Membawa Kain Tradisional ke Luar Negeri, Mimpi Besar Ari Seputra

Patricia Wulandari diperbarui 16 Jul 2015, 13:00 WIB

Jakarta Tidak perlu diragukan lagi, Ari Seputra telah memiliki nama yang sudah established di dunia fashion Indonesia. Mengawali karir sebagai pengajar di Esmod, sejak awal Ari memang memiliki ketertarikan khusus untuk mengolah kain-kain tradisional. Ia pernah mengolah kain batik, kain tenun, dan kain tradisional lainnya. Tantangannya, kain tradisional negeri kita ini memang memiliki tekstur yang cukup kaku, sehingga sulit untuk dikenakan sebagai pakaian yang nyaman.

Tapi, bukan Ari Seputra namanya kalau ia menyerah di tengah jalan. Upayanya mengolah kain tradisional dilirik oleh Cita Tenun Indonesia, dan ia bersama beberapa para ahli diutus untuk memberdayakan para penenun di Pulau Lombok. Dari situlah Ari dan timnya mengajarkan kepada para penenun bagaimana menciptakan kain tradisional yang nyaman untuk dikenakan dan tidak kaku.

Ari juga membantu mengubah mindset para penenun yang selama ini terbiasa untuk mengaplikasikan banyak warna ke dalam tenunannya. Saat Jakarta Fashion and Food Festival 2015 lalu, ia memperkenalkan koleksi baru yang mengangkat kain tenun Lombok berwarna hitam putih! Berbeda dari biasanya. Hasilnya? Tentu saja sukses besar. Para penenun yang awalnya ragu dengan ide kain tradisional monokromatis dari Ari kini memercayainya 100% untuk koleksi selanjutnya di tahun depan.

Meskipun telah menuai sukses di Indonesia, mimpi besar Ari adalah membawa kain tradisional ke luar negeri. “Ini yang sulit, satu kain tenun saja memerlukan proses pembuatan sampai tiga bulan,” ujarnya. Karena itu, sulit untuk membawa kain tradisional dalam jumlah besar ke luar sana. Tapi Ari tidak patah semangat. Ia akan terus mengupayakannya sampai berhasil.

Fashion Editor: Patricia Wulandari, Fotografer: Jill Hendrawan, Videografer: Satrya Damarjati, Makeup Artist: Erni Lim, Stylists: Jessica Esther, Videografer: Sabrina Sinaga