Fimela.com, Jakarta Starbucks menjadi salah satu pengisi agenda di ajang bergengsi World Coffee Asia 2025 yang digelar di Jakarta beberapa waktu lalu. Pada kesempatan ini, juga menjadi kesempatan perayaan kopi Indonesia yang begitu harum namanya di kancah internasional.
Hal ini yang dilakukan oleh Starbucks, sebagai salah satu perusahaan global dengan ciri khasnya yang menyajikan kopi pilihan premium. berdiri pada tahun 1971, Starbucks telah menjalin kemitraan jangka panjang dengan petani kopi Indonesia, terutama dari daerah-daerah penghasil kopi unggulan seperti Sumatera.
Advertisement
Kehadiran Farmer Support Center (FSC) di Sumatra Utara
Dukungan ini diperkuat dengan kehadiran Farmer Support Center (FSC) di Sumatra Utara yang telah beroperasi selama lebih dari satu dekade, sebagai bentuk nyata investasi berkelanjutan dalam industri kopi nasional. “Kopi Indonesia sangat erat kaitannya dengan warisan kami sejak 1971. Selama beberapa dekade terakhir, kekayaan rasa dan tradisinya telah membentuk hampir 30 campuran kopi Starbucks dan lebih dari 100 Starbucks single-origin dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, dengan fokus pada Sumatra,” kata Chanda Beppu, Presiden Starbucks Asia Pasifik, dikutip dari siaran resminya, Jumat (16/5).
Kesuksesan kopi Indonesia menjadi bagian dari produk Starbucks ini juga diceritakan langsung oleh Sergio Alvarez, Senior Manager, Coffee Strategy Development & Integration. Bahkan Sergio meracik ragam coffee blend dengan menggunakan biji kopi asal Indonesia.
kopi Indonesia pertama yang digunakan Starbucks, Sergio menjawab, Mandailing Sumatera Utara, Selebes Sulawesi, dan Jawa Barat. Sedangkan saat ini timnya tengah mengembangkan kopi Bali dan Flores.
Dalam mengembangkan produk kopi baru biasanya kami mengidentifikasi keunikan rasa khas dari daerah tersebut. Misalnya di Bali, saya pertama kali mencoba buah salak yang rasanya unik. Jadi kami sedang mencoba memproduksi kopi yang bisa menghasilkan rasa salak serta beraroma bunga khas Bali, yakni kamboja," ungkapnya.Setiap hari Sergio dan timnya bisa mencicipi 500 sampai 700 cup per hari. Dia dibantu oleh tim yang berisi 15 sampai 20 certified cupper.
Tantangan industri kopi dunia
Pada sesi Lecture Series, Roberto Alonso Vega Alfaro, Vice President, Global Coffee Agronomy, R&D, and Sustainability di Starbucks, menjadi pembicara di Lecture Series hari kedua. Roberto membahas mengenai tantangan yang banyak dihadapi pelaku industri kopi saat ini.
Roberto mengatakan isu perubahan iklim menjadi salah satu hal yang paling serius. Dampak iklim yang kian terasa telah mengganggu ekosistem lingkungan perkebunan kopi. Banyak petani kesulitan merawat pohon kopi akibat perubahan cuaca yang ekstrem.
“Sejak 2013, kami telah menjadi yang terdepan dalam mengatasi perubahan iklim untuk memastikan masa depan kopi bagi semua orang. Pendekatan kami berfokus pada mitigasi dampaknya terhadap produksi kopi, sekaligus meningkatkan produktivitas, profitabilitas, dan ketahanan iklim bagi para petani,” kata Roberto.
Advertisement
Keseruan sesi cupping
Keseruan mencicipi ragam kopi pilihanSesi cupping menjadi ajang yang paling dinantikan. Pada kesempatan ini, pengunjung bisa mencoba ragam pilihan kpi yang diproduksi oleh Starbucks. Aged Sumatra menjadi highlight karena telah melalui proses fermentasi selama tiga hingga empat tahun. Adapun deretan kopi lainnya yang tentunya memiliki rasa yang unik dan nikmat bagi para penikmat kopi.