Dove X Fimelahood, Dian Sastrowardoyo Ajak Perempuan Lawan Stereotype Kuno

Ruben SilitongaSutikno diperbarui 12 Okt 2019, 07:00 WIB
Dave x Fimelahood dihadiri puluhan perempuan dengan berbagai latar belakang, pada Kamis (10/10/2019). Artis cantik Diansastro hadir memberikan input positif pada kaum perempuan era sekarang. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
Dian Sastrowardoyo berbagi kisah untuk mengajak para perempuan melawan stereotype tentang makna cantik yang tertanam di masyarakat. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
Menurutnya, setiap perempuan memiliki aura kecantikan masing-masing sehingga anggapan cantik harus berambut lurus, berbadan langsing, dan sebagainya tak lagi relevan. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
"Aku nggak suka juga konsep yang bilang cantik rambut harus lurus, blow natural, memang kenapa kalau nggak gitu, memang nggak bagus? orang kan banyak bentuk rambut dan warna rambut. Kadang aku sakit hati kalau ada yang nentuin cantik harus gimana," ucap Dian. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
Sebagai publik figur yang menjadi role model banyak orang, pemain film Ada Apa Dengan Cinta itu pun kerap merasa risih dengan orang-orang yang kerap membudayakan tentang stereotype cantik yang sudah tertanam sejak dulu. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
Yang kemudian disesalkan, Dian Sastrowardoyo menilai jika perempuan cantik harus berkiblat ke perempuan-perempuan barat dengan ciri-ciri fisik yang sedemikian rupa adalah hasil dari bentukan budaya saat era penjajahan Belanda. (Daniel Kampua/© Fimela.com)
Dalam Dove X Fimelahood, Dian Sastrowardoyo meminta para perempuan mengubah mindset definisi cantik. Tak melulu soal tampilan fisik, merasa percaya dengan kualitas diri akan kemampuan yang dimiliki penting untuk membuat merasa cantik tanpa harus mengikuti stereotype. (Daniel Kampua/© Fimela.com)