Ernest Prakasa Ungkap Susahnya Produksi Film Susah Sinyal

Musa Ade diperbarui 18 Des 2017, 06:00 WIB
"Iya dong karena banyak alasan gue pertama kalinya keluar di zona nyaman," ujar Ernest di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Jumat (15/12/2017). (Adrian Putra/Bintang.com)
"Ini pertama kalinya nggak ada hubungan di keluarga Chinese," lanjutnya. (Adrian Putra/Bintang.com)
Dari dua film sebelumnya, Ngenest dan Cek Toko Sebelah, kata Ernest baru kali ini ia mencoba sesuatu hal yang baru untuk diperlihatkan. (Adrian Putra/Bintang.com)
Apalagi dalam hal cerita yang diangkat di film Susah Sinyal ini benar-benar berbeda. (Adrian Putra/Bintang.com)
"Dulu Ngenest, Cek Toko Sebelah kan tentang keluarga Chinese. Yang ini di Susah Sinyal tentang single parent lawyer juga asing risetnya," jelasnya. (Adrian Putra/Bintang.com)
Selain itu, produksi film Susah Sinyal juga mendapat banyak tantangan tidak hanya baginya tapi juga semua kru. Pasalnya, Susah Sinyal juga mengambil lokasi syuting di Sumba, NTT. (Adrian Putra/Bintang.com)
"Ini harus serius banget pengerjaan di Sumba. Produksinya berat 25 hari, kalau Cek Toko Sebelah 18 hari," ujarnya. (Adrian Putra/Bintang.com)
"Kita di Sumba dua minggu, logistik yang berat medan yang terjal proses produksi jauh lebih sulit daripada CTS," tandasnya," tutur Ernest. (Adrian Putra/Bintang.com)