Sukses

Entertainment

Editor Says, Belajar dari Anomali Penonton Film Dilan 1990

Fimela.com, Jakarta Film Dilan 1990 berhasil menyedot perhatian penonton bioskop Tanah Air. Saat pertama kali ditayangkan pada Kamis, 25 Januari 2018, Film yang disutradari oleh Fajar Bustomi itu telah meraup 225 ribu penonton.

Film Dilan 1990, pada hari ketiga penayangannya sukses menghadirkan 411 ribu penonton. Prestasi tersebut hampir melewati perolehan penonton Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss. Dan penonton Dilan 1990 terus melaju.

Film Dilan 1990 berhasil mendapatkan lebih dari 1 juta penonton hanya dalam waktu kurang dari 4 hari. Ini adalah rekor pencapaian box office tercepat film Indonesia untuk tahun 2018.

Baru delapan hari tayang di bioskop film Dilan 1990 sudah menembus angka dua juta penonton lebih. Antusiasme penonton untuk menyaksikan film Dilan 1990 masih belum surut. Film yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla ini sudah menembus angka 2.595.000 penonton.

Hasilnya, setelah 10 hari pemutarannya, Dilan 1990 sudah berhasil menembus angka 3 juta penonton pada 3 Februari kemarin. Terbaru, film yang dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla telah berhasil mencapai angka 4 juta penonton dalam 12 hari pemutaran di bioskop.

Alasan Film Dilan 1990 Laris

Demi pencapaian tersebut, sebuah syukuran pun dilakukan bersama dengan anak-anak panti asuhan. Terkait pencapaian ini, para pemain, sutradara dan juga produser mengaku sangat bersyukur.

"Rasanya kayak, wah nggak nyangka banget trus nggak nyangka 12 hari 4 juta penonton, senang banget emang ternyata antusiasnya film Dilan luar biasa banget," kata Vanesha Prescilla di XXI Kemang Village, Jakarta Selatan, Selasa (6/2/2018).

Sang sutradara menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan yang pertama kali baginya. Selama membesut banyak judul film, Fajar Bustomi selaku sutradara mengaku tak pernah mendapatkan angka satu juta.

"Ya jadi jangankan 4 juta, satu juta satu aja belum pernah, yang pasti seneng banget. Terimakasih atas doanya dan nggak nyangka senang banget," tutur Fajar Bustomi.

Ody Mulya sebagai produser mengatakan bahwa tujuannya untuk menghibur masyarakat melalui film yang dibesutnya telah tercapai. Ia merasa sangat bangga ketika masyarakat yang menonton filmnya bisa tersenyum selepas keluar dari bioskop.

"Dengan mengucap alhamdulillah mencapai 4 juta penonton semoga terhibur, pulang pulang kita ngaji lagi, ambil yang baiknya, dan bisa menjadi hiburan," ujar Ody Mulya.

Melihat jejak pencapaian penonton film Dilan 1990, peristiwa ini bisa jadi catatan dan pembelajaran bagi semua produser film Indonesia. Karena film Dilan 1990 menjadi anomali di film Indonesia.

Anomali Film Dilan 1990

Mengapa disebut anomali? Karena Dilan 1990 tayang di hari-hari biasa. Bukan waktu-waktu 'panen' penonton seperti saat libur sekolah, Natal, dan lebaran. Hebatnya lagi, selama dua minggu penayanganya, jumlah layar dan penonton film ini relatif stabil 300 ribu per hari.

Biasanya, film Indonesia akan mengalami penyurutan jumlah penonton pada minggu kedua penayangannya. Karena ada pilihan film yang baru tayang. Namun, hal ini tidak terjadi di film Dilan 1990.

Apa yang membuat film ini kemudian laris? Film Dilan 1990 diadaptasi dari seri novel laris karya Pidi Baiq. Pembaca novel ini tentu penasaran dengan film ini.

Ada dua penggemar militan di film ini, penggemar novel dan penggemar Iqbaal. Kombinasi penggemar inilah yang membuat kontroversi muncul sejak awal pemberitaan film Dilan 1990.

Sama dengan novelnya, banyak qoute-qoute yang bikin baper atau terbawa perasaan di film Dilan 1990. Baper ini berlanjut ke media sosial dan berlangsung secara masive sehingga membuat orang semakin penasaran.

Tak ada film laris tanpa dukungan promosi yang kuat. Kolaborasi Max Pictures dan Falcon Pictures memberikan promosi yang luar biasa untuk film Dilan 1990.

Kisah film Dilan 1990 sangat mudah dinikmati oleh remaja. Kisah cinta dan gombalan ala remaja sangat indah dinikmati. Terlebih penonton remaja di bioskop sangat banyak.

Sesuai dengan judulnya, Dilan 1990, film ini memberikan nostalgia untuk remaja era 90-an. Dari motor antik dan gaya anak 90-an ditampilkan di film ini.

Tapi pada akhirnya, penontonlah yang membuat film ini laris. Production value yang membuat film ini dipromosikan secara berentai dari mulut ke mulut, dari media sosial ke media sosial. Bagaimana cantiknya naskah yang diikuti para pemain membuat penonton baper bahkan rela menonton berkali-kali.

Kualitas gambar, musik, dan editing semua menyatu. Pembeli tiket tidak kecewa karena sudah mengeluarkan uang untuk nonton film Dilan 1990. Inilah yang perlu kita pelajari agar film Indonesia menjadi raja di rumah sendiri. Memberi bukti bukan sekedar janji pada penonton. Kemudian cinta itu akan dibuktikan dengan jumlah penonton yang terus bertambah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading