Sukses

Entertainment

Eksklusif Petra Sihombing, Eksperimen dan Kolaborasi Bareng Incognito

Fimela.com, Jakarta Keluar zona nyaman terkadang tidak hanya semudah ucap. Banyak kumpulan niat menjelma menjadi wacana ketika tidak adanya keberanian untuk 'tampil' beda. Namun tidak dengan Petra Sihombing, ia justru menantang diri dan tak ragu ambil resiko bereksperimen untuk musiknya.

***

Sedikit bernostalgia, pelantun Pilih Saja Aku ini mantap menjejakkan langkah di dunia musik dengan mempersembahkan debut album bertajuk self-titled di tahun 2009 lalu. Dominasi pahit dan manis cinta begitu terasa di karya Petra saat baru merintis karier solo kala itu.

Tahun demi tahun berlalu, sederet project musik telah berhasil Petra rampungkan. Mulai dari kolaborasi hingga karya sendiri seperti single Nirmala yang hadir lewat versi original dan akustik di Desember 2017. Belum genap dua bulan usai Nirmala, Petra pun merilis single Take It or Leave It.

Tidak sekedar single baru, Take It or Leave It memiliki sentuhan berbeda juga penuh makna. Selain karena berkolaborasi dengan band acid jazz Inggris, Incognito, Petra mengisahkan sisi lain bagaimana cerminan keberanian diri untuk mendobrak zona nyaman.

"Dari lagu Take It or Leave It pesan yang ingin disampaikan sebenarnya menceritakan tentang mengambil kesempatan tanpa tahu akan terjadi apa. Mengambil resiko untuk keluar dari zona nyaman untuk mencapai sesuatu yang mungkin lebih dan mungkin juga nggak ada apa-apa," jelas Petra Sihombing ketika bertandang ke Bintang.com pada Selasa, (3/4/2018).

Menariknya, Petra Sihombing sendiri tidak pernah menyangka jika dirinya akan menjalin kerja sama bareng Incognito. Kolaborasi ini merupakan kejutan yang ia dapatkan sekaligus sebagai road to album terbaru yang bakal ia suguhkan di tahun 2018 ini.

Petra Sihombing berbagi kisah lebih mendalam mengenai kolaborasi dengan Incognito, proses kreatif, proses penggarapan, rencana merilis album terbaru tahun ini, hingga sepotong kisah tentang perjalanan karier bermusiknya. Simak wawancara eksklusif Bintang.com bersama Petra lewat rangkuman berikut ini.

Warna Baru dan Single Take It or Leave It

Petra Sihombing telah meluncurkan single terbarunya yang bertajuk Take It or Leave It. Single yang juga sebagai road to album terbarunya ini berkolaborasi dengan band asal Inggris, Incognito.

Apakah motivasi dan ide awal Petra menulis lagu ini?

Kayak mau membuka ke album baru, warna baru, ekspresimen yang pengen gue keluarin. Jadi, musik di album baru including lagu Take It or Leave It adalah hal baru yang pengen gue coba kasih. Intinya mencoba memberanikan diri mencoba hal-hal baru lagi.

Bagaimana cerita bisa kolaborasi dengan Incognito?

Kolaborasi dengan Incognito itu nggak tahu gimana caranya, tiba-tiba terjadi. Waktu itu dikenalin sama teman kebetulan dia salah satu orang yang kalau gue baru bikin lagu gue kasih denger ke dia, terus dikasih denger ke Incognito, waktu itu ke Bluey, mereke ketemu di Singapura. Teman gue bilang 'Ini Incognito mau ikutan di project lo,'. Gue bilang, 'Bolehlah, masa nggak boleh'. Akhirnya, jadi email-email mulai ngobrol gue cerita filosofi di balik lagunya. Gue pengen kasih tahu ke mereka supaya nggak terjadi hal yang mereka bingung lagu ini maksudnya apa. Gue pengen kasih gambaran yang sebenarnya kenapa bikin lagu ini.

Apa yang terpikir saat pertama mendengar Incognito mau kolaborasi dengan Petra?

Ada satu album Incognito yang rilis tahun 1993 gue lupa judulnya, tapi gue dengerin banget album itu. Gue lahir tahun 1992 album itu 1993, gue denger beberapa tahun setelah rilis tapi gue tetap suka banget sampai sekarang ada beberapa track yang sampai sekarang evergreen. Yang kepikiran langsung album itu. Bisa dibilang gue cukup nge-fans sama Incognito. Terus, tiba-tiba mereka mau join di lagu ini kayak wow.

Bagaimana dengan proses penggarapan single Take It or Leave It?

Kalau songwriting gue mulai dari 2 tahun sebelum rilis. Awalanya dapat reff doang terus setahun kemudian baru dapat verse 1 dan 2 itu pun udah 4 atau 5 kali ganti. Aransemen musik semuanya gue bikin di kamar pakai gitar gue sampling gue masukin ke keyboard terus drum juga gue sampling dari beberapa lagu orang.

Sebenarnya banyak mentalitas hip-hop yang gue terapin tanpa mengambil genre. Hip-hop is about sampling, ngambil lagu orang bikin beat di atasnya terus menjadikan itu lagu baru. Itu yang sebenarnya proses sampling yang gue ambil dari hip-hop meskipun musiknya nggak ada hip-hopnya. Cuma gue mencoba ambil hal-hal teknis dari genre yang berbeda.

Mengapa memutuskan memilih merilis single Take It or Leave It sebagai single kedua?

