Yang Lelaki Suka dan Harapkan dari Perempuan Ketika Bercinta

Fimela Editor diperbarui 08 Mar 2013, 12:00 WIB

 

 

What's On Fimela
Spontanitas, and let’s do some improvisation!  “Spontanitas. Itu yang aku mau dari perempuan. Selama ini mereka cenderung terlalu gengsi untuk meminta lebih dulu atau bereksplorasi di ranjang sebelum dibuat terangsang.” -Bobby, 29 tahun, entrepreneur-
Ungkapkan dengan bahasa tubuh “Kalau masih malu-malu bicara langsung ingin bermesraan, ekspresikan dengan bahasa tubuh, dong. Misalnya, dengan pelukan, cubitan, ekspresi menggoda, atau yang lain. Perempuan kan, jagonya memberi ‘sinyal-sinyal’. Kalau diam saja lalu ngambek seperti yang kerap pasangan saya lakukan, saya sampai kapan pun nggak tahu maksud dia apa. So sorry. Padahal, kalau diajak ‘intim’, nggak mungkin menolak kan, ya.” -Ondes, 27 tahun, fotografer-
Ekspresikan orgasme dengan jujur “Pasanganku dulu sering tak mau mengaku sudah mencapai klimaks. Dia lebih suka berpura-pura berubah tidak mood, padahal baru saja orgasme dan memintaku buru-buru menyelesaikan sesi bercinta. Tak masalah karena dia selalu bertanggung jawab membuatku mencapai klimaks, tapi aneh jadinya karena kami tak saling jujur, apalagi berkesempatan mencapai klimaks berbarengan. Pernah juga dengan pasangan yang kadang berpura-pura orgasme, mungkin supaya tak mengecewakan aku. Namun, balik lagi soal kejujuran, ya. Aku akan lebih menghargai yang apa adanya.” -Alex, 34 tahun, program manager-
Bawa fantasi ke dalam realitas “Aku percaya tiap orang punya fantasi berbeda soal seks, dan juga punya bakat terpendam memuaskan dirinya dan pasangan bercintanya. Sayang, perempuan kerap termakan gengsi atau nggak percaya diri padahal dengan terbuka, mengomunikasikan keinginan dan fantasinya, aku yakin makin dikit laki-laki yang mencari kepuasan di luar rumah karena di dalam rumah tangganya sendiri semua sudah terpenuhi.” -Galih, 26 tahun, entrepreneur-
Ucapkan namanya di tengah momen mesra “Kalau aku maunya istriku memanggil nama ketika mencapai klimaks. Itu seksi banget dan bikin aku makin cinta karena tahu yang ada di pikiran dan hatinya cuma aku, bukan orang lain.” -Rama, 32 tahun, manager-
Simpan bakat multitasking saat di ranjang “Aku selalu minta pasangan melupakan semua hal saat di ranjang, tapi itu ternyata sulit atau bahkan memang mustahil. Seringkali sebelum dan sesudah berhubungan intim dia selalu membahas a sampai z, dan kelihatan tidak fokus menikmati tiap sesi saking banyaknya masalah yang dipikirkan.” -Joseph, 28 tahun, marketing staff-
Benar kata keenam laki-laki ini. Spontanitas yang disarankan Bobby dalam sesi bercinta dibutuhkan untuk menghindari kebosanan. Sementara kata Ondes soal bahasa tubuh memang sangat bisa diandalkan kita, para perempuan, untuk “merayu” pasangan kalau masih agak gengsi untuk langsung bicara. Ini juga bisa sebagai pembuktian perempuan tak cuma pasrah melayani pasangan, tapi juga punya andil di ranjang dan menikmati tiap momen kebersamaan itu. Nah, apa kata Alex pun sudah menjadi bahasan sejak dulu. Perempuan memalsukan orgasme karena bermacam alasan, tapi kita tak bisa terus-menerus melakukannya kalau menginginkan hubungan yang sehat dan jujur. Good sex means good communication. So, komunikasikan apa-apa saja yang membuat kita tak mencapai klimaks dan temukan solusinya, bukan malah menutupi dengan kebohongan.
Lagipula, soal orgasme sebenarnya laki-laki bisa merasakan mana yang asli dan palsu. “Kontraksi tidak bisa dibuat-buat, geraknya spontan dan sangat bisa dirasakan,” jelas androlog dan seksolog sekaligus Ketua Asosiasi Seksologi Indonesia, dr. Wimpie Pangkahila. Fantasi seks tak kalah familiar. Seseorang bisa jadi sangat ahli dan intens berfantasi seksual, tapi lemah ketika sudah benar-benar berada di ranjang. Padahal, dengan pintar kita bisa memanfaatkan fantasi seksual yang dahsyat itu untuk meningkatkan gairah atau libido. Seperti kata androlog Anita Gunawan dari RS Pusat Pertamina, fantasi termasuk variasi seks yang juga dapat meningkatkan keharmonisanmu dengan pasangan. Tak ada yang lebih menyenangkan di ranjang selain bisa membuat pasangan “bertekuk lutut”. Dan mungkin saja kan, beberapa dari keenam pengakuan di atas mewakili apa yang juga diinginkan oleh pasangan kita. But, tetap lebih nikmat mulai membicarakan ini dari hati ke hati. Siapa tahu, seperti Bobby, Ondes, Alex, Galih, Rama, dan Joseph, pasanganmu pun mau buka-bukaan.