Tutup Usia, Penyair Sapardi Djoko Damono Kekal Abadi Lewat Karyanya

Ruben SilitongaRizky Mulyani diperbarui 19 Jul 2020, 21:00 WIB
Seperti salah satu kutipan puisinya, “Yang Fana adalah Waktu, Kita Abadi”, terbukti untuk Sapardi. Meskipun kini ia telah meninggal dunia, laki-laki yang satu ini akan kekal abadi lewat karya-karyanya yang telah dilahirkan. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Menjadi salah satu penyair yang dicintai, Sapardi telah melahirkan sederet puisi romantis bertema cinta, hingga kumpulan cerita dalam novel. Ia juga mewarnai dunia film dan music tanah air. (Nurwahyunan/Fimela.com)
Karya Eyang Sapardi yang bertajuk ‘Hujan Bulan Juni’ menjadi salah satu yang melegenda. Berawal dari sebuah puisi, menjadi judul buku kumpulan puisi, kemudian ia lanjutkan ke dalam cerita novel hingga akhirnya diangkat menjadi film layar lebar. (Instagram/damonosapardi)
Film Hujan Bulan Juni, Sapardi pun bermain di dalamnya. Namun untuk pemeran karakter utama bernama Pinkan diperankan Velove Vexia dan Sarwono diperankan Adipati Dolken. Tayang di tahun 2017, film ini disutradarai Hestu Saputra. (Instagram/damonosapardi)
Tak hanya film, karya Sapardi juga mewarnai dunia musik Indonesia. Musisi Jason Ranti, lewat lagunya yang berjudul ‘Lagunya Begini Nadanya Begitu’, terinspirasi dari sosok Sapardi. Ia juga mencantumkan bait puisi ‘Kita abadi, yang fan aitu waktu’. (Instagram/damonosapardi)
Karya pertama dari laki-laki kelahiran 1940 ini berupa kumpulan puisi berjudul Dukamu Abadi. Sejak saat itu, Sapardi tak berhenti berkarya dan berbagi ilmu, mengingat ia pernah mengajar di sejumlah universitas di Indonesia. (Instagram/damonosapardi)
Kini Sapardi Djoko Damono tinggal kenangan. Tentu lewat karya-karyanya yang indah dan selalu dapat dinikmati sepanjang masa. Selamat jalan, Pak Sapardi. (Instagram/damonosapardi)