Sebenarnya gue sudah pengen rilis ini dari pertama tapi akhirnya yang pertama rilis Nirmala, Take It or Leave It dirilis kedua karena memang gue suka banget sama lagu ini. Album nanti aka nada beberapa bagian yang berbeda ada journey gitu. Take It Or Leave It itu me-represent salah satu journey dari beberapa journey yang ada di album baru. Jadi Nirmala menjadi pembukanya, Take It Or Leave It juga salah satu pembukanya, mereka me-represent journey yang berbeda-beda yang ada di album.

Bisa diceritakan tentang album terbaru?

Albumnya sudah kelar dengan 11 lagu akan rilis di tahun ini, semoga. Tapi pengennya sih tahun ini, kira-kira pertengahan atau akhir tahun. Penggarapannya sudah tinggal ada beberapa yang belum di mixing tapi banyak yang sudah juga sudah hampir kelar. Di album ini, album yang paling banyak kolaborasi daripada album yang dua kemarin. Di album ini ada 11 lagu hampir setengahnya kolaborasi.

Respon pendengar setelah Take It Or Leave It dirilis?

Lumayan, maksudnya gue seperti memulai hal baru dengan materi baru ini karena beda banget dari apa yang biasa gue bikin which is nggak apa-apa, gue akan ketemu dengan orang-orang yang suka dengan lagunya oran-orang baru, ketemu dengan komunitas-komunitas baru yang mungkin suka dengan lagunya dan sampai saat ini asyik-asyik saja. Ada yang suka ada yang apa sih tapi ya sudahlah.

Ada ketakutan ketika membuat sesuatu yang berbeda?

Takut sih nggak, lebih kepada yang penting gue senang saja, karena senang itu nggak bisa dibeli.

Petra Sihombing dan Karier Bermusiknya

Terhitung 9 tahun sudah Petra Sihombing mengarungi dunia solo karier. Ia pun menyampaikan berbagai hal tentang perjalanannya berkarya.

Petra memaknai perjalanan karier selama 9 tahun seperti apa?

9 tahun ini telah menjadi perjalanan yang seru, banyak serunya, banyak nggak enaknya, banyak nggak enaknya. Pembelajaran, gue selalu belajar dari hal yang baik dan buruk. 9 tahun nggak cepat jadi banyak banyak yang hal gue belajar dari 9 tahun, banyak banget hal yang gue nggak akan lakukan lagi dari 9 tahun lalu dan banyak yang pengen gue perbaiki lagi.

Proses kreatif Petra Sihombing seperti apa?

Awalnya iya, mencoba dulu untuk mencari itu di luar. Mencari "inspirasi" di luar, dari pantai, gunung. Pada akhirnya habis juga tapi yang akhirnya gue sadar adalah menggali ke dalam itu jauh lebih menyenangkan. Jadi, banyak banget caranya, baca buku atau diam saja berapa jam karena pada akhirnya ngaca ternyata kasih banyak insight, inspirasi dan banyak banget hal-hal yang belum tahu dari diri lo yang pas lo tahu itu bisa menjadi inspirasi.

Apakah Petra sudah menemukan itu semua?

Kayaknya semua nggak, cuma mencoba setiap hari untuk lebih kenal diri sendiri, mencoba melihat ke dalam dan meng-explore hal-hal baru yang ada dalam diri.

Apakah pernah jenuh bermusik?

Pernah-pernah nggak, karena gue nggak bisa yang lain. Jenuh paling gue ngapain sebentar tapi balik lagi, pasti balik lagi karena memang suka aja. Musik itu kalau nggak ada jadi aneh, kalau nggak bikin ya dengerin pasti ada hal yang hubungannya sama musik.

Musisi yang Petra idolakan apakah memberikan pengaruh dalam berkarya?

Iya dan nggak. Jadi, gue banyak banget mengidolakan orang tapi gue nggak pernah sampai yang 'wah gila'. Gue dulu sempat ngulik John Mayer which is awal-awal gue main gitar dan akhirnya jari gue kalau main gitar ada influence John Mayer. Makin lama kelamaan, gue waktu itu belajar gitar pakai lagu dia, jadi dia sebatas guru gitar gue dan disaat gue nulis atau produce lagu, ada bunyi-bunyian lain yang gue infuse ke dalam lagunya yang bunyinya sama sekali nggak ada dia. Tapi gue dengerin dia dan suka banget. In a way, itu adalah inspirasi yang baik cuma gue merasa harus menemukan warna gue sendiri.

Seperti apa project musik impian Petra?

Gue benar-benar kalau mengerjakan musik orang atau produce orang lain, gue nggak pernah ada target yang gimana banget karena menurut gue semua itu harus nge-flow, ya harus ada planning tapi planning itu datang setelah gue menemukan rasanya dengan siapa. Terakhir lagi banyak nulis sama Tulus, terus lagi ngerjain dua lagu di album Kunto Aji, kemaren sempat ngerjain single Kang Iwa K, ada beberapa project lain yang akhirnya gue ada dalam project itu, sengaja nggak sengaja gitu, jadi memang seberapa banyak di-planning kayak Incognito pun nggak ada di mapping kita as a team, jadi di jalanin aja dan mengikuti kata hati.

Keinginan Petra untuk karier bermusik ke depannya?

Gue pengen semua yang gue bikin, gue suka. Gue pengen semua yang gue bikin bisa ada dampak positif buat orang-orang yang dengerin. Nggak muluk-muluk yang penting itu bisa berjalan dengan lancar, gue tetap bisa menjalankan keseharian gue dengan tenang dan bermusik terus sampai mati.

Petra Sihombing berhasil mendobrak zona nyaman dengan bereksperimen di single terbaru, Take It or Leave It yang berkolaborasi dengan Incognito. Persembahan ini merupakan sebuah kejutan di perjalanan kariernya. Kecintaan Petra pada musik membuatnya kian yakin untuk terus berkarya tiada henti. Sukses selalu, Petra.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading