Sukses

Eko Yuli Irawan adalah seorang atlet angkat besi asal Indonesia

Informasi Pribadi

  • ProfesiAtlet Angkat Besi (Weightlifting)
  • Nama LengkapEko Yuli Irawan
  • Tempat LahirLampung, Indonesia
  • Tanggal Lahir24 Juli 1989
  • KebangsaanIndonesia
  • Kelas62 kg

Eko Yuli Irawan merupakan lifter andalan Indonesia di cabang olahraga (cabor) angkat besi. Berbagai prestasi telah ditorehkan Eko di berbagai ajang kompetisi, baik skala nasional maupun internasional.

Pria kelahiran Kota Metro, Lampung, 32 tahun silam ini sejatinya tidak menyangka bisa menjadi atlet angkat besi. Maklum, Eko kecil tumbuh di keluarga sederhana yang membuatnya tidak bisa melakukan banyak hal akibat keterbatasan biaya.

Namun, ketika menginjak usia 12 tahun, Eko tertarik dengan kegiatan angkat besi yang dilakukan anak sebayanya. Karena penasaran, akhirnya Eko mulai mencoba ikut berlatih di sasana bernama Yon Haryono yang kebetulan letaknya tidak jauh dari rumahnya.

Berbekal restu dari orang tua, Eko mencoba menseriusi olahraga ini dan berharap bisa mengubah nasib dari angkat besi. Ia juga rajin berlatih dan mengembangkan kemampuannya di sana. Akhirnya, seiring berjalannya waktu, kemampuan Eko mulai dipantau para pelatih skala nasional dan dirinya mulai mengikuti Pelatnas junior angkat besi.

Dilansir dari situs resmi IWF, Eko tercatat meraih medali pertamanya di Kejuaraan Dunia Junior 2006. Waktu itu ia meraih medali perunggu di kelas 56 kg, Eko mencatat total angkatan hingga 269 kg dengan snatch 120 kg serta clean and jerk 149 kg.

Prestasi gemilang Eko tak berhenti sampai disitu, di tahun berikutnya pada ajang yang sama Eko kembali meraih medali. Kali ini dirinya berhasil menyabet medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2007 di kelas 56 kg. Eko melampaui rekor yang dibuat sebelumnya dengan total angkatan sebesar 273 kg dengan snatch 120 kg serta cleand and jerk 153 kg.

Pada tahun yang sama, Eko mengikuti Kejuaraan Dunia Weightlifitng yang digelar di Chang Mai, Thailand. Meski saat itu Eko baru berusia 18 tahun, tetapi ia mampu bersaing dengan lifter senior lainnya. Ia bahkan menyabet medali perunggu dengan total angkatan 278 kg dengan snatch 124 kg serta clean and jerk 154 kg.

Lifter Kebanggaan Indonesia

Lahir pada 24 Juli 1989, Eko tumbuh dari seorang ayah bernama Saman yang berprofesi sebagai tukang becak dan memiliki ibu bernama Martiah yang berprofesi sebagai tukang sayur. Meski serba kekurangan, Eko berhasil menemukan bakatnya di cabor angkat besi.

Bahkan, pasca meraih sederet penghargaan di ajang junior maupun senior angkat besi, Eko juga berhasil lolos kualifikasi Olimpiade Beijing 2008 di kelas 56 kg. Ia juga mampu mempersembahkan medali perunggu dengan total angkatan 288 kg dengan snatch 130 kg serta clean and jerk 158 kg.

Usai menyumbang medali bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade Beijing 2008, Eko mulai naik kelas ke 62 kg. Walaupun begitu, Eko sendiri tampaknya tak mendapat tantangan berarti meski harus naik kelas, ia bahkan tetap menjaga tradisi juaranya dari tahun ke tahun.

Mulai dari medali emas SEA Games Jakarta-Palembang 2011, medali perak di Olimpiade London 2012, medali perunggu Asian Games Incheon 2014, medali perak Olimpiade Rio 2016, medali emas Asian Games Jakarta Palembang 2018, hingga SEA Games Filipina 2019.

Kembali Sumbang Medali di Olimpiade Tokyo 2020

Eko kembali mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional terbesar Olimpiade Tokyo 2020. Eko turun di kelas 61 kg dan bertarung dengan musuh bebuyutannya asal Tiongkok, Li Fabin. Dalam kesempatan ini, Eko sejatinya tampil lepas, di usianya yang sudah mulai menua, Eko memiliki niat untuk bermain habis-habisan. Sebab, di Olimpiade Paris 2024, Eko belum tentu masih memiliki tenaga yang mumpuni untuk memberikan yang terbaik bagi Bangsa.

“Bagi saya yang terpenting saat ini adalah fokus persiapan Olimpiade. Saya sudah diakomodir oleh Komite Olimpiade Indonesia, saya juga tidak mau mengecewakan mereka dan Merah Putih,” ujar Eko sebelum berangkat ke Tokyo.

Namun, saat hari pertandingan berlangsung, tampaknya performa Eko tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Di final angkat besi kelas 61 kg, Eko hanya berhasil melakukan satu kali snatch seberat 137 kg dan gagal di dua percobaan selanjutnya pada beban 141 kg.

Sementara, pada clean and jerk pun terjadi hal serupa. Eko hanya berhasil mengangkat beban seberat 165 kg dan gagal di dua kesempatan selanjutnya ketika mencoba mengangkat beban seberat 177 kg.

Atas hasil ini, Eko hanya berhasil mengumpulkan total angkatan hingga 302 kg dan membawanya finis di peringkat kedua sekaligus mendapatkan medali perak keduanya di ajang olimpiade. Eko kalah 11 kg dari Li Fabin yang berhasil mengangkat total beban hingga 313 kg.

Meski gagal meraih medali emas, tetapi Eko telah memberikan kemampuan terbaiknya. Ia juga berhasil mengharumpak nama Indonesia di empat edisi olimpiade dan membuatnya menjelma sebagai salah satu lifter legenda yang pernah dimiliki Tanah Air.

Prestasi

• Medali Perak Kejuaraan Dunia Junior Weightlifting 2006
• Medali Emas Kejuaraan Dunia Junior Weightlifting 2007
• Medali Perunggu Kejuaraan Dunia Weightlifting 2007
• Medali Perak Kejuaraan Asia Weightlifting 2008
• Medali Perunggu Olimpiade Beijing 2008
• Medali Emas PON 2008
• Medali Emas Kejuaraan Dunia Junior Weightlifting 2009
• Medali Emas SEA Games Laos 2009
• Medali Perunggu Asian Games Guangzhou 2010
• Medali Perak China IWF Grand Prix 2011
• Medali Emas Summer Universiade 2011
• Medali Perunggu Kejuaraan Dunia IWF 2011
• Medali Emas SEA Games Jakarta-Palembang 2011
• Medali Perunggu Olimpiade London 2012
• Medali Perunggu Asian Games Incheon 2014
• Medali Perak Kejuaraan Dunia IWF 2014
• Medali Perak IWF Grand Prix 2015
• Medali Perak Olimpiade Rio 2016
• Medali Emas Islamic Solidarity Games 2017
• Medali Perak SEA Games Kuala Lumpur 2017
• Medali Emas Asian Games Jakarta-Palembang 2018
• Medali Emas Kejuaraan Dunia IWF 2018
• Medali Perak Kejuaraan Dunia IWF 2019
• Medali Emas SEA Games Filipina 2019
• Medali Perak Olimpiade Tokyo 2020