Jarang Bertengkar, Bukan Berarti Hubungan Aman

Fimela Editor diperbarui 27 Jan 2012, 11:29 WIB

 

 

 

 

 

 

 

Seperti saran dari psikolog dan salah satu mentor di TalkInc, Alex Sriewijono, pertengkaran justru akan mempermanis hubungan. “Jangan harap hubungan akan selalu manis. Justru setelah mengalami kepahitan, rasa manis itu akan lebih terasa,” ujar laki-laki ramah ini. Secara psikologis, hubungan antarmanusia memang membutuhkan fase bertengkar untuk menemukan kembali esensi hubungan dan kembali mesra.Tapi, jangan asal bertengkar bila kamu dan pasangan menemukan ketidakcocokan atau gesekan pendapat. Agar pertengkaran berbuah manis, ada aturannya sehingga bukan kata “selesai” yang tercetus, tapi “sepakat”.
Bertanggung jawabBerbuat salah adalah salah satu sumber pertengkaran. Bila dari kalian melakukan kesalahan, seperti terlambat menjemput atau berbohong, akui kalau itu memang salah. Pikirkan dengan baik sebelum kamu bicara atau bertindak agar jangan malah membuat runyam suasana yang sedang panas. Kuncinya, bila kamu memang mau mengakui kesalahanmu, jangan menggunakan jurus serang balik, yaitu mengaitkan kesalahanmu dengan menyalahkan pasangan juga. Yang ada, pertengkaran kalian malah akan bertambah panjang saja.
JujurSetelah bertanggung jawab dengan kesalahan yang diperbuat, perbaiki suasana yang tegang dengan perkataan jujur yang menyenangkan. Lebih baik kamu berkata “Maafkan saya, saya sedih membohongimu”, daripada mengatakan, “Coba kalau kamu lebih terbuka, aku nggak usah berbohong”.  Mungkin perkataan seperti itu bisa diterima oleh beberapa orang, tapi toh kamu sendiri yang mengenali bagaimana karakter pasanganmu. Jadi, kalau sudah tahu perkataan seperti itu justru bisa menyulut pertengkaran lagi, jangan diucapkan.
Pasanganmu bukan cenayangPertengkaran yang masih sering terjadi pada pernikahan saya dan kebanyakan orang adalah berharap bahwa pasangan tahu apa yang kita pikir atau inginkan. Bila yang kita harapkan nggak diberikan atau dilakukan oleh pasangan, biasanya menjadi sumber pertengkaran. Kalau misalnya malam ini kamu turn on dan ingin “dimanjakan” oleh pasangan, make the first move atau langsung utarakan keinginanmu kepada pasangan. Itu akan lebih baik ketimbang kamu mengira-ngira sendiri kenapa pasangan nggak bergerak sama sekali untuk menyenangkanmu.
Jangan ubah nama panggilanSetiap pasangan biasanya punya nama panggilan tertentu yang menjadi tanda kedekatan suatu hubungan. Namun, panggilan “sayang”, “papa”, atau apapun itu, bisa berubah saat tingkat emosi sedang tinggi. Saking geramnya dengan pasangan, terkadang terlepas juga memanggil pasangan dengan namanya, yang membuat lawan bicara semakin terpancing dan menyulut pertengkaran semakin alot.
Ungkit masalah laluYang sudah terjadi, biarlah berlalu. Semakin lamanya hubungan, pasti semakin beragam masalah yang pernah dihadapi . Tapi, ketika itu sudah selesai dibahas, dipikirkan, dan ditemukan keputusannya, jangan lagi mengungkitnya ketika kalian sedang bertengkar. Selain karena tindakan itu sangat childish, juga membuat masalah yang menjadi pertengkaranmu kali ini semakin ruwet.
Hanya untuk kalian sajaMasih ingat adegan di film “Sex and the City” saat Miranda Hobbes (Cynthia Nixon) baru saja bertengkar dengan suaminya, Steve (David Eigenberg), lalu menumpahkan kekesalannya dengan menjelek-jelekkan arti pernikahan pada Mr. Big (Chris North) yang saat itu akan menikahi Carrie Bradshaw (Sarah Jessica Parker)? Perbuatan yang terlihat sepele itu, malah mengacaukan hubungan orang lain, karena Mr. Big menjadi ragu untuk menikahi Carrie hingga akhirnya membatalkan pernikahan di menit terakhir. Pelajaran dari itu adalah, bila sedang kesal dengan pasangan, jangan pernah menjelek-jelekkannya di depan teman, mertua, bahkan orangtua kita sendiri. Apalagi bila menjelekkan pasangan di depan buah hati, bisa berpengaruh pada kondisi kejiwaaan anak, karena ia mencerna perkataan yang ia dengar dari orang dewasa dengan alam pikiran anak-anaknya.
Kekerasan fisik, no way!Titik kulminasi dari pertengkaran yang kalian lakukan sudah sangat melewati batas bila ada aksi kekerasan, seperti menampar atau memukul. Nggak ada satupun masalah yang bisa diselesaikan dengan kekerasan, karena tindakan itu justru malah melipatgandakan kesalahan. Selain itu, kekerasan juga bisa menjadi kasus kriminal bila subyek yang tersakiti melaporkannya ke pihak berwajib, dan itu bisa dikenai pasal-pasal kekerasan, baik kalian sudah menikah maupun baru hanya sebatas pacaran.
Tarik nafas panjangSadarkah kamu, saat sedang dalam keadaan yang sangat emosional, kamu lupa untuk bernafas, sehingga biasanya bila dua orang yang sedang bertengkar nafasnya akan tersengal-sengal? Maka dari itu, bila kamu merasa kepala sudah sangat panas, jantung berdetak kencang, dan dada sesak karena luapan amarah, cepat hirup dan buang nafas panjang untuk mengembalikan akal sehatmu agar nggak melakukan atau mengatakan hal yang akan kamu sesali di kemudian hari.

Tag Terkait