Sukses

Pengertian

Disleksia adalah suatu gangguan di mana seseorang mengalami kesulitan membaca, menulis, dan mengeja. Disleksia umumnya terjadi pada anak-anak, dan dapat menyerang anak dengan kemampuan intelegensi lebih dari rata-rata.

Sampai saat ini, penyebab disleksia masih belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga bahwa faktor keturunan berperan besar dalam terjadinya gangguan ini.

Ketidakmampuan membaca dan menulis adalah komplikasi yang akan terjadi pada penderita disleksia, jika tidak ditangani secepatnya. Kondisi ini akan menyebabkan prestasi menurun dan terganggunya interaksi sosial.

Disleksia

Gejala

Pada usia prasekolah, penderita disleksia akan memiliki kesulitan sebagai berikut:

  • Cepat dapat berjalan, tetapi tidak merangkak (ngesot).
  • Sering terbalik dalam mengenakan sepatu.
  • Lebih senang mendengar cerita dibandingkan melihat tulisan.
  • Sering seperti tidak memperhatikan.
  • Sering tersandung, jatuh, dan menabrak sesuatu saat berjalan.
  • Sulit melempar dan menangkap bola, melompat, dan bertepuk tangan mengikuti irama.

Untuk usia sekolah, dalam kemampuan berbahasa dan menulis akan mengalami kesulitan, seperti:

  • Mengalami kesulitan membaca dan mengeja.
  • Sulit menghafal alfabet.
  • Huruf terbalik-balik, misalnya “b” dan “d,” “tadi” dan “tapi”.
  • Menggunakan jari untuk menghitung.
  • Konsentrasi buruk.
  • Tidak mengerti apa yang dibaca.
  • Menulis lama sekali.

Kesulitan lain yang dialami saat usia sekolah adalah:

  • Sulit mengenakan tali sepatu.
  • Sulit membedakan kanan-kiri, urutan nama hari, atau nama bulan.
  • Kehilangan rasa percaya diri.

Penyebab

Meski penyebab pasti disleksia belum diketahui, para ahli menduga bahwa gangguan ini disebabkan oleh: adanya kelainan pada kerangka atau anatomi saraf, faktor keturunan, serta pengaruh interaksi lingkungan.

Jika penyebabnya karena kelainan pada fungsi intelektual, tidak diajarkan membaca, tidak mendapatkan kesempatan belajar, atau memiliki penyakit fisik, maka tidak termasuk ke dalam disleksia.

Diagnosis

Diagnosis disleksia ditegakkan berdasarkan adanya perbedaan kemampuan intelegensi (yang menggambarkan kemampuan anak untuk belajar) dengan hasil yang diperoleh (yang menggambarkan prestasi anak sebenarnya). Tentunya, kemampuan intelegensi anak harus diuji untuk menyingkirkan kemungkinan terjadinya kelainan fungsi intelektual.

Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan terhadap hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kesulitan belajar. Misalnya kemungkinan adanya gangguan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), gangguan pada perkembangan otak, gangguan mata dan telinga, atau gangguan lain.

Pengobatan

Penanganan untuk disleksia adalah melalui pendekatan khusus, tidak dengan obat-obatan. Tahap pertama adalah menentukan diagnosis dengan benar, kemudian melakukan berbagai pemeriksaan psikologis dan fisik. Disusul oleh evaluasi lengkap mengenai kelemahan dan kelebihan anak, tentunya dengan bantuan guru di sekolah.

Setelah itu, dilakukan pertemuan antara orangtua, guru, dan profesional untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam memperbaiki cara belajar anak. Orangtua juga akan diberikan petunjuk bagaimana membantu anak di rumah.

Harus diingat bahwa penderita disleksia sering menunjukkan kemampuan yang luar biasa, misalnya sangat inovatif, memecahkan masalah dengan sangat baik, dan kreatif. Bahkan, banyak penderita disleksia yang menjadi orang sukses.