Selipan Semangat Lokal dalam Komik R.A. Kosasih

Fimela Editor diperbarui 30 Jul 2012, 11:59 WIB
Perjalanannya sebagai komikus andal tak sebentar. Sejak tahun 1939 Kosasih sudah menjadi juru gambar untuk Departemen Pertanian Bogor sekaligus pembuat komik strip di koran harian Pedoman Bandung. Dan sebelum membuat komik wayang, di tahun yang sama, Kosasih sudah menerbitkan komik serial pertama bergenre superhero dengan tokoh utama Sri Asih, yang ia adaptasi dari karakter Wonder Woman, namun berkostum wayang. Dan saat komik China banjir di pasaran, Kosasih tetap mengangkat cerita klasik lokal. Walaupun sempat menggarap komik superhero, kostum, karakter tokoh, juga dialog para tokoh masih terpengaruh dengan wayang, mungkin saking gemarnya Kosasih pada cerita wayang. Kreasi baru Kosasih pun akhirnya terbit tahun 1960, yaitu lewat serial Cempaka, adaptasi dari tokoh Tarzan yang ia buat versi perempuannya, dan tetap khas Indonesia.
Tahun 1950 sampai 1970-an memang jadi masa perkembangan komik Indonesia, dan tak pernah lepas dari peran serta R.A. Kosasih. Cerita Ramayana dan Mahabharata yang ia adaptasikan ke dalam bentuk komik jadi pengantar R.A. Kosasih ke puncak sukses, karena komik itu dengan mudah diterima semua pembaca tanpa sedikitpun menurunkan kualitas ataupun kehilangan maknanya. Kedua karya legendaris ini bahkan ikut mengantarkannya mendapatkan gelar sebagai Bapak Komik Indonesia.
Kosasih memang jadi komikus Indonesia yang pertama kali berhasil menerbitkan komiknya sendiri, dan komik wayang Ramayana dan Mahabharata dianggap sebagai dasar identitas komik Indonesia, walaupun kariernya menurun jelang tahun 1970 karena faktor kesehatan, juga membanjirnya komik impor di pasaran tanah air. Walaupun begitu, Kosasih tetap tak kehilangan dasar dan arah dengan terus mengeluarkan karya khas Indonesia, terutama kisah wayang. Dibalut dalam bentuk komik, cerita wayang jadi lebih mudah dipahami semua kalangan dan secara tak langsung menumbuhkan kecintaan penikmat komik pada budaya lokal yang eksotis. Selamat jalan, R.A. Kosasih, dan selamat bagi karya legendarisnya yang akan terus jadi abadi dalam sejarah perkomikan Indonesia.