Sukses

Entertainment

Review Film Alita: Battle Angel Memanusiakan Robot Masa Depan

Fimela.com, Jakarta Penantian panjang untuk kelahiran Superhero baru dari 20th Century Fox, Alita: Battle Angel akhirnya berakhir. Alita: Battle Angel merupakan adaptasi dari serial manga berjudul Battle Angel Alita karya Yukito Kishiro.

Manga ini terbit mulai 1990 dan edisi terakhirnya terbit pada 1995. Jadi, film Aita dirilis hampir 20 tahun sejak manga pertamanya dirilis. Sejak membaca manganya pertama kali, James Cameron langsung berfikir untuk mengadaptasi menjadi film.

Alita: Battle Angel bercerita tentang sebuah kisah petualangan yang epik menuju harapan dan kekuatan. Alita (Rosa Salazar) terbangun di masa depan di sebuah dunia yang tidak dia kenali, tanpa memori tentang siapa dia sebelumnya. Dia kemudian diasuh oleh Ido (Christoph Waltz), seorang dokter penuh kasih yang menyadari bahwa di dalam diri cyborg yang dibuang ini ada hati dan jiwa seorang wanita muda dengan masa lalu yang luar biasa.

 

 

Ketika Alita belajar untuk menjalani kehidupan barunya di jalan-jalan berbahaya di kota Iron City, Ido mencoba untuk melindunginya dari masa lalu misteriusnya sedangkan teman barunya Hugo (Keean Johnson) yang berpengalaman di jalanan. Hugo justru mengajak sebaliknya untuk membantu mendapatkan kembali ingatannya yang hilang.

Ketika pasukan jahat dan berbahaya yang mengendalikan kota mengejar Alita, dia menemukan sebuah serpihan masa lalunya, yakni dia memiliki kemampuan berkelahi yang unik yang menjadikannya incaran semua orang. Jika dia mampu melawan mereka, maka dia akan sanggup menyelamatkan teman-temannya, keluarganya, dan dunia yang dia cintai.

 

 

Review Alita: Battle Angel

Penantian 20 tahun rasanya tak sia-sia setelah menonton film animasi ini. Alita dibuat dengan motion capture, teknologi ini menuntut aktris untuk berlaga dengan sebuah pakaian khusus yang akan disesuaikan dengan kostum asli saat prosis editing. Sang aktris, Rosa Salazar, melakoni sendiri sejumlah aksi dalam film ini.

Saat menonton adegan-adegan perang, keluwesan Rosa dalam adegan laga membuat film ini terasa berbeda dengan superhero robot lain. Apalagi dengan cerita futuristic yang membentuk cerita berabad tahun ke depan, kisah ini sangat menggoda. Robot dan manusia harus berbagi peran. Bahkan bisa dibilang Alita adalah robot yang lebih manusiawi dibanding manusia itu sendiri.

Berbeda dengan kisah superhero yang biasanya digambarkan sempurna, Alita diperkenalkan dengan kelemahan terlebih dahulu. Tidak lengkap, lupa identitas diri, hingga mengenali satu persatu takdirnya membuat penonton mudah memahami karakternya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading