya di X, kan jauh banget, nah dia tuh kurang suka.

Adi: Dia tuh suka wisata kuliner lah. Kalau cowok kan di depan ada warteg juga hajar aja.

Mas Adi, kalau Donita rewel gitu gimana?

Adi: Kalau lagi laper biasanya mukanya aja ya tegang. Aku kan lemes, jadi mukanya agak kenceng, marah sih nggak.Donita: Karena dia emang bukan tipe yang marah gitu, jadi lebih ke pasang muka kanebo keringnya kalau laper atau nggak setuju, nanti kan biar akunya mikir.

Donita kan suka wisata kuliner, kalau mas Adi?

Donita: Adi sukanya kerja.

Adi: Beneran, hobi aja kerja. Aku bilang misalnya kita punya bisnis itu kayak kita punya anak sendiri, itu kan kita bener-bener harus inget dia, ngurusin dia, apa yang terbaik buat dia, itu. Jadi aku bisa bekerja dimanapun kapanpun saat apapun.

Nah Donita gimana, sebel nggak lihat suami yang di mana-mana ngurusin kerjaan?

Donita: Sebel, tapi lama kelamaan kayak pasrah. Karena susah ngajak dia pergi tuh. Jadi yaa harus dari kitanya sih.

Donita gimana sih rasanya punya suami workholic?

Donita: Nggak gimana-gimana, karena akunya juga bukan yang nggak berkegiatan. Cuma yang namanya cewek kan biasanya banyak mau, nah itu aja sih. Kadang pas lagi BM (Banyak Mau) aja sih ngerasa, 'ihh kesel'. Tapi selebihnya aku nggak gimana-gimana sih.

Donita-Adi Nugroho Berprasangka Baik dalam Menghadapi Setiap Masalah

Seperti apa yang dikemukakan oleh Adi Nugroho dan Donita, hidup berumah tangga tentunya berusaha menyatukan dua pemikiran yang berbeda. Sambil sama-sama terus belajar saling mengerti satu sama lain, Adi dan Donita pun merasa siap untuk melewati setiap permasalahan di rumah tangganya, termasuk dengan adanya siklus lima tahunan dalam pernikahan yang kerap dianggap sebagai sumber keretakan hubungan.

Sudah memasuki usia tiga tahun pernikahan, bagaimana rasanya?

Adi: Kita udah menikah tiga tahun dan rasanya cepet sih kerasanya. Kayaknya baru kemarin kita dekat, terus nikah dan ternyata udah mau punya anak, Insya Allah dua.

Donita: iya sih, berasanya kok kayak kemarin baru nikah, sekarang udah tiga tahun aja. Udah gitu nggak berasa anak udah dua tahun dan udah mau nambah lagi, kayak semuanya tuh serba cepet. Kayak baru berasa dia (Svarga) lahir segala macam, terus sekarang udah mau ngadapin lahiran lagi, seru sih yaa.

Hamil anak kedua katanya nggak direncanakan, apa benar?

Adi: Bukan nggak direncanakan, cuma waktu itu kecepetan. Jadi kita mau usaha dulu mudah-mudahan beberapa bulan sesudahnya setelah usaha itu dapat (anak). Nah alhamdulillahnya waktu itu langsung dapat jadi Donitanya kaget.

 

Reaksi Svarga pas tahu mau punya adik gimana?

Donita: Dia lebih manja. Mungkin karena dia tahu dan sekarang kalau ditanya, 'Svarga mau punya adik nggak?' 'Nggak mau', Jawabnya gitu.

Terus gimana ngasih pengertian ke Svarga soal adiknya nanti?

Donita: Kita kenalinnya juga nggak memaksa, takutnya dia ngerasa bersaing (dengan adiknya), jadi kita pelan-pelan, jadi mudah-mudahan dia bisa lebih mengerti lah.

Ada stigma lima tahun pertama pernikahan itu rawan renggang, pendapat kalian?

Donita: Kalau kita sih, menurut aku pribadi menanggapi lima tahun itu susah atau banyak cobaan mudah-mudahan itu cuma bagian dari proses saling mengenal dan proses lebih dewasa lagi aja dalam menjalani sebuah hubungan, bukan masalah yang besar dan kalaupun ada masalah kita masih bisa selesaikan sama-sama.

Adi: Intinya itu kita denger (tentang stigma tersebut), tapi buat aku dan aku juga sering ngomong ke Donita yaa orang mah orang, kita ya kita lah, gimana kita ngejalaninnya. Segala sesuatu itu proses, dan untungnya kamu ketemu aku yang mature banget yaa, jadi prosesnya bisa menjadi lebih mudah hahaha.

 

Bagaimana tanggapan kalian tentang omongan di luar yang cerita tentang susahnya berumah tangga?

Donita: Kalau aku nanggepinnya segala sesuatu yang buruk itu kayak mengingatkan aku akan didepan itu sebagai pengingat aja buat aku jadi lebih hati-hati, bukan yang buat takut.

Adi: Intinya dibawa santai, dibawa asik, dan semuanya kembali ke niat. Jadi kalau niatnya buat bersama terus, biasanya sebesar apapun kerikilnya masih bisa kita hadapin. Jadi kalau aku bilang niatnya ajalah, kalau niatnya baik mudah-mudahan semuanya kedepannya selalu ketemu kebaikan.

Kualitas rumah tangga memang tak melulu dapat diukur dengan berapa lama sepasang suami istri menjalani biduk pernikahan, namun juga bagaimana sikap masing-masing pasangan menghadapi setiap masalah. Meski masih terbilang singkat, lewat sebuah wawancara eksklusif di atas, tampak jelas bagaimana kesiapan mereka menghadapi setiap perbedaan yang kerap muncul.

Sampai pada akhirnya, kita pun bisa mengambil kesimpulan atas apa yang dikatakan Adi Nugroho dan Donita. Bahwa, berumah tangga adalah tentang proses pembelajaran dan penyesuaian yang tak pernah berhenti. Sukses terus Adi Nugroho dan Donita!!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading