Sukses

Entertainment

Berikan MPASI ke Anak Kedua, Tantri Kotak Belajar dari Nol Lagi

Fimela.com, Jakarta Setiap ibu, selain menjadi pendidik pertama bagi anak-anaknya, juga adalah pembelajar yang baik. Seperti halnya Tantri Kotak yang meskipun sudah punya pengalaman dalam merawat anak pertama, ternyata harus mulai lagi dari nol saat anak kedua.

Bukan karena lupa, namun pada kenyataannya ilmu tentang anak alias parenting terus berkembang. Sebagaimana pemberian makanan pendamping ASI atau akrab disebut MPASI. Tantri pun kini belajar lagi.

"MPASI!⁣ Gue mulai deg-degan, mpasi untuk anak kedua. terakhir ilmu mpasi yang didapet itu ilmu pengenalan alias menu tunggal, terus berubah ke menu 4 bintang," kata Tantri di laman Instagramnya, tantrisyalindri, baru-baru ini.

Protein Hewani

Sekarang ini banyak sekali ilmu yang bermanfaat dan bisa didapatkan dari dunia maya, termasuk juga media sosial. Tantri sendiri mengaku jika dirinya mengikut akun media sosial seorang dokter yang vokal masalah nutrisi anak.

"Selanjutnya sekarang ada menu lengkap di mana lebih dibanyakin prohe (protein hewani) karena bayi ternyata lebih butuh lemak-lemak untuk perkembangan otak. sayur/buah untuk cemilan, karena mereka banyak mengandung serat," ujarnya.

"Masih proses belajar sih dari ignya dr @metahanindita banyak yang baru dan bikin gue beneran belajar dari nol lagi. ⁣Setelah baca highlightnya dan buku-buku dok Meta gue langsung evaluasi saat Kara, pantesan bb-nya ga nambah-nambah cenderung stuck sampe 2 tahun karena gue lebih sering kasih sayuran dan pure buah buat makanan utama," paparnya.

Berimbas saat Besar

Kebiasaan yang ditanamkan oleh orangtua kepada anak saat masih kecil akan memiliki imbas saat besar. Hal ini diakui oleh Tantri ketika melihat kebiasaan makan dari anak pertamanya.

"Dan gw ga ngenalin aturan jam makan selama 30 menit, hasilnya sampe sekarang makannya super lama! semoga hasil belajar alias teori yang gw dapet ini bisa jadi modal," imbuh Tantri.

Namun, pada kenyataannya seorang anak bukan obyek sebuah teori ilmu. "Balik lagi ga bisa kaku sama teori, setiap anak beda-beda jadi ilmu tetap jadi acuan, tapi harus disesuaikan," ucapnya.

Saksikan Video Menarik Berikut

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading