Jelang Festival Film Indonesia 2011, Berapa Film Sudah Ditonton?

Agus Purwanto diperbarui 24 Okt 2011, 00:59 WIB
Surat Kecil Untuk TuhanFilm drama ini merupakan adaptasi dari sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata seorang gadis pengidap kanker jaringan lunak. Audisi pemeran utama ternyata tidak main-main, mengalahkan lebih dari 5000 peserta lainnya akhirnya terpilihlah Dinda Hauw yang memerankan Keke, sang pemeran utama. Selain itu, aktor kawakan Alex Komang juga ikut serta dalam film ini. Novelnya sendiri sudah dicetak ulang sebanyak tujuh kali dan juga diterbitkan sampai ke Taiwan. Menduduki peringkat ke dua sebagai film dengan penonton terbanyak tahun ini, bisakah jumlah penonton membuat film ini membawa pulang Piala Citra?
The Mirror Never LiesEksotisme laut Indonesia ternyata memang tidak enak hanya dinikmati sendiri. Lewat layar lebar, sutradara Kamila Andini mencoba membaginya ke penonton film nasional dan mencoba menggugah pecinta traveling untuk mengunjungi kepulauan Wakatobi, lokasi syuting film ini. Kisah tentang kehidupan suku Bajo ini diperankan secara apik oleh Atiqah Hasiholan dan sederet pemain anak-anak asli Bajo. The Mirror Never Lies memang tidak bertahan lama diputar di bioskop lokal tetapi film yang juga bekerja sama dengan WWF ini berjaya di Vancouver Film Festival 2011 lalu.
Tanda TanyaNampaknya Hanung Bramantyo tidak memerlukan kontroversi untuk mengajak penonton masuk bioskop dan menikmati film-filmnya. Pasca Ayat-Ayat Cinta, film Hanung makin berani mengangkat isu reliji tanpa berusaha menggurui. Sang Pencerah, film tentang kehidupan KH. Ahmad Dahlan menuai pujian sekaligus cercaan karena membawa nama besar ulama sekaligus pahlawan nasional Indonesia. Film Tanda Tanya juga menerima perlakuan yang sama, dipuji dan dicerca. Bahkan beberapa ormas di Jakarta cukup vokal meminta film tersebut dicekal karena dianggap menyesatkan. Semoga saja penonton dan juri festival film kali ini cukup pintar memecahkan tanda tanya di film ini tanpa ikut tersesat.
Di Bawah Lindungan Ka'BahSalah satu film yang cukup heboh diberitakan karena mengangkat sebuah novel epik karya Buya Hamka dengan judul sama ikut bersaing meraih Piala Citra 2011. Kisah cinta santri dari Sumatera Barat ini diperankan oleh Herjunot Ali, Laudya Cintya Bella, Widyawati, dan Didi Petet. Film dengan latar tahun 1920-an ini secara resmi menapakkan ambisinya di kancah internasional dengan mengikutsertakan sebagai salah satu dari lima kandidat nominasi Best Foreign Film di 84th Academy Awards mendatang. Apakah kemegahan film berbiaya lebih dari 20 Miliar ini bisa bersaing dengan 62 film dari negara lain?
Catatan Harian Si BoyKamu salah satu generasi angkatan 80-90an? Tentu bersorak gembira saat film ini kembali di layar bioskop Indonesia. Meskipun menampilkan plot yang berbeda jauh dari film Catatan Si Boy sebelumnya, penampilan Ario Bayu, Carissa Puteri, Poppy Sovia, dan Abimana tetap menunjukkan histeria penggemar Si Boy di eranya. Selama hampir dua tahun sang sutradara Putrama Tuta menggodok film ini dengan mencoba tetap mempertahankan ikon Si Boy seperti jaket kulit, mobil BMW dan pastinya Onky Alexander. Apakah akhirnya euforia masa lalu sanggup membuat Boy memenangkan Citra?
Si Anak KampoengMungkin tidak banyak dari kamu yang familiar dengan judul film ini tetapi film garapan Damien Dematra ini sukses mencuri hati penonton di festival luar negeri seperti Los Angeles Movie Awards 2011 lalu. Kisah tentang sejarawan Ahmad Syafii-Ma’rif ini disebut-sebut oleh Interculture International Film Festival Prancis sebagai salah satu film Indonesia terbaik yang pernah ada pasca memenangkan sebelas penghargaan internasional. Lewat sebelas penghargaan internasional, apakah Damien Dematra masih perlu pengakuan di negerinya sendiri?