I La Galigo Ceritakan Kisah Cinta Saudara Kembar

Rizky Mulyani diperbarui 07 Jul 2019, 21:00 WIB
Pertunjukan musik-teater ini mengisahkan tentang Bumi Tengah yang pertamakali dihuni oleh manusia. Juga mengenai kisah cinta terlarang saudara kembar We Tenriabeng dan Sawerigading yang diramal sudah terjalin sejak berada di dalam kandungan. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Pembentukan Bumi Tengah atas persetujuan Dewa Bumi Atas dan Bumi Bawah yang dikisahkan dalam naskah kuno Bugis ‘Sureq Galigo’ ini menceritakan juga Batara Guru yanag turun ke Bumi Tengah usai mendapat perintah dari ayahnya. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Lalu Dewa Bumi Bawah Guru ri Selleq mengirim putrinya, We Nyiliq Timoq untuk ikut turun bersama Batara Guru. Betara Guru dan We Nyiliq Timoq pun menikah di Bumi Tengah dan melahirkan anak kembar laki-laki dan perempuan, We Tenriabeng dan Sawerigading. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Banyak peramal yang mewanti-wanti adanya rasa saling jatuh cinta di antara anak kembar itu, maka keduanya dibesarkan secara terpisah. Pasalnya, jika terjadi perkawinan sedarah akan meruntuhkan kerajaan. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Meskipun sudah berpisah lama, pada akhirnya anak kembar ini bertemu. Sawerigading bertemu saudara kembarnya, We Tenriabeng, dan kemudian jatuh cinta pada parasnya yang cantik jelita. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Para penonton berhasil terbius oleh jalan cerita dan penampilan para pemain dari pertunjukan musik-teater ini. "Mata dan tangan-tangan para pemain menjadi sebuah penerjemahan yang konkret dari sebuah misteri dan keutuhan," ungkap Robert Wilson, sang sutradara. (Deki Prayoga/Fimela.com)
Kisah I La Galigo ini disampaikan lewat Bissu dalam bahasa Bugis. Robert Wilson menjelaskan, Bissu adalah orang yang menyimpan rahasia tradisi lisan Sureq Galigo yang menjadi perantara antara langit dan bumi. Tak heran jika kata-kata jarang terucap di pertunjukan ini. (Deki Prayoga/Fimela.com)