Isak Tangis dan Hujan Deras Iringi Pemakaman Ayah Ruben Onsu

Sutikno diperbarui 01 Feb 2017, 14:35 WIB
Ruben Onsu dengan mata sembab, kepala tertuduk di depan iring-iringan pembawa peti jenazah berjalan ke arah liang lahat. Sedangkan sang adik, Jordi Onsu lebih tegar. Ia membantu menggotong peti ayahnya. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Baik Ruben dan istri, Sarwendah terlihat dengan mengenakan busana putih. Dari pantauan di pemakanan, Ruben beberapa kali mengusap air matanya dengan tisu. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Setelah proses kebaktian selesai, jenazah yang ada dalam peti warna putih itu dimasukkan ke dalam liang lahat. Ayah Ruben meninggal dalam usia 74 tahun. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Saat jenazah akan dimasukkan ke dalam liang lahat, presenter itu kembali menangis. Begitu juga setelah selesai diurug rata tanah dan proses tabur bunga. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Puluhan pelayat turut mengantarkan ke peristirahatan trakhir di TPU Pondok Rangon. Hujan tidak menyurutkan para pelayat untuk memberikan penghormatan terakhir kalinya. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Tangis Ruben kembali pecah saat ayahnya telah rata dengan tanah dan bertabur bunga. Sambil terus memegangi tanda salib yang bertuliskan nama, Ruben tak henti-hentinya menangis. (Nurwahyunan/Bintang.com)
Ayah Ruben Onsu, Johanes Abraham Onsu meninggal dunia dalam usia 74 tahun, pada Minggu 29 Januari 2017 malam. Almarhum pergi untuk selamanya dengan meninggalkan empat orang anak dan satu cucu. (Nurwahyunan/Bintang.com)