Sukses

Entertainment

Perjalanan Kehidupan Hari Moekti, dari Populer, Hijrah Hingga Menutup Mata

Fimela.com, Jakarta Perjalanan kehidupan Hari Moekti kerap memberikan inspirasi bagi banyak orang. Hal itu pula yang selalu ia bagikan saat berceramah di depan banyak orang. Mulai bekerja di sebuah hotel, menjadi populer hingga memutuskan hijrah dan menjadi penceramah. Hari Moekti juga kerap disebut pejuang dakwah oleh banyak orang.

Hari Moekti memulai karier bermusiknya di Semarang. Saat itu ia mengikuti sang ayah yang seorang tentara dan mendapatkan tugas di wilayah Jawa Tengah tersebut. Meski bukan cita-citanya menjadi penyanyi, namun rupanya bakat Hari Mukti mulai terasah.

 

Apalagi kemudian, ada produser musik yang tertarik membawanya ke dapur rekaman lantaran melihat warna suara Hari Moekti yang unik. Hari Moekti pernah mengikuti Festival Lagu Populer Indonesia tahun 1989.

Lewat singel Aku Suka, Kamu Suka, nama Hari Moekti lebih dikenal luas masyarakat. Hari Moekti bahkan disebut-sebut sebagai salah satu rocker termahal di eranya. Kabar yang beredar, honor manggungnya mencapai Rp50 juta saat itu. Kehidupan Hari Moekti pun berubah drastis. Popularitas dan harta berlimpah pun dalam genggamannya.

 

Namun ternyata itu tak membuatnya hidup dalam ketenangan. Dalam sejumlah wawancara dengan media, ia menyebutkan harta dan popularitas ternyata bukan yang dicarinya selama ini. Apalagi sang ibu, memang tidak menginginkan dirinya menjadi seorang penyanyi.

Hari Moekti, dalam sebuah wawancara menegaskan, apa yang diraihnya tak juga membuatnya puas. Bahkan ketika ia banyak mengeluarkan uangnya untuk bersedekah pun ternyata tak memberikannya ketenangan jiwa. Sampai suatu ketika ia bertemu dengan seorang ustaz.

Setelah menjalani kajian agama, ia kemudian memutuskan untuk berhijrah. Keputusannya itu berbarengan dengan produksi album terakhirnya, tahun 1995. Sehingga album terakhir Hari Moekti tak maksimal dalam promosi.

 

Hari Moekti total berhijrah dan berdakwah

Melepaskan semua atribut popularitas dan harta yang berlimpah, tentu hal yang berat. Hari yang saat populer hidup berlebihan, harus menghadapi cobaan demi cobaan. Salah satunya adalah ketiadaan biaya saat sang istri melahirkan anaknya. Namun akhirnya ia diberikan jalan, untuk melunasi biaya persalinan sang istri.

Meski banyak tantangan dan cobaan, Hari Moekti tak urung untuk berdakwah. Semangatnya tetap terjaga, bahkan hingga ia sakit. Hampir setiap hari, jadwalnya diisi dakwah di berbagai tempat, tanpa mematok honor.

Hari Moekti bahkan sampai disebut pejuang dakwah oleh masyarakat yang mengenal sepak terjangnya di dunia dakwah. Bahkan sampai di penghujung usianya, Hari Moekti ternyata masih menyisakan jadwal dakwah yang padat. Selamat jalan Kang Hari Moekti. Karya dan perjalananmu semoga menjadi inspirasi bagi masyarakat.

Sumber: KapanLagi.com

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading