Ternyata Guilty Pleasure Baik untuk Kesehatan

Fimela Editor diperbarui 01 Nov 2011, 09:59 WIB
Pilah-pilih cokelat favorit Cokelat, hampir semua orang dari berbagai kalangan usia senang banget dengan makanan hitam manis ini. Nggak heran sih karena memang cokelat mengandung sebuah bahan zat yang bisa mengaktifkan hormon cinta dalam otak kita sehingga kita akan merasa senang sehabis mengonsumsinya. Bahkan, menurut Monica Bearden, R.D., penulis buku Chocolate -- A Healthy Passion, dark chocolate (cokelat pekat) bisa membantu mengontrol tekanan darah, mengurangi tingkat risiko penyakit stroke, serta melancarkan peredaran darah menuju otak. Tapi, hati-hati! Jangan sekali-kali mengonsumsi cokelat dalam keadaan lapar karena kamu bisa berlebihan mengonsumsinya. Dan pilihlah cokelat pekat alih-alih dairy chocolate.
Blackforest, cheesecake, cake cokelat? Mengapa tidak? Jika berbagai macam cake dan pastry merupakan guilty pleasure yang bisa menenangkanmu, nggak usah ragu untuk mengonsumsinya saat kamu membutuhkan makanan-makanan tersebut. Sebuah penelitian yang terdapat dalam International Journal of Obesity menemukan fakta bahwa orang-orang yang membiarkan dirinya sesekali mengonsumsi “makanan terlarang” lebih mampu mengontrol berat badannya dibandingkan orang yang sangat keras menahan diri. Karena biasanya orang yang sangat menahan diri akan kebablasan saat mereka mendapatkan kesempatan mencicipi makanan tersebut. Yang perlu diingat adalah jangan menjadikan cake dan pastry tersebut layaknya makanan utama.
Stress = belanja Tahukah kamu bahwa terapi berbelanja saat sedang stres memiliki efek yang sama dengan efek yang diberikan oleh seks? Menurut sebuah penelitian di Universitas Westminster, London menemukan bahwa belanja bisa membuat otak kita kembali aktif saat sedang drop di level terendah karena kegiatan belanja memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan dunia luar dan juga memanjakan diri dengan berbagai barang yang kita suka. Menurut  April Lane Benson, Ph.D., penulis buku To Buy or Not to Buy: Why We Overshop and How to Stop membeli barang-barang yang kita suka adalah salah satu cara untuk menghargai diri sendiri. Tapi, bukan berarti kamu bisa belanja setiap saat kalau nggak mau tabunganmu terkuras.
SPA treatment Nggak bisa dipungkiri bahwa pekerjaan kantor setiap hari bisa meningkatkan kadar stres. Kondisi jalanan yang macet, deadline menumpuk, dikejar target, dan meeting sana-sini pastinya bisa bikin kepalamu migren karena terlalu banyak ketegangan yang timbul. Selain belanja dan mengonsumsi makana favorit, perawatan di SPA juga salah satu guilty pleasure yang sering dipilih para perempuan. Dengan perawatan di SPA, kita bisa menstabilkan kembali kondisi kesehatan mental yang pastinya "terganggu" akibat stres yang ditimbulkan pekerjaan. FYI, kesehatan dan stamina mental yang prima merupakan kunci utama untuk mengembalikan stamina tubuh yang fit.
Jejaring sosial Facebook, twitter, YouTube, atau mungkin sekedar YM, kayaknya perlu banget untuk menyegarkan kembali pikiranmu yang kusut karena pekerjaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa teman-teman yang ada dalam jejaring sosialmu bisa menyegarkan kembali kerja otakmu karena adanya komunikasi yang terjalin. Nggak cuma itu, jejaring sosial juga melebarkan sayap untuk mendapat network baru untuk pekerjaanmu. Tapi, jangan sekali-kali kamu main-main di jejaring sosial kalau pekerjaanmu belum selesai.
Flirting dengan lawan jenis Punya pacar bukan berarti kamu nggak bisa flirting dengan laki-laki lain. Flirting dengan orang yang bukan pasanganmu bisa meningkatkan kembali energi positifmu dan malah mempererat hubungan dengan pasanganmu yang mungkin sempat drop akibat stres karena pekerjaan. Tapi, sebelum kamu "main gila" dengan laki-laki lain, sebaiknya kamu komunikasikan dulu dengan pasanganmu. Jangan sampai hubunganmu dengan pasangan jadi rusak gara-gara aksi gila kamu.