Alasan Bisa Ular Kobra Mematikan dan Cara Penangannya

Anisha Saktian Putri diperbarui 20 Des 2019, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Akhir-akhir ini teror ular kobra sedang marak terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Tentu hal ini sangat meresahkan warga, karena seperti yang kita tau bisa ular sangat berbahaya. 

Sebenarnya, menurut Dr. dr. Tri Maharani, M.Si, Sp.Em, teror ular kobra sudah terjadi setiap tahun. Hanya saja tahun ini masyarakat sudah lebih waspada. Tak hanya berburu ular kobra dan telurnya, sebaik kita mengetahui bagaimana menangani bisa ular. 

Pakar Toksikologi menangani kasus bisa ular bukan  dengan garam, bahan kimia, ijuk, atau wewangian dapat menghalau binatang reptil ini. Luka akibat gigitan ular juga tidak boleh dihidap atau disedot. 

“Bisa ular bukan melewati pembuluh darah melainkan getah bening. Inilah yang menjadikan banyak korban gigitan ular tidak selamat,” ujarnya kepada Fimela.com. 

Bisa ular kobra sendiri mengandung mycrotoxin, cardiotoxin, neurotoxin dan cytotoxin. Cardiotoxin dan neuroto inilah  penyebab kematian akibat venom (bisa) yang paling banyak. Bisa tersebut akan masuk ke dalam tubuh dan menyebar lewat kelenjar getah bening. Lamanya waktu hingga menimbulkan kematian ini tergantung dari banyaknya venom yang masuk ke dalam tubuh. 

Jika banyak cardiotoxin dan neurotoxinnya maka korban dapat meninggal dalam hitungan jam atau bahkan menit saja. Kerusakan sel akibat bisa yang tidak diberikan antibisa dapat mengakibatkan semua jaringan tubuh tidak bekerja dan mati misalnya otot pembuluh darah syaraf dan lainnya. 

2 dari 2 halaman

Penanganan terkena gigitan ular

Hati-Hati, Kebiasaan Menggigit Kuku Bisa Bikin Sakit Perut (Blackday/Shutterstock)

Ketika terkana gigitan ular, dr. Tri mengatakan untuk tetap tenang, kemudian pasanglah bidai yang berguna untuk mengurangi pergerakan. Inilah yang dinamakan imobilisasi dengan tujuan menunda racun menjalar ke seluruh tubuh dan merusak organ-organ tubuh kita.

 "Caranya dengan mengganjal bagian tubuh yang terkena bisa (tangan atau kaki) dengan dua buah kayu atau bambu. Jangan mengikatnya terlalu kencang dengan kain sebab tujuannya bukanlah untuk menghambat aliran darah, tetapi agar bagian tubuh yang terkena tidak banyak bergerak. Setelahnya segera bawa korban ke pelayanan kesehatan terdekat," paparnya.

#Growfearless with Fimela