Tragedi Trisakti, Wanda Hamidah: Penembakan Terjadi di Depan Mata Saya

Sutikno diperbarui 11 Mei 2016, 09:35 WIB
Hal itu diungkapkan oleh Wanda Hamidah di sela-sela konferensi pers jelang peringatan 18 tahun tragedi Trisakti 1998 di Kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (10/5/2016). (Adrian Putra/Bintang.com)
"Saya di zaman Soeharto merasakan gimana rasanya dibelenggu, tidak bisa vokal dan mengkritisi yang tujuannya membangun. Bahkan pas aktif demonstrasi saya pernah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang)," ungkap Wanda Hamidah. (Adrian Putra/Bintang.com)
Saat masih menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Trisakti ia tergolong aktif diberbagai kegiatan sosial. (Adrian Putra/Bintang.com)
Perempuan kelahiran Jakarta 38 tahun silam ini juga aktif terkait isu-isu nasional. Bahkan ia menjadi bagian dalam demontrasi besar-besaran hingga membuat Soeharto lengser setelah 32 tahu berkuasa. (Adrian Putra/Bintang.com)
"Saya sebagai pelaku sejarah (Tragedi Semanggi), Waktu jam 6 (12 Mei 1998), penembakan terjadi di depan mata saya. Darah berceceran, peluru nempel di kepala," jelas salah satu pemain film 'Cahaya Dari Timur' tersebut. (Adrian Putra/Bintang.com)
Perempuan lulusan Magister (S-2) Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok itu melihat hingga 18 tahun setelah kejadian Trisaksi belum ada titik terang dari pemerintah. (Adrian Putra/Bintang.com)
Wanda Hamidah melihat kasus Trisakti hanya panas menjelang pemilu. Meski ada korban jiwa, tapi tidak ada otaknya yang divonis apapun. (Adrian Putra/Bintang.com)