10 Potret Mitoni Aurel Hermansyah, Berikut Makna dari Tradisi Masyarakat Jawa

Sutikno diperbarui 11 Sep 2023, 19:38 WIB
Tiga ibu Aurel Hermansyah mencampur air kembang untuk siraman. Setelah kedua orang tuanya berpisah, kedua orang tuanya lantas menikah lagi. Tampak Krisdayanti, Ashanty dan juga Lenggogeni Faruk ibunda Atta. [Youtube/The Hermansyah A6]
Mitoni salah satu tradisi upacara adat untuk perempuan hamil saat usia kandungannya tujuh bulan. Hingga kini, salah satu tradisi adat Jawa dari nenek moyang itu masih dilestarikan. Begitu juga dengan kalangan selebriti yang memiliki darah Jawa. [Instagram/aurelie.hermansyah]
Di Jawa, dibeberapa wilayah, acara ini memiliki istilah yang berbeda-beda. Melansir dari situs surakarta.go.id, untuk Jawa Tengah tujuh bulanan ini dikenal sebagai mitoni. Sedangkan di Jawa Timur, disebut dengan tingkeban. dan Jawa Barat nujuh bulan. [Instagram/aurelie.hermansyah]
Dan beberapa daerah lain di pulau Jawa memiliki istilah yang berbeda-beda. Mitoni berasal dari kata pitu yang artinya tujuh. Meskipun begitu, pitu juga dapat diartikan sebagai pitulungan yang artinya adalah pertolongan [Youtube/The Hermansyah A6]
Acara ini merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada ibu yang sedang mengandung. Selain itu juga diberikan kelancaran saat bersalin. Sedangkan untuk calon bayi, diharapkan menjadi pribadi yang baik dan berbakti. [Youtube/The Hermansyah A6]
Acara mitoni ini menjalani beberapa ritual yang dilakukan. Setiap prosesi memiliki filosofi dan makna tersendiri. Tapi ada juga yang menjalani prosesi utamanya saja. Diantaranya ada membuat rujak, siraman, brojolan, pantes-pantes atau ganti kain 7 kali, membelah Gading hingga selamatan. [Youtube/The Hermansyah A6]
Siraman untuk menyucikan lahir batin sang ibu dan calon bayi. Siraman dilakukan oleh tujuh orang. Calon ayah hingga kakek dan neneknya atau orang yang terpilih. Siraman biasanya dilakukan siang hari karena dipercaya waktunya bidadari dari kayangan turun mandi. [Youtube/The Hermansyah A6]
Sedangkan prosesi utama lainnya adalah brojolan. Dari mulai telur hingga cengkir gading. Sang ayah akan meluncurkan telor dan dua cengkir dari balik kain yang dipakaikan sang ibu. Acara ini diikuti pemotongan tali letrek sebagai simbol membuka jalan lahir. Setelah itu ada ritual ganti kain hingga tujuh kali. [Youtube/The Hermansyah A6]
Baru setelah acara mitoni ditutup dengan jualan rujak dan selamatan. Rasa dari rujak itu jaman dulu sebagai pertanda jenis kelamin anaknya. Seperti rasa asin, biasanya identik dengan anak perempuan. Sedangkan manfaat mitoni adalah agar bayi dalam kandungan selamat, diberi kemudahan saat melahirkan, diberkahi dan menjadi anak yang berbakti. [Youtube/AH]