Sukses

Entertainment

Eksklusif Reisa Broto Asmoro, Ketika Ilmu dan Profesi Berguna dalam Kehidupan Keluarga

Fimela.com, Jakarta Usia balita memang menjadi golden moment untuk setiap anak. Sadar akan hal tersebut, Reisa Kartikasari atau yang lebih akrab dikenal Reisa Broto Asmoro pun tak ingin melewatkan masa emas kedua anaknya, Ramania Putri Broto Asmoro (3 tahun) dan Satriyo Daniswara Broto Asmoro (10 bulan) dengan memberi pendampingan maksimal untuk sang buat hati.

Di tengah kesibukannya sebagai dokter sekaligus presenter acara kesehatan, perempuan 33 tahun tersebut tak lupa akan perannya sebagai seorang ibu. Ketika memiliki waktu luang, sebisa mungkin kesempatan itu ia gunakan untuk dua anak dari hasil pernikahannya dengan Tedjodiningrat Broto Asmoro.

Seperti yang terlihat saat Fimela.com berkesempatan mengunjungi kediamannya di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Reisa Broto Asmoro tampak tengah asik menghabiskan waktu bersama dua anaknya tersebut.

Diakui Puteri Indonesia 2010 ini, kesibukannya sehari-hari memang cukup menyita waktu. Saat memiliki jadwal libur pun ia langsung mengurangi aktivitas di luar rumah, untuk quality time bersama dua buah hatinya.

"Biasanya kalau saya kerja, daily tuh saya usahain dia (Ramania Putri) sekolah saya masih di rumah. Nanti dia pulang sekolah saya usahain udah bisa balik. Kalau pun belum, bisa sebelum dia tidur masih sempat ketemu saya dulu," ucap Reisa Broto Asmoro saat berbincang santai dengan Fimela.com.

Selain usaha di atas, cara lain pun dilakukan Dokter Reisa agar dirinya memiliki banyak waktu bersama anak-anak. Salah satu caranya adalah memanfaatkan momen libur Natal dan tahun baru, yang ia gunakan untuk berlibur bersama suami dan dua anaknya ke Bali. 

"Jadi intens banget kan kita berdua (Reisa dengan suami) dari pagi sampai malam, sampai pagi lagi bareng mereka (anak-anak). Quality time banget emang," akunya.

Selain berbincang tentang berbagi waktu bersama keluarga, wawancara eksklusif Fimela.com bersama Reisa Broto Asmoro juga membahas banyak tentang ilmu-ilmu parenting. Tak sekadar dari kacamata Reisa Broto Asmoro sebagai seorang Dokter, tapi juga bagaimana ia menerapkan hal tersebut pada keluarga kecilnya.

Terapkan Ilmu Kedokteran dalam Keluarga

Sebagai Dokter, Reisa Broto Asmoro tentu tahu betul bagaimana menjalani pola hidup sehat. Hal itu pun ia terapkan pada Ania dan Yoda, sapaan akrab kedua anaknya. Bagi perempuan kelahiran Malang, Jawa Timur itu, bisa melihat anak-anaknya bisa tumbuh sehat dan bahagia adalah pencapaian terbesarnya sebagai orang tua.

"(Pencapaian terbesar sebagai seorang ibu) adalah ketika melihat kedua anak saya dalam kondisi sehat dan bahagia, menurut saya itu udah cukup. Yang penting mereka happy dan sehat, saya udah senang," tegasnya.

Maka dari itu, sejak dini, ia sudah membiasakan pada anak-anaknya untuk menerapkan pola hidup sehat. Belum sampai pada hal-hal yang berat, namun itu sudah dimulai dari menularkan kebiasaan baik dalam keseharian.

"Kalau soal kesehatan, dari kecil udah dibiasain (menerapkan) hal-hal simpel yang bisa diajarin, kayak cuci tangan sebelum makan, setelah main, atau dari kamar mandi udah diajarin. Terus ajak olahraga, banyak minum air. Biasanya anak kan suka males (minum air putih), nah sekarang anaknya sendiri yang minta, jadi udah punya kesadaran dia harus minum banyak, sikat gigi juga," terang Dokter Reisa.

Tak hanya dari pola hidup, asupan makanan untuk anak-anaknya pun dikondisikan sedemikian rupa oleh Reisa. "Harus makan buah tiap hari, sayur, dan mereka senang karena yang mereka tau harusnya begitu, jadi yaudah mereka ikutin, nggak ada pilihan untuk nggak," tambahnya.

Selain membiasakan anak-anaknya, Dokter Reisa pun memiliki trik tersendiri untuk membuat anaknya rajin mengonsumsi vitamin. Anak kecil yang biasanya malas mengonsumsi suplemen, bisa dibuat tertarik dengan menggunakan pengistilahan yang unik.

"Terus minum vitamin tuh suka, mereka dari kecil udah minta biar sehat. Dia (anak pertama) kayak, 'hari ini Ania belum minum'. Kan dikasih nama karena vitaminnya banyak nih tiap hari. Jadi kayak, 'aku belum minum yang sister, belum minum yang brother'. Jadi (vitaminnya) dikasih nama yang kayak sister, brother, grandmother, gitu-gitu. Jadi mereka punya kesadaran tersendiri sih," paparnya.

Tak hanya dari sisi kesehatan secara fisik, Dokter Reisa juga nyatanya turut memperhatikan kesehatan psikis anak-anaknya. Dan, guna membuat anak-anaknya selalu merasa bahagia, Reisa memilih untuk jadi orang tua yang toleran terhadap setiap keinginan sang buah hati.

Ia lantas mengambil contoh pada hobi bernyanyi putri pertamanya. Sebagai orang tua, ia memilih untuk mengarahkan minat dan bakat ketimbang memaksakan kehendak pribadi terhadap anaknya itu.

"Saya santai, nggak pernah mau push anak untuk jadi selain dirinya sendiri. Jadi dibebasin aja biar tetap happy anaknya. Terserah mereka mau jadi apa, nggak harus jadi dokter, nggak. Kalo mereka suka ya saya support, kita harus tetep berikan yang terbaik," ujarnya.

Tips untuk Para Orang Tua Masa Kini

Reisa Broto Asmoro mengaku memang bercita-cita menjadi dokter sejak kecil. Keterlibatannya di dunia entertainmet sebagai presenter pun tak melepaskan predikatnya sebagai ahli medis. Reisa sendiri mengungkap bahwa dirinya ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang disetiap profesi yang dijalaninya.

"Kalau presenter kan tetap nggak mau keluar dari dunia kesehatan kan, jadi presenternya pun tetap yang berkaitan (acara kesehatan). Itu jadi kayak kenikmatan tersendiri juga bisa sharing ilmu, ngasih ilmu ke orang banyak, berbagi itu seneng," ujar Reisa Broto Asmoro.

Berkaca dari pengalaman serta pendidikan akademis yang dimiliki, Reisa pun berbagi tips pada orang tua zaman sekarang tentang beberapa hal yang kerap menjadi keresahan. Mulai dari kesibukan orang tua, masalah penggunaan gadget, peran sosial media pada anak, sampai pentingnya edukasi seks sejak usia dini.

Menurut Reisa, bagi orang tua yang terpaksa harus bekerja dan meninggalkan buah hati di rumah, sepatutnya untuk memberikan pemahaman sejak dini pada sang anak tentang aktifitasnya di luar rumah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh Reisa, di mana anak-anaknya tak berkeluh kesah tentang kesibukannya dan sang suami.

"Sebenernya harus dari kecil ya, dari awal tuh udah dikasih pemahaman kalo si orang tua, seperti saya dan ayahnya tuh memang harus kerja di luar untuk cari uang, buat bayarin anak-anak juga. Jadi dari bayi udah diomongin terus. Jadi tau waktunya kerja ya kerja, waktunya main ya main," terangnya.

Disamping itu, fenomena penggunaan gadget dan sosial media pada anak nyatanya juga menjadi perhatian tersendiri bagi Reisa. Menurutnya, setiap orang tua harus lebih bijak untuk memberikan gadget serta membebaskan anak-anaknya menggunakan sosial media.

Terkait hal tersebut Reisa menyebut bahwa setiap anak punya usia psikis yang ideal untuk mulai diperkenalkan terhadap gadget dan sosial media agar tak terdampak paparan negatif kemajuan teknologi itu.

"Kalau untuk gadget sendiri di atas dua tahun itu udah boleh pengenalan dengan pengawasan. Nanti sampai usia di atas 12 tahun, baru bisa ke era sosial media tapi tetep dengan pengawasan pastinya. Kalau menurut saya sih sampai dia bisa bertanggung jawab dan tau konsekuensinya kalau sosmed itu berbahaya, baru boleh sih," tuturnya.

Terakhir namun tak kalah penting bagi Reisa Broto Asmoro, sebagai dokter dan orang tua adalah pentingnya edukasi seks terhadap anak sejak usia dini. Baginya, hal tersebut sangat penting untuk dibicarakan sejak anak masih kecil. Terkait stigma tabu yang menyelimutinya, Reisa pun memiliki alasan tersendiri.

"Menurut saya penting banget (edukasi seks sejak dini). Justru harus dikenalkan lebih dini karena anak-anak itu kan tahu dari ilmu yang kita kasih ke dia. Jadi ketika dia terjun di masyarakat dia udah tahu, udah punya basic-nya apa yang boleh, apa yang nggak boleh, apa yang bener apa yang tidak mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seks. Jadi makin dini dia tau itu makin bener menurut saya," jelasnya.

"Dan kita nggak perlu nutup-nutupin, jadi kayak kita nyebutin alat kelamin tuh nggak boleh dibikin yang lucu-lucu, sebut aja penis ya penis, vagina ya vagina. Tujuannya supaya dia (anak) tidak menganggap itu sesuatu yang aneh atau jadi bahan lucu-lucuan. Itu tuh sama kayak anggota tubuh yang lain yang harus dilindungin. Jadi kitanya sendiri jangan sungkan, jangan ragu untuk mengajarkan tentang kesehatan organ vital dan juga siapa sih yang boleh menyentuh, siapa sih yang boleh lihat dari kecil, gitu," pungkasnya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading