Sukses

Pengertian

Sakit kepala cluster adalah sakit kepala menyiksa pada satu sisi kepala dan sering terasa hingga ke mata. Sakit kepala primer tipe ini termasuk jarang.

Saat serangan sakit kepala cluster datang, rasa sakit biasanya bersifat tetap, intensif, dan tidak berdenyut. Rasa sakit umumnya terasa jauh di dalam kepala atau di sekitar mata dan dapat berpindah ke bagian dahi atau pelipis.

Semua orang dapat mengalami sakit kepala ini, namun biasanya lebih sering dialami oleh pria di usia 30 atau 40 tahun.

Sakit kepala cluster dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Sakit kepala cluster episodik. Terjadi 1–2 kali dalam jangka waktu7 hari higga 1 tahun.
  • Sakit kepala cluster kronis. Untuk jenis ini, sakit kepala terjadi lebih sering dibandingkan dengan jenis sakit kepala cluster episodic.

Penyebab

Penyebab pasti dari sakit kepala cluster masih tidak diketahui. Namun, ada dugaan bahwa sakit kepala cluster disebabkan karena hal yang berhubungan dengan aktivitas pada salah satu bagian otak, yaitu hipotalamus.

Beberapa penyebab lain yang dapat meningkatkan risiko sakit kepala cluster meliputi:

  • Merokok
  • Mengonsumsi alkohol
  • Cuaca panas atau suhu udara yang ekstrem
  • Stres
  • Aroma yang tajam –seperti parfum, cat atau bensin
  • Riwayat keluarga (kemungkinan diturunkan)

Pengertian-Penyebab-Gejala-Pengobatan-Penyakit-Sakit-Kepala-Cluster

Diagnosis

Dokter akan menentukan diagnosis sakit kepala cluster berdasarkan riwayat medis dan gejala yang dikeluhkan oleh penderitanya. Beberapa faktor yang dapat membantu dokter dalam pemeriksaan adalah:

  • Lokasi sakit kepala
  • Gejala yang timbul
  • Frekuensi dan lama sakit kepala

Pemeriksaan penunjang seperti scan otak terkadang diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain. Pada sakit kepala cluster, akan terlihat hasil scan otak yang normal.

Gejala  

Gejala sakit kepala cluster terjadi secara cepat dan tanpa peringatan. Sakit kepala sangat parah dan sering dideskripsikan sebagai nyeri tajam, membakar atau menusuk pada satu sisi kepala. Nyeri juga dirasakan hingga ke area mata, sudut dahi (temple) dan kadang-kadang hingga ke wajah. Biasanya penyebaran nyeri terjadi pada sisi yang sama dengan sakit kepala.

Penderita juga biasanya merasa lelah dan bisa bersikap ekstrem karena serangan sakit kepala dan rasa nyeri yang sangat hebat. Penderita bahkan bisa sampai membenturkan kepala ke dinding.

Nyeri pada umumnya berlangsung selama 15 menit hingga 3 jam. Sakit kepala dapat menyerang penderita hanya 1–8 kali sehari. Nyeri dapat berlangsung beberapa minggu hingga 3 bulan. Selanjutnya akan ada masa remisi (tanpa gejala) untuk beberapa bulan atau tahun sebelum sakit kepala muncul kembali.

Gejala penyerta lainnya yang bisa timbul meliputi:

  • Mata merah dan berair
  • Salah satu kelopak mata bengkak dan turun
  • Salah satu pupil mata mengecil
  • Wajah berkeringat
  • Hidung tersumbat atau meler

Pengobatan

Sakit kepala cluster bukanlah penyakit fatal. Namun, nyeri kepala hebat tersebut dapat memengaruhi kegiatan sehari-hari Anda dan menurunkan kualitas hidup Anda. Obat anti nyeri seperti parasetamol tidak efektif untuk penyakit ini karena bekerja lambat.

Obat yang dapat digunakan untuk sakit kepala cluster adalah:

  • Suntikan sumatriptan
  • Semprotan melalui hidung berisi sumatriptan atau zolmitriptan
  • Terapi oksigen

Ketiga terapi di atas efektif untuk mengurangi sakit kepala cluster dalam 15–30 menit.

Terdapat terapi lain yang juga dapat mengurangi nyeri dan jumlah serangan dari sakit kepala cluster. Contohnya, stimulasi saraf vagus transkutan (TVNS) dan implantasi alat stimulasi.

Pencegahan

Mencegah sakit kepala cluster dapat dilakukan dengan menghindari pencetusnya. Anda bisa menghindar dari alkohol, rokok, dan bau tajam seperti parfum, cat dan bensin. Ada juga obat dari dokter yang dapat mencegah sakit kepala cluster, yaitu verapamil. Namun, penggunaan obat ini harus dengan pengawasan dokter, karena dapat mengakibatkan masalah jantung pada orang tertentu.

Pengobatan lain yang bisa dilakukan bertujuan untuk mencegah meliputi kortikosteroid, litium dan memblok saraf pada bagian otak belakang (oksipital).