Sukses

Lifestyle

Makna Sanggan dalam Upacara Panggih Pada Pernikahan Adat Jawa

Fimela.com, Jakarta Dalam pernikahan adat Jawa, ada banyak upacara yang sebaiknya dilakukan. Salah satunya adalah upacara panggih. Panggih dalam bahasa Jawa artinya bertemu. Dalam upacara ini, pengantin pria dipertemukan dengan pengantin perempuan. Biasanya, prosesi ini dilakukan di kediaman mempelai perempuan atau acara pernikahan yang digelar oleh pihak keluarga perempuan. 

Di upacara panggih, ada serangkaian prosesi yang perlu dilakukan. Salah satunya prosesi sanggan.

Apa Itu Sanggan?

Sanggan sering juga disebut sebagai seserahan. Prosesi ini dilakukan sebagai simbolisme dari penebusan pengantin perempuan. Dalam prosesi ini diawali dengan penyerahan pisang sanggan dari orang tua mempelai pria ke orang tua mempelai perempuan. Makna sanggan adalah penebusan mempelai perempuan. Yang mana orang tua mempelai perempuan akan menyerahkan putrinya ke mempelai pria. 

Prosesi ini bermakna bahwa orang tua mempelai perempuan menyerahkan putrinya ke mempelai pria yang akan bertanggung jawab penuh padanya. Mempelai pria diharapkan bisa menggantikan orang tua mempelai perempuan, sebagai pelindung dan seseorang yang akan merawat juga memberi mempelai perempuan kasih sayang penuh. 

Untuk pisang yang digunakan dalam prosesi sanggan umumnya adalah pisang raja. Jumlahnya harus setangkep atau sesisir. Pemilihan pisang raja sendiri karena ini mengandung harapan baik untuk kedua pasangan selama menjalani biduk rumah tangga.

Rangkaian Prosesi Panggih Selain Panggan

Setelah proses panggan selesai, masih ada beberapa prosesi yang perlu dilakukan dalam uupcara panggih. Adapun rangkaian panggih setelah panggan tersebut antara lain sebagai berikut: 

  1. Kembar mayang. Kembar mayang adalah rangkaian dedaunan dari daun kelapa muda (janur) bersama daun serta bunga lain. Kembar mayang biasanya dibawa oleh dua perempuan dan pria kembar sambil memandu kedua mempelai menuju pelaminan. 
  2. Balangan gantal (lempar sirih). Ini merupakan proses saling melempar daun sirih yang digulung dan diikat dengan benang. Prosesi ini konon katanya sebagai simbol saling memberikan cinta serta kasih sayang dari kedua mempelai. 
  3. Ranupada atau Wiji dadi. Ini adalah prosesi di mana mempelai perempuan mencuci kaki mempelai pria setelah ia menginjak telur. Dalam prosesi ini sebagai simbol pengabdian dari seorang istri ke suaminya. 
  4. Tampa kaya atau kacar kucur. Dalam prosesi ini, mempelai pria akan mengucurkan kain yang berisi koin, beras, biji-bijian dan bunga sritaman. Mempelai perempuan kemudian menampung kucuran tersebut. Ini bermakna bahwa dalam berumah tangga, suami bertanggung jawab memberi nafkah dan istri bertanggung jawab mengelola nafkah tersebut dengan sebaik mungkin. 
  5. Damar klimah. Dalam prosesi ini mempelai pria mengepal nasi sebanyak 3 kepal. Nasi yang telah dikepal suami kemudian dimakan oleh istri.
  6. Sungkeman. Ini adalah prosesi di mana kedua mempelai melakukan sungkem kepada kedua orang tua mempelai. Sungkeman sebagai izin dan permintaan doa dari orang tua untuk kedua mempelai membina rumah tangga.

Itulah sekilas mengenai sanggan dalam pernikahan adat Jawa khususnya Yogyakarta. Semoga informasi ini bermanfaat.

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading