Sukses

Parenting

5 Tips Efektif Mengajarkan Ibadah Salat pada Anak sejak Dini

Fimela.com, Jakarta Sebagai umat Muslim, tentu orangtua ingin anak mereka menunaikan ibadah salat lima waktu dengan taat dan ikhlas. Namun, orangtua cukup banyak berjuang untuk mengajar dan mengajak anak-anak mereka untuk menunaikan salat.

Berdasarkan ajaran agama Islam, ketika anak berusia 7 tahun orangtua diperintahkan untuk mengajarkan anaknya untuk salat. Namun, memberikan bekal mengenai salat pada anak sejak dini sangat direkomendasikan, bahkan sejak bayi, untuk menumbuhkan kesadaran pada anak.

Salah seorang penulis bernama Zakeyaa Ali yang menulis buku Teach Your Child Salah membagikan beberapa tips yang memudahkan orangtua dalam mengajarkan anak-anaknya salat. Berikut tips efektif mengajarkan anak salat.

Jadi role model bagi anak

Dimulai dari usia sekitar satu tahun, anak-anak menghabiskan banyak waktunya untuk memperhatikan dan memproses apa yang mereka lihat sebelum mempraktikkannya. Hal ini disebutkan oleh ahli perkembangan dan perilaku anak, Daniel B. Kessler, bahwa anak satu tahun melakukan apa yang mereka lihat.

Berdasarkan penjelasan Kessler, artinya memberikan contoh yang baik ketika mengajarkan salat pada anak adalah salah satu cara paling efektif dalam menanamkan kesadaran mengenai salat pada anak.  Seperti, menunjukkan kebiasaan menghormati azan, berwudu dengan adab yang tepat, dan salat tepat waktu dengan taat.

Teladan yang orangtua berikan pada anak sangat penting karena anak lebih memperhatikan dan menyerap tindakan ayah dan ibunya daripada kata-kata. Meskipun anak-anak mungkin tampak seperti mereka tidak mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya, sebenarnya mereka memperhatikannya, dan akan tersimpan di ingatannya.

Biarkan anak mengikuti ketika orangtua salat

Tidak jarang ketika ayah atau ibu akan salat atau berwudu’, anak pun ikut-ikutan berdiri di samping orangtuanya dan menirukan gerakan yang dilakukan. Ini adalah pertanda baik bahwa sang anak telah memiliki keinginan untuk melakukan salat walau belum mengerti apa itu salat.

Orangtua bisa mengajak anak laki-laki pergi salat berjamaah ke mesjid bersama. atau mulai mempersiapkan alat salat di rumah setelah mendengar azan. Cara ini membantu menyampaikan pesan dengan cara yang paling halus dan efektif.

Selain itu, membuat mereka familiar dengan bacaan salat atau ayat-ayat dengan murotal atau pun bacaan dari orangtua sendiri juga bagus dilakukan. Walau mereka tidak ingat seratus persen, setidaknya mereka mengenali bacaan tersebut dan membantunya dalam belajar di masa depan.

Menyematkan pesan positif salat dalam cerita

Bercerita adalah salah satu cara penyampaian pesan agama yang inovatif dan cocok untuk anak kecil. Orangtua bisa menyematkan pesan-pesan lewat cerita. Dengan daya imajinasi yang mereka miliki, anak-anak bisa memahami pesan melalui cerita dengan baik.

Salah satu cara yang disarankan penulis Zakeeya Ali adalah daripada menjadikan ancaman dosa dan neraka jika tidak melakukan salat, lebih baik tanamkan esensi cinta Allah pada tiap kisah. Bagikan cerita mengenai rahmat Allah yang melimpah dan bagaimana manusia bersyukur atas nikmat tersebut.

Tekankan kata-kata ajakan positif daripada perintah

Tidak ada yang senang ketika diperintah dengan keras, termasuk anak-anak. Mereka mungkin akan dongkol serta tidak nyaman beribadah jika orangtua berkata "Bangun, kamu harus salat, atau kamu akan dihukum!”, hingga salat terasa menjadi tugas dan beban bagi mereka.

Gunakanlah kalimat ajakan yang positif ketika mengajarkan anak salat. Lebih fokus ajarkan anak mengenai pada Kepada siapa kita berdoa? Mengapa kita berdoa kepada Allah? Apa pahala berdoa kepada-Nya? Buat anak memahami bagaimana salat memengaruhi kehidupan kita sebagai manusia dan berkah yang dapat diberikannya kepada kita.

Jangan lupa puji anak ketika berusaha terbaik dalam belajar salat

Anak-anak senang dengan pujian. Ungkapkan kata-kata pujian kepada anak-anak untuk mengapresiasi apa yang mereka lakukan. Seperti mengatakan ‘Ibu bangga sekali’ atau ‘kamu anak yang pintar, sudah bisa berwudu dengan benar’. Jangan segan memberi tahu anak apabila ada gerakan atau bacaan salat yang salah, dan beritahu bagaimana cara melakukannya yang benar.

Menggunakan buku salat (salat tracker) yang lucu juga bisa melihat seberapa berkembang sang anak dalam menjalankan salat. Orangtua juga bisa memberikan reward pada sang anak jika anak berhasil mempertahankan ketaatannya dalam beribadah. 

 

*Penulis: Tasya Fadila.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading